1 bulan kemudian
Besok adalah hari spesial bagi keluarga Edward, saat Edward dan Dinda masih tunangan mereka membuat hari spesial khusus untuk mereka berdua setiap pada tanggal 6 Juni, entah mengapa mereka memilih tanggal tersebut untuk dijadikan hari spesial untuk mereka, apakah karena pertengahan tahun? Bulan Juni memang pertengahan tahun, tapi tanggalnya? Tanggal 6 bukanlah tanggal pertengahan bulan, apa mungkin supaya menjadi angka kembar? Entahlah.
"Kenapa harus tanggal 6 Juni? Apa ada yang spesial di tanggal tersebut?" tanya Dinda
"Tentu, tanggal itu pertama kali kita bertemu saat urusan perkejaan dan pertama kali itu juga aku terpesona sama kamu" jawab Edward dengan sedikit terbata-bata
Saat itu Edward masih belajar Bahasa Indonesia, karena itulah saat bertemu secara personal dia berbicara masih terbata-bata, tapi Dinda tidak mempermasalahkan karena dia tahu orang yang dihadapannya memang bukan asli Indonesia dan saat pertama kali bertemu mereka berkomunikasi menggunakan bahasa internasional. Sebenarnya Dinda tidak memaksa Edward untuk bicara Bahasa Indonesia dengannya, dia bersedia berbicara menggunakan Bahasa Inggris, tapi saat itu Edward ingin sambil belajar karena jika nanti menikah dengan Dinda dia akan tinggal di Indonesia dan hidup bersama Dinda.
"Apa?" tanya Dinda tidak percaya dengan yang dikatakan Edward
"Ya, aku tiba-tiba penasaran sama kamu, jika kamu tanya kenapa aku sering menghubungi kamu, maka itu jawabannya" jawab Edward meyakinkan Dinda
Dinda tidak menduga ternyata selama beberapa tahun setelah pertemuan pertamanya itu Edward mencari tahu tentang dirinya, Edward bukanlah orang yang suka basa-basi, jika ada orang yang dia suka langsung saja dia ungkapkan pada orangnya. Tentu saja caranya perlahan seperti menanyakan alamat rumah, tentang keluarga, dan lainnya yang bersifat personal tidak langsung mengatakan intinya.
Posisi mereka saat itu sudah tunangan sekitar 2 bulan lamanya dan beberapa bulan lagi mereka akan menikah, Edward memilih tunangan terlebih dahulu karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya di tempat asalnya, Dinda tidak mempermasalahkan jika tunangan terlebih dahulu karena selain menunggu proses perpindahan Edward ke Indonesia juga dia sebenarnya tidak terburu-buru untuk menikah, meskipun usianya sudah cukup untuk menikah tapi dia memilih karir terlebih dahulu dan menabung untuk masa depannya.
Dinda mendengar hal itu tersenyum kecil
"Kenapa kamu senyum?" tanya Edward sedikit bingung
"Tidak apa-apa, ok aku setuju sama kamu, tanggal 6 Juni ya" jawab Dinda
Edward menganggukan kepalanya
"Iya. Kamu mau makan? Aku ingin makan"
"Yaudah ayo kita makan, kebetulan aku juga belum makan"
Mereka pun pergi ke tempat makan.
Dinda yang sedaritadi melihat kalendar di ruang keluarga ingat dulu saat Edward dan dirinya menyepakati tanggal 6 Juni adalah hari spesial bagi mereka, kegiatan yang akan mereka lakukan saat itu adalah jalan-jalan romantis hanya mereka berdua dan makan malam di tempat yang sudah mereka pesan, tapi karena saat ini mereka sudah memiliki keluarga mereka mengganti kegiatannya dengan jalan-jalan biasa dan bermain ke tempat wisata atau sesuai kesepakatan.
Dinda terkejut saat tiba-tiba ada tangan yang melingkari lehernya, itu adalah Edward.
"Kamu lagi apa sayang?" tanya Edward
Dinda segera melepaskan tangan Edward
"Udah tua gini masih gombal ya" jawab Dinda
"Emang kenapa? Gak boleh ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fairuz
Fiction généraleFairuz, seorang pria yang telah dididik oleh ibunya sebaik mungkin supaya menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, peduli pada orang sekitar, dan masih banyak lagi pelajaran berharga yang didapat dari ibunya. Tidak heran dengan dididikan ibunya mem...