BTH 17

166 4 3
                                    

Bebas memberikan komentar apapun, asalkan positif ya readers. Aku menerima semua pendapat kalian, So... ikuti terus ceritanya

──══─━══─|✠|─══━─══──
Happy Reading
──══─━══─|✠|─══━─══──

Setelah menerima telepon dari Karen pagi itu, Eliana merasa tidak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menerima telepon dari Karen pagi itu, Eliana merasa tidak tenang. Ia sudah bisa menduga bahwa pertemuannya kali ini pasti akan membahas kedekatannya dengan CEO Bradford Group, sesuatu yang tidak ingin ia diskusikan. Ketika pintu terbuka, Eliana disambut oleh Karen, manajernya, yang mengenakan setelan kemeja formal khasnya. Dengan senyuman singkat, Eliana menerima izin untuk duduk di sofa yang sudah tersedia.

“Kau tahu, Eliana, kariermu akhir-akhir ini sedang melejit tinggi,” ujar Karen membuka percakapan.

"Ya, saya tahu. Lalu?"

Karen langsung pada intinya. “Aku tak ingin berbasa-basi. Apakah benar isu tentang kedekatanmu dengan CEO Bradford Group itu benar adanya?” tanyanya dengan nada yang lembut namun tegas. “Kau tahu kan, risiko memiliki hubungan dengan orang tersohor bagaimana? Sebelum bertindak, sebaiknya kau lihat dulu ke depan. Bisa saja publik akan menghujatmu karena kalian dianggap tidak cocok untuk bersanding.”

“Itu hanya isu, Karen. Aku tak memiliki hubungan apa pun dengan CEO Bradford Group,” bantah Eliana tegas.

Karen tersenyum kecil, lalu melanjutkan, “Benarkah? Baguslah jika isu itu tidak benar. Tapi kenapa sekretaris Mr. Bradford mendatangiku dan memintaku untuk tidak memberimu kostum yang terlalu terbuka? Apa alasannya, Eliana?”

Eliana terkejut. Sebenarnya, apa yang sudah dilakukan oleh pria itu di belakangnya? “Aku tidak tahu apa-apa tentang hal itu, Karen,” jawabnya dengan nada bingung.

Karen mendekat dan membelai rambut Eliana sambil tersenyum, “Kau memang selalu menjadi kebanggaanku, Eliana. Jangan sampai kariermu hancur hanya karena masalah percintaan yang bodoh.”

Merasa risih, Eliana sedikit menghindar dan menganggukkan kepalanya tanpa banyak bicara. Setelah pertemuannya dengan Karen, perasaan Eliana semakin tidak enak. Ia bimbang, apakah sebaiknya ia menemui Nicolas untuk meminta penjelasan mengenai tindakan sekretarisnya? Atau justru berterima kasih karena campur tangan Nicolas melindunginya dari pakaian yang tidak ia sukai?

Keluar dari gedung agensi, Eliana merasa lega karena hari ini tidak ada jadwal pemotretan. Ia memutuskan untuk memanjakan diri dan melupakan sejenak masalah-masalah yang mengganggunya.

"Baiklah, aku akan menghubungi Stephanie," gumam Eliana, mengambil ponselnya untuk menelepon teman dekatnya itu.

Eliana segera menghubungi Stephanie, sahabatnya sejak lama. Dalam beberapa nada dering, suara ceria Stephanie terdengar di telepon.

Setelah menyudahi panggilan, Eliana segera menuju mobilnya dan memacu kendaraan ke arah rumah Stephanie. Sepanjang perjalanan, ia mencoba mengalihkan pikirannya dari Nicolas, Karen, dan semua kekacauan yang sedang terjadi. Ia tahu bahwa waktunya bersama Stephanie akan menjadi pelarian yang sempurna, setidaknya untuk sementara.

Behind the Glamour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang