Nara duduk di bangku taman, sendirian, meresapi percakapan yang baru saja dia alami dengan teman-temannya. Angin sepoi-sepoi mengusap wajahnya, sementara burung-burung bernyanyi di atas pohon, seakan-akan mengingatkannya bahwa hari itu sama seperti hari-hari sebelumnya. Pikirannya sibuk mencari petunjuk, mencoba mengurai teka-teki waktu yang membelitnya.
Tanpa suara, Phuwin muncul dan duduk di sebelahnya. Senyumnya yang hangat membawa sedikit kelegaan dalam hati Nara.
"Hei," kata Phuwin pelan, "Aku tahu semua ini berat buatmu, tapi aku yakin, kamu pasti bisa menemukan jawabannya."
Nara menatap Phuwin, terdiam sejenak. Ada perasaan yang selalu muncul setiap kali dia bersamanya, perasaan bahwa kehadiran Phuwin selalu terasa... benar. Akhirnya, dia berbicara, "Phuwin... rasanya kamu selalu jadi satu-satunya bagian dari hari ini yang nggak pernah salah. Seolah-olah aku selalu perlu berada di dekatmu."
Phuwin tersenyum kecil, menatap lurus ke depan. "Mungkin karena kita udah lama banget temenan? Atau mungkin... karena aku punya sesuatu yang bisa bantu kamu?"
Nara tertawa kecil, tapi ada kebingungan di dalamnya. "Bukan cuma itu. Setiap kali aku sama kamu, aku merasa ada yang belum kuungkapkan."
Phuwin tertawa pelan, "Apa itu? Jangan bikin aku penasaran."
Nara menarik napas dalam-dalam, merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia tahu, kalau ada saat yang tepat untuk jujur, itu adalah sekarang. "Aku rasa... kuncinya mungkin adalah jujur sama perasaanku. Setiap kali hari ini berulang, aku selalu menyimpan ini, tapi mungkin yang perlu aku lakukan adalah... bilang ke kamu kalau aku... menyukaimu."
Phuwin sempat terkejut, matanya membesar, tapi kemudian senyum lebar mengembang di wajahnya. "Nara, kamu tahu... aku juga punya perasaan yang sama. Mungkin kita memang perlu jujur sama diri sendiri dan satu sama lain."
Keadaan sekitar tiba-tiba terasa berbeda-seolah-olah warna-warna di taman menjadi lebih cerah, angin lebih segar, dan suara burung-burung lebih hidup. Nara merasa ada sesuatu yang berubah, seperti baru saja dia membuka pintu menuju langkah selanjutnya dalam usahanya memecahkan lingkaran waktu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat the Moment (pondphuwin) END✓
RomanceNara mengalami lingkaran waktu karena ketidakmampuannya untuk jujur pada dirinya sendiri dan pada orang lain tentang perasaannya. Ketakutannya untuk merusak hubungan dengan Phuwin membuatnya terjebak dalam pola yang sama berulang-ulang. • slight 🔞 ...