VOTE DULU BARU BACAAA!!!
....
Karena ada kakaknya, Raffa tidak berani untuk tidak langsung pulang. Sekedar pergi dengan teman-temannya atau duduk di kantin dulu, Raffa tidak melakukannya. Padahal tidak ada yang melarangnya. Tapi begitu Saga tanya kemana ia akan pergi, Raffa menjawab akan pulang ke rumah.
"Ayo makan dulu. Sebagai hadiah, abang traktir kamu."
"Gak usah," walau bukan bicara padanya, tapi Bunga menolak ajakkan Saga pada adiknya.
"Gue ajak adik lo kok. Kenapa lo yang tolak. Ayo, Dek!"
"Enggak, Kak. Aku mau pulang aja."
"Jangan dengerin kakak kamu, udah ayo!" dengan sok akrab Saga merangkul Raffa.
Tapi anak itu melepas rangkulan Raffa dari bahunya. "Aku mau pulang."
"Bunga, ayolah. Gue mau traktir Raffa sebagai hadiah. Jangan larang dong."
Bunga mendelik. Tapi ia tetap pada pendiriannya.
"Kalo lo bilang boleh, adik lo pasti mau. Jadi ayo cepet bilang ke adik lo kalo boleh."
"Enggak."
"Ayolah, Bunga."
"Gak ada. Gue mau ke kampus."
Saga buru-buru menahan tangan Bunga yang akan pergi. "Ayo, sekali ini aja. Kapan lagi gue ada kesempatan traktir Raffa. Ayo bilang boleh ke Raffa. Sama lo juga, nanti setelah ini gue anter ke kampus."
"Pengangguran dasar! Ayo!" dengan sangat terpaksa Bunga menyetujui, jika tidak disetujui, dijamin Saga akan terus berbicara sampai keinginannya diiyakan.
Senyum Saga merekah mendengar keinginannya disetujui oleh Bunga. Ia segera merangkul Raffa. "Udah disetujuin Bunga. Ayo, Dek!"
Dan lagi-lagi Raffa melepas rangkulan sok akrab Saga. Ia berlalu mengikuti kakaknya.
Saga menghela napas. "Enggak kakak, enggak adek. Keras kepala banget. Untung stok sabar gue banyak. Semangat Saga!" sebelum melangkah pergi, Saga menyemangati dirinya dulu. Barulah ia susul langkah Bunga dan Raffa yang sudah menjauh.
Saga yang menyarankan tempat mereka makan. Tidak jauh dari sekolah, mereka hanya perlu jalan kaki. Saga sendiri meninggalkan motornya di sekolah, karena memilih jalan kaki bersama Bunga dan Raffa.
Seperti yang Saga katakan tadi, ia berencana menraktir adik kakak ini. Sebagai ucapan selamat untuk Raffa yang baru saja menerima rapor.
"Aku samaiin aja," Raffa tidak mau membuka buku menu, ia langsung mengatakan demikian.
"Sama siapa?" tanya Saga bingung. Karena belum apa-apa, Raffa sudah mengatakan itu. Padahal belum ada yang memesan makanan di antara mereka.
Sebagai jawaban, Raffa menunjuk pada Saga.
"Oh, oke. Tapi apa yang kamu gak suka?"
"Aku suka apa aja, asal bisa dimakan."
"Okedeh," Saga lanjut melihat pada buku menu. Kemudian ia menuliskan pesanannya. "Lo apa?"
"Gak usah, gue udah makan sebelum kesini."
Saga mengangguk. Setelah apa yang ia tulis selesai, ia berikan pada pelayan yang ada disana.
"Oh iya, kamu ikut ekskul basket di sekolah, Dek?" Saga terlihat tertarik bertanya pada adik dari Bunga itu.
"Iya. Tau dari mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLINGS
General FictionRumah tempat kembali. Rumah mereka memang sederhana, jauh dari kata cukup. Tapi karena mereka, Tama bertahan. Bagi mereka, Tama adalah rumah tempat kembali. Mereka adalah rumah bagi masing-masingnya. Rumah tempat mereka pulang, hanyalah mereka satu...