09 : Tekad Aksara

91 22 2
                                    

a/n: sorry ya telat update, minggu ini aku lagi hectic, apalagi harus ngebut bikin tugas kuliah yg dikejar deadline t_t, jadinya lupa update

Happy Reading 📚

"Ck ... sumpah cantik banget bini lo. Masih kebayang-bayang gue."

Aksara melayangkan tatapan jengahnya yang begitu tajam ke arah Arthur yang duduk santai di salah satu sofa yang tersedia di ruangan Aksara. Sejak meeting bersama Jingga kemarin, rekannya itu tak henti-hentinya berucap hal demikian. Benar-benar tak peduli dengan tampang Aksara yang seolah ingin mengulitinya saat itu juga.

"Ngga ada kerjaan lain apa gimana sih lo? Mending lo balik aja sana, ganggu gue lagi kerja aja." Usir Aksara pada rekannya yang tak ada angin tak hujan tiba-tiba mengunjungi kantornya dan merancau tak jelas, memancing kesabaran Aksara.

Arthur memicingkan matanya menatap Aksara, senyum jahilnya tertarik lebar. Puas sekali melihat tampang masam rekannya itu. "Bukan karena cemburu?"

"Ck!" Aksara hanya berdecak lalu kembali memusatkan atensinya pada layar laptop.

Arthur terkekeh. "Jadi beneran lagi cemburu? Tapi lo kan bukan siapa-siapanya Jingga jadi ngapain cemburu, minimal nikahin atau pacarin dulu lah."

Prang!

"Buset?! Gue bercanda, astaga."

Arthur terkejut ketika Aksara dengan tak berperasaan melempar sebuah pajangan berukuran kecil yang terbuat dari kayu ke arahnya. Beruntung refleks pemuda Vidrasena itu bagus, karena jika tidak Arthur bisa pastikan dirinya akan mendapat lebam akibat tindakan Aksara.

Aksara dengan tampang tidak bersalahnya hanya diam, tetap fokus pada laptopnya. Namun, Arthur dapat melihat raut jengkel yang setengah mati berusaha pemuda itu sembunyikan.

"Gini amat orang galau." Celetuk Arthur yang masih tampak memegang dadanya, efek kaget.

Melihat Aksara yang memicing tak suka menatapnya, membuat Arthur kembali bersuara. "Iya-iya, ampun. Ngga lagi gue nyencengin lo. Kapok gue." Arthur mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah.

Kali ini Arthur menatap Aksara dengan serius. "Tapi beneran deh, bini lo cakep banget, Sa. Kok gue ngga pernah liat dia ya? Maksudnya kan dia orang Adimanta, biasanya sliweran di tv atau sosmed, sebelas duabelas lah kayak keluarga lo. Padahal kalau dia aktif di publik kayaknya bakalan terkenal banget."

Aksara menghentikan aktivitasnya yang sedari tadi lumayan sibuk dengan laptopnya. Pemuda itu menerawang menatap ke depan, ia juga memiliki pertanyaan yang sama dengan Arthur. Sedari awal, ia tak menyangka bahwa gadis yang ia paksa menghabiskan malam di ranjangnya adalah seorang Adimanta.

"Mungkin dia ngga suka." Jawab Aksara sekenanya.

Arthur tampak berpikir, "Tapi seenggak suka apapun dia aktif di publik, minimal gue setidaknya tau kalau keluarga Adimanta punya anak secantik Jingga. Gue ngga pernah liat dia di konten-konten Adimanta."

Arthur berujar bingung. Pemuda Vidrasena itu adalah rekan Aksara yang begitu aktif di sosial media, ia aktif mengikuti isu-isu yang sedang trending, pun cukup memberikan atensi pada keluarga Adimanta sejak dua tahun terakhir semenjak dirinya bertemu dengan Renata—salah satu anggota Adimanta.

"Ngefans lo sama Adimanta sampai nonton semua konten-kontennya?" Celetuk Aksara.

Arthur berdecak, "Yeuy, gue nontonin mereka cuma pengen liat Renata doang."

"Dia udah ada suami, gila. Mau sampai kapan lo nungguin? Si Renata-Renata itu nggak mungkin cerai sama suaminya, lo ngga liat gimana bucinnya mereka?" Ujar Aksara menohok telak perasaan Arthur.

Aksara Suara JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang