11. what if?

80 14 7
                                    

Jika Irene harus menarik sebuah kesimpulan kilat melalui selembar foto yang ada di tangannya sekarang, ia bisa bilang kalau Sepupunya, Steve, berkawan dengan Kim Taehyung juga kedua saudara laki-lakinya, Richie dan Archie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika Irene harus menarik sebuah kesimpulan kilat melalui selembar foto yang ada di tangannya sekarang, ia bisa bilang kalau Sepupunya, Steve, berkawan dengan Kim Taehyung juga kedua saudara laki-lakinya, Richie dan Archie.

Begitukah?

"Steve cerita foto itu diambil di akhir semester sebelum kelulusan sekolah, saat mereka menginap di salah satu guest house milik Kakeknya di Carmel," Paul mulai bercerita mengenai latar tempat dan waktu dari potret foto yang diterimanya dari Steve.

Pria itu menangkap kebingungan Irene,
meski putrinya tak segera melontarkan pertanyaan seperti biasanya. Pantas saja, gadis itu dibungkam oleh fakta luar biasa itu.

"Kamu pernah bertanya soal siapa itu Kim Taehyung, kan?" Paul melirik Irene di belakangnya. "Dia juga ada di foto itu, berkaos putih, yang ada di tengah."

Andai Paul tahu ia tidak perlu repot menjelaskan, Irene sudah tahu yang mana itu Kim Taehyung. Kebetulan yang bersangkutan sedang ada di sampingnya dan sudah menjadi arwah.

"Dia adalah putra pertama mendiang Mr.Kim yang pernah kamu tanyakan." ujar Paul meperjelas maksud dari pembicaraan yang dimulainya.

Di sisinya Siera yang ikut mendengar pun tertarik, "anak laki-lakinya yang meninggal di kecelakaan itu?"

"Ya."

Kepala Siera terangguk pelan, terdiam sesaat oleh perasaan iba. Teringat kembali pada malam di mana Paul pulang ke rumah membawa kabar duka itu padanya. Sebagai seorang ibu dan orangtua, Siera tak memungkiri rasa pedih yang muncul di hati bila mana ia memposisikan dirinya sebagai keluarga yang ditinggalkan.

"Dia pasti sudah seumuran Steve kalau kecelakaan itu tidak terjadi," Siera berhembus berat. "Biarpun belum pernah bertemu, aku akan berdoa untuknya."

Diberkatilah Siera dan hatinya yang mulia. Perkataannya itu membuat Taehyung menilik kearahnya, dengan isi pikiran yang tidak bisa ditebak.

Bagaimana dengan Irene? Dia tidak menangkap satupun yang dibicarakan kedua orangtuanya, terlalu terpukau dan terpaku memandangi foto di tangannya. Masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Taehyung yang masih manusia.

Tidak jauh berbeda dengan arwahnya yang sekarang. Dari tinggi badan, rambut, wajah hingga mungkin pakaian?

Bagaimana dengan Taehyung itu sendiri? Ia tidak tertarik dengan foto itu, dan hanya duduk bersandar sembari menatap tepat pada kedua mata milik Paul, lewat pantulan cermin dashboard di mana Paul juga sedang menatap ke arahnya.

Taehyung sadar Paul tidak bisa melihatnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, obrolan yang diangkat sang pendeta sungguh menggugah keingintahuannya. Ia ingin mendengar lebih banyak.

Sayang sekali, hingga mobil telah terparkir di sisi gedung gereja pun tidak ada seorang dari ketiga manusia tersebut mau angkat suara. Seolah kompak menahan mulut mereka dengan sengaja.

what would IRENE do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang