Maaf ya guys, baru sempat nulis 🙏🏻
.
Masih setia sama Jasmine gak nih?
Apa udah pada pergi? 🥹🤏🏻
.
.
.
.09.00 WIB
"Flora sejam lagi pulang, aku harus siap - siap jemput," gumam Rosè lalu memasuki kamarnya hendak berganti pakaian, meninggalkan ponselnya di ruang tengah bersama majalah yang sedang ia baca.
Hari ini Rosè tidak ada pekerjaan, ia santai dan biasanya jika seperti ini; Rosè bisa menikmati seharian penuh bermain bersama putri angkatnya.
10 menit selesai berdandan, Rosè akhirnya keluar kamar dan mengambil kembali ponselnya; ia mengecek lalu mendapati banyak panggilan tak terjawab dari Ibunya.
Lupa dengan Flora, Rosè lebih fokus pada pesan dari Ibunya yang mengatakan kalau Ayahandanya meninggal dunia. Wanita cantik itu segera menyambar kunci mobil di meja dan pergi ke rumah kedua orang tuanya di Bogor.
Tanpa tahu..
Flora, gadis kecil yang sangat ia sayangi itu juga mengalami kecelakaan dan kini sedang terkapar di brankar IGD Rumah Sakit Mangata.
****
"Kakak sayaaaang banget sama Ola," ucap Jasmine sambil menciumi punggung tangan juga jari jemari Flora, menghiburnya yang menangis sudah dari 10 menit yang lalu; Flora mengeluh tubuhnya sakit semua, perih di beberapa bagian, pusing dan ia juga merindukan Mama Rosènya.
"Mama ndak sayang Ola, makanya Ola di tinggalin. Kaya dulu Ibu juga gitu," ucap Flora sedih, bocah itu menitihkan air matanya.
Flora tidak tahu saja, Marvin sedari tadi menggeram kesal. Ia tidak suka dengan pemikiran Flora.
"Ola gak ada yang sayang," katanya lagi dan benar - benar Marvin enggan bersabar dan diam lagi.
Marvin mendekat dan mengukung tubuh kecil Flora, matanya tajam menghunus dan rahangnya mengeras.
Melihat Marvin yang seperti itu, Jasmine mencubit pinggangnya.
"Flora takut," bisiknya, memberi kode melalui tatapan.
Marvin pun segera mengendurkan ketajaman matanya, menurunkan emosinya dan mulai membelai rambut Flora.
"Kenapa bilang kaya gitu?" Tanya Marvin lembut, membuat Flora berhenti menangis. Suara Marvin menenangkannya.
"Bilang apa abang?" Tanya Flora dengan tatapan polos, air mata bening itu pun masih mengalir dari sudut matanya.
"Bilang 'gak ada yang sayang sama Flora'. Kenapa bilang gitu, hmm?" Tanya Marvin lagi memperjelas.
"Kan emang benel, Ola di buang telus," ucapnya dan seolah menguji kesabaran tipis yang Marvin miliki.
"Gak ada yang buang kamu, abang kan di sini," jawab Marvin spontan. Mendengar kalimat itu, Jasmine juga ikut mendekatkan dirinya, "kakak juga di sini sama kamu."
Ruangan putih berbau khas itu seakan mendekap erat Marvin, menatap mata Flora yang justru entah mengapa Marvin bisa menemukan Ibunya di sana.
Di dalam mata bulat hitam itu, seakan Mutiara hidup dan tersenyum pada Marvin.
Tanpa Marvin, Jasmine dan Flora sadari; di belakang mereka ada Malik yang menahan emosi yang memuncak dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...