YON 四

10 0 0
                                    

Di pagi hari yang cerah, terjadi sebuah perdebatan cukup intens antara kakak dan adik di sebuah meja makan dikala mereka sedang menikmati sarapan pagi.

Perdebatan itu terjadi bukan tanpa alasan, kemarin sore Denji pulang kembali ke rumahnya setelah dari supermarket dengan kondisi kacamata yang hancur lebur.

Hal itu tentu saja membuat Reze merasa curiga, terlebih lagi Denji membuat alasan yang tidak masuk akal. Denji berkata kalau dia tersandung hingga membuatnya terjatuh karena itu lah kacamatanya hancur.

Hanya orang bodoh yang akan mempercayai alasan tidak masuk akal tersebut.

"Kakak akan ikut ke kampusmu, aku ingin melihat siapa orang yang berani membully adikku!" Reze bersikeras untuk ikut ke kampus Denji.

"Tidak perlu kakak, aku bisa mengatasinya!" Denji pun juga ikut bersikeras menolak keinginan kakaknya untuk ikut ke kampusnya.

"Denji! Jangan pernah membantah kakakmu sendiri!" Reze membentak Denji karena selalu membantah ucapannya.

"Aku tidak mau kakak ikut campur dalam urusanku!!" Denji ikut membentak Reze dan membuat kakak perempuannya itu sedikit tersentak.

Baru kali ini Denji berani membantah dan membentak Reze. Selama ini, Denji selalu mematuhi perintah Reze dan tidak pernah sekalipun membentak kakaknya tersebut.

"Aku wajib ikut campur karena aku adalah kakak kandungmu!" Reze tidak mau kalah, ia masih terus mendesak Denji agar mau menuruti kemauannya.

"Aku sudah dewasa!" Denji bersuara dengan lantang di depan kakaknya sendiri.

"Kau akan selalu menjadi adik kecil di mataku!" Reze menimpali perkataan Denji itu dengan nada yang sedikit merendah.

"Pokoknya aku tidak mau kakak ikut campur dalam urusanku, kalau kakak tetap memaksa aku akan berhenti berkuliah!!" Ancam Denji.

Ancaman dari Denji tersebut berhasil membuat Reze terdiam. Walaupun Denji hanyalah anak yang polos dan tidak tahu apa-apa, namun ia sama sekali tidak pernah main-main dengan ucapannya. Jika ia sudah berbicara maka ia akan melakukannya, oleh sebab itulah Reze akhirnya mengalah karena tidak ingin Denji putus kuliah.

"Aku bisa mengatasinya, aku berjanji" Denji kembali berbicara dengan nada normal setelah melihat kakaknya terdiam.

"Denji aku sangat menyayangimu melebihi apapun" ucap Reze.

"Aku tidak ingin ada orang yang menyakitimu!" Sambungnya.

Denji pun sedikit terharu mendengar ucapannya kakaknya tersebut, kini ia merasa sedikit bersalah karena telah membentaknya tadi.

"Kakak, biarkanlah aku tumbuh dewasa" ujar Denji.

"Hehe tidak-tidak, di mataku kau tidak pernah dewasa walaupun nanti kau akan menjadi seorang ayah sekalipun" Reze tertawa pelan mendengar ucapan dari adiknya tersebut.

Nampaknya, suasana telah hangat kembali. Perdebatan yang sempat memanas tadi seolah-olah di lupakan begitu saja oleh kedua kakak beradik tersebut.

"Aku akan membuktikannya kepadamu, kepada ayah dan ibu, aku pasti akan tumbuh dewasa!!" Seru Denji.

"Iya-iya sekarang berangkatlah nanti kau bisa terlambat" Reze mengiyakan ucapan dari adiknya tersebut.

"Hmm baiklah" Denji bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tasnya.

"Apa kau mau aku antar??" Reze menawarkan Denji untuk di antar ke sekolah.

"Tidak mau, aku lebih suka naik sepedaku sendiri!" Denji menolak tawaran dari kakaknya tersebut.

Chainsaw Man : Your Beauty Never Ever Scared Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang