JUUYON 中四

7 2 0
                                    

Denji merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Gadis bersurai merah yang selalu mengganggu dan menindasnya itu tiba-tiba mengajaknya untuk ikut dengannya setelah pulang kuliah nanti.

Tidak ada angin dan tidak ada hujan, bahkan Denji juga tidak bermimpi aneh tadi malam.

Namun, Denji tidak lah sebodoh itu. Ia tahu betul apa niat Makima mengajaknya untuk ikut dengannya nanti. Dan tentu saja, Denji menolaknya.

"Em? Apa maksudmu?" Denji sengaja bertanya kepada Makima, ia ingin memastikan bahwa ucapan Makima tadi benar-benar serius atau tidak.

"Maksudku apa?! Bukannya ucapan ku tadi sudah jelas? Pulang nanti ikut denganku!" Seperti biasa, Makima selalu menjawab pertanyaan Denji dengan nada yang tinggi.

"B-bukan begitu! T-tapi..."

"Tapi apa?!" Makima kembali membentak Denji hingga membuat pemuda itu ketakutan.

"Umm... Memangnya kau mau mengajakku kemana?" Tanya Denji dengan nada yang cukup pelan.

Makima pun tidak bisa mendengar ucapan Denji itu dengan jelas. Ia lalu melangkah mendekati Denji agar bisa mendengar suaranya.

"Kau bicara apa sih?! Cepat ulangi!" Seru Makima tepat di depan Denji.

"U-uh, kenapa kau mau mengajakku kemana?" Jawab Denji kembali.

Denji menjawab pertanyaan dari Makima itu sembari membuang pandangannya. Ia tidak berani menatap Makima karena gadis itu terus memandangnya dengan pandangan tajam.

"Itu pertanyaan mu?" Tanya Makima balik.

Denji pun menganggukan kepalanya dengan pelan, laki-laki itu masih tidak berani menatap ke arah Makima.

"Tatap wajahku!" Makima merasa jengkel karena Denji yang terus memalingkan wajahnya.

"T-tidak, wajahmu seram seperti hantu" ucap Denji secara tiba-tiba.

Mendengar ucapan itu, Makima lantas menarik paksa kepala Denji agar mau menatapnya. Makima menjambak rambut Denji kembali hingga membuat laki-laki itu menurut kepadanya.

"Aduh-aduh! Makima sakit!" Denji meringis kesakitan ketika Makima menarik kepalanya.

"Hei lihat aku! Kalau kau tidak mau membuka matamu aku akan menjambak rambutmu lebih kuat lagi!" Makima yang merasa geram pun langsung mengancam Denji.

Denji yang merasa takut dengan ancaman itu langsung membuka matanya. Namun, Denji merasa kaget setelah ia membuka matanya karena ia melihat wajah Makima yang sangat dekat dengan wajahnya.

"E-eh?! Makima kau terlalu dekat!" Denji ingin memejamkan matanya kembali namun Makima dengan sigap langsung meremas rambut pirang Denji.

"Aduh!" Denji kembali meringis kesakitan ketika Makima meremas rambutnya.

"Hei Denji, tatap aku!" Makima menurunkan suaranya agar Denji tidak takut kepadanya.

"Umm... A-ada apa?" Denji merasa sangat gugup sekarang, ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk lepas dari Makima saat ini.

"Kau tidak perlu tahu kemana aku akan membawamu, kau hanya perlu menuruti ucapan ku seperti seekor anjing, mengerti?" Ucap Makima dengan nada berbisik.

"Em... Iya" Denji dengan penuh keraguan tetap berusaha menjawab pertanyaan Makima.

"Tenang saja, seharian ini aku tidak akan mengganggumu kalau kau mau menuruti perintahku" Makima kembali berbisik kepada Denji.

Sepertinya, gadis itu tidak ingin posisinya saat ini di ketahui oleh siswa lain. Terlebih lagi jika Power dan Himeno yang mengetahuinya, bisa-bisa Makima di ejek seumur hidup oleh kedua temannya itu.

Chainsaw Man : Your Beauty Never Ever Scared Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang