VOTE DULU BARU BACAAA!!
....
Sudah memasuki waktu liburan, biasanya tidak ada yang dilakukan Raffa saat liburan. Ia menghabiskan sepanjang waktunya di rumah saja.
Ini hari senin, hari pertama libur di semester ini. Sudah menjelang tahun baru juga, jadi banyak orang yang tengah berlibur.
Hari ini Tama tidak bekerja. Karena hari liburnya memang hari senin, sementara weekend ia harus masuk.
Di hari seperti ini Raffa bisa membantu kakaknya. Ia membantu pekerjaan rumah. Pagi-pagi setelah sarapan, Raffa sudah menyapu rumah. Semua ruangan di sapu, kecuali bagian kamar yang tidak bisa ia masuki begitu saja. Harus meminta izin sebelum masuk dan menyapunya.
Sebenarnya Raffa setiap hari yang bertugas menyapu lantai rumah, itu dilakukan setiap sore sepulang sekolah. Jika bukan Raffa, siapa lagi yang melakukannya? Tama tidak mungkin, karena ia terkadang pulang sore atau malam, itu tergantung jam kerjanya. Sementara Bunga juga tidak menentu waktu pulangnya. Barra sendiri sepertinya tidak mungkin melakukan itu, walau diantara yang lain, Barra yang paling sering ada di rumah.
Setelah menyapu, Raffa mengepel lantainya. Mengisi ember dengan air dan pewangi lantai, ia simpan di belakang, dekat kamar mandi. Lantai itu ia bersihkan dari depan hingga ke belakang. Karena sudah sering melakukannya, Raffa jadi terbiasa.
Tama yang tidak ada pekerjaan itu tengah mengurusi pakaian kotor. Sebenarnya untuk baju, Tama mengharuskan mereka mencucinya masing-masing, sebagai tanggung jawab pada diri sendiri. Tama sendiri hanya mencuci pakaian kotor miliknya saja.
"Dek. Baju kotornya mana? Sekalian kakak cuci sini."
"Enggak ada, udah dicuci kemaren."
"Gak ada lagi?"
"Enggak."
"Oke."
Raffa yang baru saja mencuci pel itu, kembali ke depan untuk lanjut mengepel lantainya.
Selesai dengan pekerjaannya, Raffa mencuci kembali pel yang ia gunakan. Air yang kotor tadi sudah ia buang. Juga menyiram kamar mandi sampai bersih.
Menunggu lantai kering, Raffa pergi ke bagian belakang rumah. Ada pintu penghubung yang mengarah ke belakang. Disana ada Tama yang tengah menjemur pakaiaannya, acara mencucinya telah selesai. Raffa menghampiri sang kakak, ia ikut membantu menjemur pakaian yang ada dalam ember.
"Gak usah, Dek."
Raffa tidak mendengarkan. Ia terus saja melanjutkan kegiatannya menjemur baju Tama.
Tama biarkan saja Raffa membantu. Sejak dulu, Raffa itu selalu mengikuti apa yang tengah dilakukannya. Selalu ikut saat Tama mengerjakan sesuatu, katanya ingin membantu. Tapi tidak pernah Tama melarangnya, ia biarkan saja jika Raffa ingin membantunya. Karena itu juga, Raffa terbiasa membantu di rumah. Ia bisa karena ia sering melihat bagaimana kakaknya melakukan, memelajarinya dari Tama langsung.
"Raffa!"
Dua kakak beradik yang semula melakukan pekerjaan itu menoleh saat ada yang memanggil.
"Olip," Tama yang berujar.
"Halo, Kak!" sapa orang yang baru saja sampai.
"Udah sampe dari tadi atau baru, Lip?"
"Baru aja."
"Duduk dulu aja. Kakak masih kerja. Dek, sana temenin Kak Olip."
"Nanti dulu, Kak."
"Gapapa, biar kakak selesaiin."

KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLINGS
General FictionRumah tempat kembali. Rumah mereka memang sederhana, jauh dari kata cukup. Tapi karena mereka, Tama bertahan. Bagi mereka, Tama adalah rumah tempat kembali. Mereka adalah rumah bagi masing-masingnya. Rumah tempat mereka pulang, hanyalah mereka satu...