NANA 七

6 0 0
                                    

Denji meringkuk dan menangis sesenggukan di gudang tua sendirian. Jaket yang awalnya menutupi badannya kini sudah hilang di ambil Makima dan hanya menyisakan kaos putih polos yang memiliki bercak darah.

Jangan tanya apa yang baru terjadi kepadanya, Makima benar-benar memberikan siksa dunia kepada Denji.

Gadis itu benar-benar menyiksa Denji tanpa ampun, barang-barang tua di gudang yang terlihat berantakan menjadi saksi bisu penyiksaan Denji yang dilakukan oleh Makima.

Denji di pukul, tendang, tampar sampai-sampai hidungnya mengeluarkan darah. Setelah puas menyiksanya, Makima merebut jaket Denji sebagai ganti karena sudah mengotori bajunya.

Bel pulang sebentar lagi akan berbunyi dan Denji masih menangis di sini. Denji sengaja tidak masuk ke dalam kelas karena ia malu dengan kondisinya.

Kaos putih yang ia kenakan terlihat sangat kotor dan memiliki bercak darah dimana-mana. Tidak mungkin bagi Denji tidak menarik perhatian orang-orang jika ia memutuskan untuk kembali ke kelas.

Satu-satunya hal baik adalah, Makima tidak merusak lagi kacamata baru Denji. Denji tidak tahu harus berbuat apa sekarang, jika ia memutuskan untuk pulang ke rumah tentu saja kakaknya akan sangat marah ketika melihatnya dengan keadaan seperti ini.

Satu-satunya harapan Denji adalah ada seseorang yang datang menolongnya sekarang. Tapi rasanya itu mustahil, tidak ada mahasiswa ataupun mahasiswi yang melewati gudang tua ini.

Gudang ini kerap digunakan oleh murid-murid yang nakal untuk merokok dan membolos saat jam kuliah. Tapi sekarang orang yang berada di sana hanyalah Denji.

Akan tetapi ada satu hal yang pasti, rencana Tuhan pasti indah. Denji sempat tersentak saat mendengar suara pintu gudang terbuka. Ia semakin meringkuk karena mengira kalau yang datang adalah Makima.

Tapi, suara yang terdengar dari orang yang datang tersebut seketika langsung membuat hati Denji tenang.

"Sudah aku bilang, seharusnya kau tadi ikut denganku ke cafetaria depan kampus, tapi kau malah pergi ke kantin sendirian" ujar Aki saat melihat Denji meringkuk.

Denji bangun dan menatap Aki, kondisinya yang terlihat memprihatinkan membuat Aki merasa iba kepada Denji.

"Ayo ikut aku, kau tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu bukan?" Ujar Aki dengan nada dingin.

Tanpa bersuara sedikitpun, Denji berdiri dan menghampiri Aki. Jika boleh jujur, Aki adalah sosok orang yang sangat dibutuhkan oleh Denji di dalam hidupnya.

Meskipun perawakannya dingin dan cuek, akan tetapi Aki sangat baik kepada murid-murid culun seperti Denji. Karena menurutnya semua manusia itu sama, tidak boleh ada manusia yang menindas manusia yang lainnya.

"Ini tasmu" ujar Aki sembari memberikan tas milik Denji.

Denji tidak pernah menyangka kalau Aki akan sepeduli ini kepadanya, sebelumnya Denji tidak pernah memiliki teman laki-laki seperti Aki.

Denji pernah bersekolah, dan dia juga punya teman-teman cowok yang seumuran dengannya. Sayangnya, mereka semua memiliki sifat seperti Makima.

"Kita mau kemana?" Tanya Denji dengan ragu-ragu.

"Pergi ke rumah ku dulu, bersihkan tubuhmu di sana" jawab Aki tanpa menoleh sedikitpun.

Denji mengangguk-anggukkan kepalanya, selama itu bisa menyelamatkan dirinya maka Denji akan setuju saja.

"Apa kau tidak membawa kendaraan?" Tanya Aki pada Denji.

"Umm, aku membawa sepeda" sahut Denji.

"Aku mengerti, kita akan mengambil sepedamu terlebih dahulu" tutur Aki.

Chainsaw Man : Your Beauty Never Ever Scared Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang