Happy reading❣
Semoga suka
•
•
•Hari begitu cepat berganti, sudah seminggu juga ia putus dengan Daren. Jika biasanya Daren selalu menganggu Alsava terus merecoki langkah Alsava jika ia berpapasan. Membawakan Alsava sarapan, menjemput dan mengajak Alsava pulang bareng, memberi cokelat kesukaannya dan selalu menanyakan bagaimana hari-hari Alsava.
Dan perlakunan tersebut hanya untuk menjalankan misinya.
Kali ini sangat lah berbeda, semua perlakuan Daren padanya sudah hilang. Bahkan ketika berpapasan dengan Alsava secara terang-terangan Daren menunjukan bahwa Deara adalah prioritasnya sekarang.
Tidak ada percakapan lagi setelah hari itu barang sedikit pun Daren juga tak pernah menjelaskan pada Alsava alasan lain dibalik itu semua. Meminta maaf pun tidak. Daren bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Juga melupakan Alsava. Padahal kesalahan Daren hari itu sangat lah fatal menjadikan Alsava bahan taruhan.
Jujur Alsava sangat benci dengan fakta itu.
Selama satu minggu itu pula Alsava dibuat bingung dengan perasaannya kadang mengingat semua perlakuan Daren ia merasa goyah. Alsava berusaha acuh dan tak membahas lagi tentang Daren jujur saja selama ini perlakuan Daren padanya tak bisa ia lupakan. Walaupun keduanya belum sempat berpacaran. Tetapi kali ini Alsava harus benar-benar melupakan semuanya.
"Jangan dilihat, Sa biarin aja. Lo berhak dapet yang lebih dari dia. Yang gak fake." Ucap Jingga sambil meletakan seblaknya. Karena saat melangkah menuju meja Alsava terus memperhatikan Daren yang sedang merapikan rambut Deara.
Alsava hanya mengangguk saja.
"Wahh gila banget si dia. Masa dia itu vibesnya good boy banget loh, adem lagi masa sih?"
"Hmm, gue aja gak percaya Ji." Ucapnya sambil menambahkan sambel di mangkok seblaknya karrna kurang pedas, lalu ia memcicipinya. Setelah rasanya sudah pas Alsava langsung melahap makanan favorit sejuta umat itu.
"Adem ayem banget ya tu cowok, kaya gak bersalah banget minta maaf aja kagak. Bajingan banget dia. Kaga ada gentelman-gentelmannya."
"I don't know. Udah bukan urusan gue lagi Ji."
Alsava menyuapkan seblaknya. "Syukurnya tuh gue tahu sekarang sebelum gue bener-bener ketergantungan sama dia."
"Karena Tuhan masih sayang sama lo, Sa."
"Pengen secepatnya gue move on dari dia."
"Iya sih, lo juga harus cepet move on okey." Ucap Jingga sambil tersenyum. "Tenang aja gue punya cara biar lo cepet lupa sama si Daren. Stok cowok gue banyak Sa, nanti gue bagi fotonya."
"Tenang aja, dari mulai yang beda dimensi, yang nyata sampe yang kerja juga banyak, gantengnya melebihi si Daren itu." Ucapnya mengebu-gebu.
Alsava terkekeh, Jingga memang paling best untuk membuat mood seseorang kembali lagi.
"Atau mau si Kalandra Mahatma? Tapi sayang sih dia kan belok." Ujar Jingga.
Alsava mengedikan bahunya acuh.
Setelah hari itu ibu Deara datang ke rumah Alsava dan bilang padanya bahwa kali ini Alsava harus mengalah demi Deara. Bahkan tantenya itu berkata yang tidak mengenakan tentangnya dan ibunya. Membuat Alsava muak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S KALANDRA
Teen FictionAlsava Agatha Putrilangii bendahara galak yang kadang merangkap menjadi ketua atau sekertaris kelas. Jika itu berhubungan dengan yang namanya Kalandra Mahatma si brandal yang di gadang-gadang penyuka sesama. Sehingga Alsava harus terus berurusan den...