NI 二

17 3 0
                                    

Seorang siswa laki-laki yang semenjak tadi hanya diam kini langsung menghampiri kekacauan yang di buat oleh Makima.

"Tidak usah ikut campur!" Makima terlihat kesal setelah mengetahui siapa laki-laki yang menghampirinya tersebut.

"Aki~kun..." Sedangkan Himeno hanya bisa melongo melihat laki-laki idamannya datang membela Denji.

"Aku tidak ikut campur, aku hanya bertanya apa yang lucu hingga kalian tertawa terbahak-bahak seperti itu" tutur Aki.

Mendengar ada perdebatan yang terjadi, Denji pun mengangkat kepalanya untuk memandang ke atas.

"Sudah aku bilang jangan ikut campur!" Bentak Makima.

*Plak...

Makima menampar wajah Denji yang sedang menatapnya dari bawah hingga membuat kacamatanya merosot.

"Tidak usah menatapku! Wajahmu menjijikan sekali!" Desis Makima.

Denji pun memegangi pipinya yang baru saja di tampar oleh Makima, ia juga membenarkan lagi posisi kacamatanya ke tempat yang benar.

"Jangan abaikan aku bodoh!" Aki berdecak kesal karena Makima yang mengabaikan ucapannya.

"Hei anak baru, cepat pergi dari sini!" Aki pun langsung memerintahkan Denji untuk keluar dari kelas.

"B-baik" Denji pun langsung bangkit dan berjalan keluar dari kelasnya.

"Yahh... Hiburannya sudah berakhir sekarang" Power merasa kecewa karena Denji sudah pergi sekarang.

Melihat Denji yang sudah pergi, Kobeni merasa tenang, ia bersyukur karena Aki mau membantu Denji sehingga ia berhasil lepas dari cengkraman Makima.

Namun, lain Kobeni lain pula dengan Makima, wanita cantik bersurai merah itu kini sedang mengamuk di depan Aki karena mangsanya telah pergi.

"Aki! Kau punya masalah serius denganku!" Makima mengancam Aki karena telah berani ikut campur dalam urusannya.

Namun, nampaknya ancaman dari Makima itu seolah tak berarti bagi Aki. Sikapnya yang sangat dingin membuat Aki tidak mudah di intimidasi oleh orang lain termasuk Makima.

"Oh, lalu? Apa yang ingin kau lakukan? Ingin melaporkan aku kepada Arai?" Aki justru menantang balik Makima seolah-olah dia sama sekali tidak takut sama sekali dengan ancaman itu.

"Sialan kau!!" Makima mengepalkan tangannya karena merasa sangat geram dengan Aki.

"Sudah-sudah hentikan!" Dengan cepat, Himeno langsung mehanan tangan Makima agar gadis itu tidak melayangkan pukulannya ke wajah Aki.

"Aki~kun lupakan yang tadi, kami akan pergi sekarang" Himeno mulai menarik-narik tangan Makima bermaksud untuk mengajaknya pergi
.
"Heh? Kita memangnya mau kemana?" Power bertanya dengan wajah polosnya.

"Lepaskan aku Himeno! Biarkan aku merobek wajah laki-laki menyebalkan ini!" Makima mencoba untuk melepaskan dirinya dan ingin memangsa Aki.

Karena tidak ingin laki-laki yang ia cintai terluka, Himeno lantas langsung menyeret Makima menuju ke luar kelas di ikuti oleh Power di belakangnya. Setelah suasana kelas cukup heboh karena kejadian tadi, kini suasananya sudah kembali tenang setelah Aki duduk di bangkunya.

~π~

Denji sedang berada di depan wastafel, ia saat ini sedang membasuh wajahnya, Denji ingin menenangkan dirinya sendiri karena masih merasa syok dengan kejadian yang baru saja ia alami tadi.

"Huh... Sial sekali, padahal baru hari pertama aku masuk tapi aku sudah di bully, terlebih lagi orang yang membully ku adalah seorang perempuan" Denji terus bergumam sendirian ketika ia membasahi wajahnya, hingga ia tidak sadar kalau ia sedang di perhatikan oleh seorang murid yang dari tadi sudah berdiri di belakangnya.

Chainsaw Man : Your Beauty Never Ever Scared Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang