24 - the après-ski affair

454 14 0
                                    

Courchevel, France

Open in winter only, La Mangeoire menjadi restoran dan lounge yang tak pernah sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Open in winter only, La Mangeoire menjadi restoran dan lounge yang tak pernah sepi. Interiornya separuh Alpine klasik, separuh modern chic, dengan cukup banyak kayu dan aksen metalik. Musik jazz lembut mengalun di latar, membuat gosip dari meja ke meja terdengar lebih dramatis daripada biasanya, sementara perapian yang menyala di sudut ruangan menambahkan kehangatan.

Reservasi? Hanya yang belum pernah dengar tentang 'jalur belakang' yang harus menunggu satu bulan. Untuk yang memiliki koneksi ke pemilik atau nama belakang dengan pengaruh tertentu, cukup kirim satu pesan singkat berisi emoji bintang dan, voila! Meja akan disiapkan. Seperti pasangan ini. Perempuan yang semua orang akan setuju terlihat anggun mengenakan gaun kasmir hitam panjang bersama cincin diamond ruby koleksi pribadi ratu terakhir Italia, Maria-José—ratu pemerintahan satu bulan sebelum diasingkan. Menempati salah satu meja, duduk berhadapan dengan suaminya. Pasangan yang sama sekali tak terlihat sudah berusia setengah abad—orang-orang beranggap karena wajah Asia mereka.

"Eva?" Pria bersetelan gelap dengan pola halus yang hanya bisa dilihat dari jarak dekat sudah dua kali memanggil istrinya yang sedari tadi melamun ke arah pintu masuk, jauh dari meja mereka. Meskipun tidak banyak bicara, sikap tenang dan kepedulian pada istri tercintanya tercermin dalam tatapan lembutnya.

Adalah salah satu alasan mengapa Eva jatuh cinta padanya dan kenapa Eva selalu merasa aman meski dunia sekelilingnya terkadang terasa lebih dingin dari salju yang turun di luar. "Hm? Aku teringat sesuatu," jawab Eva meski pikirannya masih bergolak, teringat pada konflik dingin antara dirinya dan salah satu anggota keluarga Thanachai. Sebuah konflik karena telah menciptakan jarak tak terlihat namun begitu nyata antara dirinya dan putri kandungnya, yang selama ini telah ia rindukan. Keluarga itu, tak menyukai keberadaannya dalam kehidupan putrinya sendiri.

Mario, suaminya yang mengerti lebih dari siapa pun, menggenggam tangan Eva yang dingin. "Kamu masih memikirkan mereka?"

Eva tahu Mario tidak perlu mendengar jawabannya untuk memahami perasaannya.

"Jangan khawatir. Kita akan lakukan semua dengan cara kita. Perlahan, tapi pasti. Dan sepulang dari Courchevel, kita juga akan ke Jakarta."

Senyum tipis menyebar di bibir Eva, ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela, memandang salju yang lembut jatuh di luar menutupi Courchevel dalam keindahan musim dingin. "Aku harap putriku bisa melihat semuanya dengan jelas suatu hari nanti," katanya penuh harapan. "Aku cuma ingin dia tahu, aku nggak pernah menyerah untuk memperjuangkannya." Semua usaha mereka, termasuk malam ini, baginya adalah bagian dari perjuangan tersebut.

Sementara itu, di luar La Mangeoire, tujuh orang berpakaian simple meski sebenarnya setiap detail dari penampilan mereka dipilih dengan sangat hati-hati untuk memberikan kesan effortless turun dari sebuah limusin. Adam menggenggam tangan perempuan yang turun dari limusin dengan gaun hitam belah samping, disempurnakan mantel warna senada. Mengenakan gelang aquamarine—kado natal dari Jay yang berwarna senada dengan straw clutch di tangannya. Sementara Adam sengaja menyesuaikan Sara dengan serba hitam dan sweater midnight blue Brooks.

A Sweeter PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang