16. Aneh

50 7 1
                                    

HAPPY READING!

ENJOY GUYS

•••

"Sagara lo kalo mau mati. Jangan ngajak-ngajak." Jingga memukul bahu Sagara dengan keras, sedari tadi Jingga menemani Sagara untuk membeli martabak spesial untuk kakak Sagara yang sedang ngidam.

Namun, keudanya belum berhenti sama sekali sudah dua tukang martabak yang dilewati. Pasalnya kakak Sagara itu berpesan penjual martabaknya harus yang ganteng dan saat membuat martabak tersebut harus di vidiokan. Memang aneh sekali ngidam kakak dari Sagara ini.

Bukanya memelankan laju motor Sagara malah menarik gas membuat Jingga yang tidak berpegangan hampir terjengkang kebelakang.

"Setan lo. Gue tahu lo udah gak sayang sama nyawa, tapi jangan ajak gue buat ketemu Tuhan lebih cepat." Sentak Jingga ia mencubit pinggang Sagara dengan keras. Memuat sang empu meringis.

Sagara menahan tangan Jingga, ia lingkarkan di perutnya. "Kalo mau peluk bilang aja, gue gak masalah kok."

"Modus lo."

Sagara menyungingkan senyuman. "Dari pada lo cepet ketemu Tuhan." Ucapnya.

"Hah ... lo pengen mati sekarang?" sahut Jingga karena tak jelas mendengar ucapan Sagara.

"Lo mau nikah sama gue?" Tanya Sagara sambil menoleh kebelakang.

Jingga yang tak mendengar ucapan Sagara acuh saja, ia sesekali melihat-lihat jalan untuk menemukan penjual martabak ganteng.

"Sagara berhentii."

Karena kaget Sagara rem mendadak, membuat Jingga terpentok helm Sagara. "Anjirr bisa bawa motor gak sih lo?" Maki Jingga kesal.

"Ya bisa lah, buktinya ini."

Jingga langsung saja turun dan berjalan di trotoar, menuju penjual martabak, yang lumayan rame. "Kayanya itu ganteng deh menurut gue." Gumam Jingga, ia merogoh ponselnya yang berada di saku hoodie.

Ia menyalakan ponsel yang ada di gengamannya. Terdapat pesan dari Alsava. Ia segera membuka room chatnya dengan Alsava ternyata dia mengirimkan foto seorang anak kecil yang gemoy.

Jingga
Jirr lo culik anak orang Sa?

Jingga menzoom foto anak tersebut, tepukan di bahunya membuat Jingga kaget.

"Hey kalo gue jantungan gimana, hah?" Maki Jingga mendapati Sagara dengan senyum lebarnya. Emang siniting orang satu ini, saat Jingga marah-marah dia selalu menampilkan senyum lebarnya, atau kekehan yang membuat Jingga kesal.

"Sono tuh pesen martabaknya. Jangan lupa vidio'in. Awas aja kalo nggak, nanti ponakan lo ileran!" Ancam Jingga pada Sagara.

Sagara mengangguk, "yakali gue gak inget pesan kanjeng ratu, kalo gak inget yang ada gue di musuhin sama dia." ucap Sagara lalu ikut antri membeli martabak.

Jingga menatap layar ponselnya yang begetar karena ada notif kembali. Dengan cepat ia mengklik pesan dari Alsava.

Alsava
Tolong gue Ji, lo ada dimana?
Jemput gue di alun-alun, gue harus pulang cepet.
Urgent Ji
Cepett jemput gue di kursi deket halte ya.

Jingga
Emang itu anak siapa?
Lo main ambil segala mana gemoy lagi.

Alsava
Anak ilang jir
Cepet Jingga, gue harus pulang.

Jingga menghampiri Sagara yang kini sedang merekam penjual martabak yang membuat pesanannya.

"Masih lama Gar?"

HE'S KALANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang