Fairuz dan Adrian baru selesai latihan, mereka benar-benar latihan begitu serius sampai mereka lupa waktu sudah menunjukan pukul 4 sore.
"Lumayan juga kamu sekarang Fai, gak nyangka aku bisa kalah sparing 2 kali dari kamu" ucap Adrian
"Biasa aja sih"
Fairuz mengusap keringatnya dengan handuk kecil yang dia bawa dari rumah, setiap kali dia latihan selalu membawa handuk kecil.
"Ngomong-ngomong gimana Kaiza?" tanya Adrian tiba-tiba
"Hah? Tiba-tiba nanyain Kaiza kenapa?" tanya Fairuz balik dengan sedikit heran
"Gak apa-apa sih setelah aku denger dia di-bully sama Nisa dan teman-temannya, mereka dikeluarin ya dari sekolah?"
"Iya, yaa itu resiko mereka, lagian apa sih untungnya bully orang? Gak banget"
"Fai, Nisa itu suka sama kamu, orang kalau udah suka sampai ingin memilikinya pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkannya termasuk yang dilakukan sama Nisa terhadap Kaiza"
"Apalagi kayak gitu, pasti bakal aku tolak, lagian ngapain?"
"Udahlah, seenggaknya masalah kalian beres kan? Itu yang penting"
"Yang lebih penting itu Kaiza udah gak di-bully lagi"
"Iya sih kasihan dia"
"Yang lebih kasihan lagi itu orang tuanya, ternyata Kaiza itu anak tunggal, kalau terjadi sesuatu sama Kaiza apalagi sampai gak ada orang tuanya bakal sedih banget, aku yakin"
"Yaa orang tua mana sih yang tahan sama anaknya kalau disakitin orang apalagi sampai hampir merenggut nyawa"
Selesai dengan obrolannya, mereka pun pulang ke rumah masing-masing, Adrian dijemput oleh kakaknya sedangkan Fairuz memilih untuk jalan kaki.
Sesampainya di rumah, Fairuz melihat adiknya itu sedang menonton kartun kesukaannya bersama ayahnya, tapi bukan itu yang jadi perhatian Fairuz saat ini. Fairuz pikir mungkin ibunya sedang bekerja di ruangannya, jadi tidak perlu ada pertanyaan untuk ayahnya.
"Kamu udah pulang?" tanya Edward
"Iya ayah" jawab Fairuz
"Wah kakak sudah pulang, gimana latihannya?" tanya Faiza dengan senangnya kakaknya sudah pulang
"Hmm yaa begitulah" jawab Fairuz
"Yaudah Fairuz ke kamar dulu" lanjutnya
Fairuz menuju kamarnya dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah latihan.
Jam menunjukan pukul 8, waktunya makan malam. Seperti biasa satu keluarga itu makan malam bersama di ruang makan, tentu yang menyiapkan makanannya adalah Edward dan Fairuz, sedangkan Faiza hanya membantu sedikit. Makanan sudah selesai disiapkan waktunya mereka makan bersama, setelah makan selesai mulai ada yang mengganggu pikiran Fairuz.
"Ayah, ibu dimana? Kenapa jam segini belum pulang juga?" tanya Fairuz
"Ibu sedang ada pekerjaan mendadak, tapi tentu ibu akan pulang sebentar lagi" jawab Edward
Tentu Edward sedang berbohong, dia juga tentu saja Dinda tidak tahu kapan pulangnya, hal ini untuk menghibur Faiza yang ingin sekali bermain dengan ibunya.
"Fairuz gak percaya sih kalau ibu bakal pulang lebih cepat" ucap Fairuz
"Faiza mau tunggu ibu pulang, karena Faiza mau bermain bersama ibu besok" ucap Faiza
"Yaudah kita tunggu ibu ya, maaf ayah gak bisa ikut main"
Fairuz sudah menduga ini akan terjadi, dirinya mungkin tidak apa-apa tidak bermain bersama karena sudah pernah sebelumnya, tapi bagi Faiza ini adalah pertama kalinya bisa merasakan main bersama ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fairuz
Genel KurguFairuz, seorang pria yang telah dididik oleh ibunya sebaik mungkin supaya menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, peduli pada orang sekitar, dan masih banyak lagi pelajaran berharga yang didapat dari ibunya. Tidak heran dengan dididikan ibunya mem...