Langkah Awal

4 0 0
                                    

5 tahun kemudian

Waktu berlalu cukup cepat, besok adalah hari ulang tahun Fairuz yang ke 5 tahun, Edward menyiapkan segala kebutuhan untuk perayaan hari ulang tahunnya.

"Hadiah apa ya yang dia sukai?"

Begitulah yang ada dipikiran Edward saat berada di toko mainan anak, sedangkan Dinda sudah menyiapkan hadiah yang dia rasa akan sangat disukai oleh seorang anak yang akan menginjak usia 5 tahun.

"Bu, ibu ada rekomendasi gak mainan yang bagus buat Fairuz?" kata Edward yang dia panggil ibu adalah istrinya.

Edward dan Dinda sepakat untuk saling memanggil ayah dan ibu untuk membiasakan hal itu pada Fairuz, selain itu mereka sudah bukan lagi pasangan tanpa anak apalagi tunangan.

"Mana ibu tahu, kan kita udah sepakat hadiahnya masing-masing" kata Dinda sambil mengangkat bahu

Edward menghebuskan nafasnya tanda bingung.

"Apa aku tanya aja ya?" batin Edward, "tapi kalau aku tanya, itu bukan surprise namanya" lanjutnya.

Mata Edward tertuju pada mainan mobil remot yang besar di atas rak.

"Apa Fairuz suka mainan seperti itu?" batin Edward sambil membayangi ketika Fairuz menerima hadiah dari sang ayah seperti apa ekspresinya, menurutnya dia pasti akan senang.

"Pak, saya mau mobil yang di atas itu" kata Edward sambil menunjuk pada salah satu mainan yang dimaksud.

Pegawai tokonya pun segera mengambil mainan yang Edward maksud

"Mau ambil yang ini pak?" tanya seorang pegawai yang mengambil mainan tadi.

"Iya pak, saya ambil itu" jawab Edward dengan yakin.

Pegawainya segera memasukan mainannya ke dalam daftar pembelian.

"Ada lagi pak?"

Mata Edward tertuju pada salah satu mainan mobil yang cukup besar, saking besarnya Edward pikir bisa dinaiki oleh anak kecil.

"Saya ambil itu juga pak" kata Edward sambil menunjuk ke mainan mobil yang besar itu

"Baik pak"

"Fairuz akan suka yang ini" batin Edward sambil tersenyum

"Ayah, badan Fairuz itu cukup besar loh, apa muat di mobil itu?" tanya Dinda tidak yakin tubuh anaknya cukup di mobil itu.

Fairuz memiliki ukuran tubuh diatas rata-rata anak seusianya di Indonesia, mungkin ini adalah gen dari ayahnya, meskipun begitu wajahnya terlihat lebih mirip dengan ibunya. Selain gen, Edward dan Dinda selalu memberi nutrisi penting yang cukup untuk Fairuz mulai dari bayi hingga saat ini.

"Hmm ... ayah pikir itu masih cukup, hanya saja kelihatannya tidak akan lama bisa dipakainya" kata Edward.

Dinda tidak merasa terkejut ketika Edward membeli mainan mobil yang bisa ditunggangi anak kecil karena secara ekonomi mereka bisa dikatakan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing dan keluarga kecilnya. Edward dan Dinda bekerja dibidang yang sama yaitu IT, bedanya ada pada cabangnya, Edward fokus pada keamanan data, sedangkan Dinda fokus pada pembuatan sebuah aplikasi. Edward dan Dinda merupakan salah satu pasangan yang cukup langka karena menggeluti bidang yang sama, rata-rata hanya sekadar ada hubungannya namun tidak sebidang. Gaji yang mereka terima pun cukup fantastis untuk seukuran gaji karyawan biasa, terlebih jika Dinda menerima proyek yang cukup besar dan kompleks, bayarannya cukup untuk membeli mobil second atau motor terbaru dengan kapasitas mesin 250 cc.

Selesai membayar, Edward merasa perutnya minta diisi, tentunya diisi makanan.

"Bu, kita makan dulu yuk, laper" kata Edward sambil memohon

FairuzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang