JUUNANA 十七

6 2 0
                                    

Makima mendengus kesal ketika melihat baterai ponselnya sudah memerah. Terpaksa ia pun harus bangkit dari tempat tidurnya guna mengecas ponselnya.

Seharian ini Makima hanya menggeliat di atas kasurnya sembari bermain ponsel. Dan karena hal tersebut Makima pun langsung merasa pusing kembali ketika ia bangun dari tempat tidurnya.

"Aduh..." Makima meringis sembari memegangi kepalanya.

Setelah rasa pusingnya hilang, baru lah Makima bisa berjalan menuju ke stopkontak tempat ia bisa mengecas ponselnya.

Kini, Makima pun bingung ingin melakukan apa. Ia tidak mood untuk menonton tv, ia juga tidak mungkin untuk rebahan kembali di kasurnya tanpa ponselnya.

Makima mengira kalau ia akan merasa bosan sendirian sampai pada akhirnya ia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Makima awalnya mengira kalau itu adalah kakaknya sampai pada akhirnya wajahnya langsung sumringah ketika melihat dua orang temannya berdiri di ambang pintunya.

"Makima!" Power langsung memeluk erat tubuh Makima sampai-sampai mereka berdua hampir ambruk.

"Hei pelan-pelan aku masih lemas!" Gerutu Makima.

Himeno memilih untuk berjalan melewati kedua temannya yang sedang berpelukan dan lebih memilih berbaring di kasur Makima.

"Hmm, satu hari tanpa dirimu rasanya sepi sekali" gumam Himeno.

"Ya mau bagaimana lagi, aku tidak bisa masuk hari ini" sahut Makima.

Gadis berambut merah itu sangat senang dengan kedatangan dua temannya. Makima tidak perlu merasa kawatir lagi akan merasa bosan karena kini sudah ada Himeno dan Power di kamarnya.

"Bagaimana dengan besok? Apa kau bisa masuk?" Tanya Power.

"Hmm, entahlah, kalau besok aku sudah sehat pasti aku akan masuk" jawab Makima.

"Kau benar-benar tidak beruntung, seharusnya hari ini kau bisa menyaksikan drama antara Denji dan Kobeni" ujar Himeno.

Makima pun langsung menerjab ketika mendengar berita menggemparkan tersebut. Tanpa basa-basi lagi Makima langsung ikut berbaring di sebelah Himeno untuk mendengarkan ceritanya secara detail.

"Hah? Drama bagaimana? Cepat ceritakan!" Desak Makima yang sudah sangat tidak sabar.

"Ya begitu, intinya Denji menyuruh Kobeni untuk berhenti pergi ke club malam, tapi Kobeni menolaknya, dan apa kau tahu Makima, ternyata hubungan mereka berdua tidak serius, mereka tidak benar-benar berpacaran!" Tutur Power.

Makima cukup kaget dengan cerita tersebut meskipun ia sendiri sebenarnya sudah tahu kalau Kobeni dan Denji tidak benar-benar berpacaran.

"Aku benar-benar terkejut ketika mengetahui hal itu, aku kira mereka benar-benar berpacaran" tambah Himeno.

"Kalau aku sih tidak terlalu kaget, lagi pula coba kau pikir, mana ada perempuan yang mau dengan laki-laki seperti Denji" timpal Power.

"Jangan begitu, meskipun dia bodoh tapi dia lumayan baik, buktinya tadi malam dia mau menolong Makima" ucap Himeno.

Makima pun kembali kaget ketika mendengar ucapan Himeno. Jadi, orang misterius yang tadi malam Makima lihat berjalan ke arahnya adalah Denji?

"Hah? Dia menolongku?" Tanya Makima dengan ekspresi tak percaya.

Himeno langsung menutup mulutnya sendiri yang keceplosan. Padahal ia dan Power sudah sepakat tidak akan menceritakan kejadian tadi malam kepada Makima.

"Bodoh!" Desis Power.

Chainsaw Man : Your Beauty Never Ever Scared Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang