Detective kriminalisasi yang mencari pelaku pembunuhan berantai ketika sang detective mendapat informasi tentang pembunuhan yang terjadi 2 kali dalam seminggu.
Untuk kalian yang masih dibawah 17+ tolong jangan membaca ceritanya mungkin agak sedikit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
“Jaehyun kamu lihat pisau yang biasa aku pakai untuk memotong sayuran?”
Jaehyun menoleh kearah istrinya yang sedang menatap kearahnya dari pantry dan dia pun menggelengkan kepalanya.
“Lalu pisau itu kemana ya, seharusnya ada didapur tapi tadi pagi pas aku ingin memotong apel tiba-tiba saja tidak ada.”
“Kamu lupa taruh mungkin, atau bisa saja kamu meminjamkan itu kepada seseorang dan lupa meminta kembalikan..”
Jane berjalan mendekati suaminya lalu memegang pundaknya dengan kedua tangan nya dan membisikinya.
“Bukan kamu yang pake kan?”
Jaehyun diam dan tidak mendongak kearah jane lalu sang istri pun kembali keatas untuk merapihkan tempat tidurnya.
Jaehyun membeku ditempat dan mengangkat satu alisnya terbingung dengan apa yang dikatakan oleh istrinya.
“Apa maksudnya?”
“Eonnie, kenapa tn jae hari ini tidak datang?” Tanya laisa kepada iren,
“Aku tidak tahu mungkin istrinya sedang tidak enak badan, tidak usah banyak nanya laisa lakukan saja tugasmu”
“Aish, aku lapar ingin keluar bersama liam.”
“Baiklah pesankan aku satu burger besar dan cola ya, bawa saja kemari.”
Laisa dan liam pun pergi untuk makan di jam istirahat ini, dan iren menggantikan jaehyun yang sedang libur hari ini untuk mengurus seluruh kasus hari ini.
Ketika sedang membuka laci di dalam ruangannya iren menemukan sebuah kertas dan juga selembar foto yang ada di dalam sebuah map besar bewarna merah.
Betapa terkejutnya iren ketika melihat siapa yang ada di dalam foto itu dan apa yang ia lakukan di dalam foto itu sungguh membuat iren tidak menyangka.
“Sialan!”
Iren bergegas berlari keluar ruangan dan menyuruh beberapa detective yang sedang ada disana ikut bersamanya menuju rumah seseorang.
Liam dan laisa yang melihat iren dan beberapa koleganya berlari menuju mobil untuk pergi ke suatu tempat pun terbingung dan langsung berlari menyebrang menuju kantornya lagi.