14. Pertanyaan Konyol

41 9 3
                                    

Haii guys selamat pagi.

Hari ini double up ya


Happy reading❣



Terik matahari yang mulai naik membuat siswa-siswi yang berbaris rapih melaksanakan upacara bendera mulai grasak-grusuk. Terlebih amanat pembina upacara yang sudah hampir setengah jam, entah lah pembahasanya tidak dihiraukan termasuk oleh Alsava karena masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

"Lama banget sumpah, peggel banget kaki gue Jingga." Bisik Alsava pada Jingga yang berbaris di sampingnya.

Jingga menoleh, ia mengangguk. "Gila banget tuh Pak Misan, pidatonya melebihi presiden." Keluh Jingga.

"Emang paling bener tadi diem aja di kelas. Gak usah ikut upacara." Grutu Alsava, lalu fokus kembali kedepan.

Jingga mencondongkan badanya, berbisik di telinga kiri Alsava. "Sa, lo hutang penjelasan sama gue ya."

Alsava menaikan salah satu alisnya. "Apa?"

"Masa lo lupa, gue nanya dari jum'at lo gak jawab-jawab. Udah tiga hari loh malah besok dia udah sekolah." Kesal Jingga sambil menatap sinis Alsava. "Itu loh masalah si Kalandra. Kepo gue."

"Ah itu, masa lo gak tahu dari gosip sekolah sih? Tumben." Heran Alsava tumben sekali gadis kepo disampingnya ini tak tahu gosip yang menyebar.

"Gue pengen denger langsung dari lo. Nanti cerita ya."

"Iya, iya nanti. Udah ah takut ketahuan pak Misan."

Mereka berdua kembali fokus ke depan mengikuti lagu nasional yang akan dinyanyikan.

•••

"Lo gimana si Sa? Gue minta di ceritain kejadian waktu itu." Jingga lengan kana Alsava, kini mereka berjalan menuju kantin.

"Tadi kan lo tahu bu Ita langsung masuk, gue jadi lupa."

"Sial banget gue ketinggalan info andai aja waktu itu gue gak ijin pulang setelah nagih kas si Sagara. Pasti tahu infonya setajam silet." ujar Jingga, merasa menyesal karena waktu itu iya di jemput ayahnya yang mendadak mendapat kabar bahwa neneknya kembali drop.

Pasalnya gadis itu siper Kalandra Alfarez garis keras. Terlebih Jingga pernah satu SMP juga dengan keduanya. Namun, Jingga sangat percaya apalagi kedekatan keduanya dikelas membuat Jingga selalu melebih-lebihkan menurut Alsava, padahal kan itu hanya rumor saja.

Alsava mendengus. "Gila lo, masa info gitu doang lebih penting dari kondisi nenek lo."

Jingga tersenyum menggoda. "Gue denger-denger lo meluk si Kalandra?" Ia menoel-noel pili Alsava.

Alsava menepis tangan Jingga. "Apa si?"

"Makanya lo ceritain secara detail." Lalu Alsava menceritakan kejadian ketika jam pelajaran pertama, tiba-tiba Fana datang dengan wajah frustasi dan meminta Alsava melerai baku hantam Kalandra. Karena orang-orang disana hanya menonton tanpa memisahkan dengan ide gila Alsava mencoba memeluk Kalandra, namun cara tersebut tidak berhasil. Malah ketika Alsava berteriak mengenai kondisi Alfarez baru lah Kalandra berhenti. Alsava juga menceritakan bahwa dirinya di introgasi oleh kepsek.

Alsava bercerita sampai tak terasa keduanya sudah sampai dikantin dan duduk di meja kantin.

"Wahh gila, gila, fiks ini mah." Heboh Jingga sambil menguncang Alsava. "Mereka bener-bener ada something kayanya." Pekiknya.

HE'S KALANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang