Kedai Kopi

188 13 0
                                    

Nara duduk di sudut favorit di kedai kopi yang sering mereka kunjungi, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Di depannya, Phuwin, Archen, Dunk, dan Chimon duduk sambil memperhatikannya, wajah mereka penuh perhatian. Di luar, matahari bersinar terang, tapi di dalam kepala Nara, semuanya terasa gelap dan berat.

Nara: menghela napas panjang "Guys, aku harus bilang sesuatu. Aku... terjebak dalam lingkaran waktu."

Archen: tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana "Serius? Ini kayak plot film sci-fi yang murahan."

Dunk: mencondongkan tubuh, lebih serius "Apa maksudmu, Nara? Kamu nggak bercanda, kan?"

Nara: menunduk frustrasi "Aku beneran. Setiap hari, aku bangun jam 07:00 pagi, dan semuanya selalu sama. Aku udah mengulang hari ini entah berapa kali. Apa pun yang aku lakukan, tidur atau enggak, besoknya aku selalu balik ke jam yang sama, dengan hal yang sama terjadi."

Chimon: dengan raut wajah berpikir "Apa kamu yakin ini bukan cuma deja vu yang gila?"

Nara: menggelengkan kepala "Nggak, Chim. Aku udah coba segalanya. Aku ganti rutinitas, pergi ke tempat yang jauh, bahkan coba nggak tidur semalaman. Tapi tetap aja, semuanya kembali lagi."

Phuwin: mengusap dagu nya dan berpikir keras "Mungkin ada sesuatu yang harus kamu lakukan, sesuatu yang penting. Bisa jadi itu kunci untuk keluar dari lingkaran ini."

Archen: menyeringai dan mencoba menghibur "Atau, kamu harus lawan bos terakhir dalam hidupmu, kayak di video game!"

Nara: tersenyum tipis "Kalau semudah itu, udah kelar masalah ini."

Dunk: l dengan nada bijak "Coba pikirin lagi, Nara. Apa ada sesuatu yang berbeda atau penting di hari ini yang mungkin kamu abaikan?"

Nara: merenung "Aku udah coba banyak hal, tapi mungkin ada sesuatu yang belum aku sadari. Mungkin ada petunjuk yang aku lewatkan selama ini."

Sambil mencoba merangkai petunjuk-petunjuk yang terserak di kepalanya, Nara melirik teman-temannya. Satu hal yang semakin membuatnya jenuh adalah melihat mereka selalu memakai pakaian yang sama. Phuwin dengan kemeja birunya yang sudah terlalu familiar, Archen dengan jaket kulitnya yang tak pernah ganti, Dunk dengan jeans favoritnya, dan Chimon yang selalu memakai hoodie yang sama. "Gila, bahkan mereka nggak ganti baju," pikir Nara sambil menahan tawa kecil yang getir.

Tapi mungkin, di balik keanehan itu, ada sesuatu yang penting. Nara tahu satu hal pasti-dia harus menemukan jawabannya, sebelum semuanya semakin gila.

Repeat the Moment (pondphuwin) END✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang