BAB 16 [21+]

13.5K 239 6
                                    

Baca dulu part 15 yaa biar nyambung baca part 16

.................................

BAGIAN 16 (21+)

"Jam berapa sekarang?" gumam Agrima, saat tiba-tiba saja terbangun dari tidur.

Diambil ponselnya di atas nakas.

"Baru jam sebelas malam?" Agrima kaget sendiri menyaksikan waktu yang tertulis pada layar handphone. Diluar dugaan.

Agrima berpikir jika sudah pagi. Sebab, ia merasa sudah sangat lama terlelap.

Kini, rasa kantuk hilang. Entah bagaimana akan tidur kembali. Sepertinya sulit.

Agrima memutuskan untuk duduk. Lalu, mengecek ponsel lagi, terutama beberapa chat yang masuk dan belum dibaca.

Salah satunya ada dari Gabriel Muscha, sosok wanita muda menyukai suaminya.

Agrima kira hanya berupa pesan teks, tapi ia menerima juga sejumlah foto yang amat jelas menunjukkan kedekatan antara Sapta Priga Ayodya dengan Gabriel.

Mereka berpotret di depan meja makan.

Sepertinya acara pertemuan yang dibilang oleh Gabriel, berlangsung dengan lancar.

Tampak Sapta Priga Ayodya tersenyum dalam setiap pengambilan foto bersama Gabriel. Dan ia tak suka melihatnya.

Dada terasa panas. Apakah ia cemburu?

Dan bolehkah perasaan seperti ini timbul?

Sapta Priga Ayodya adalah suaminya. Ia tidak rela saja pria itu menjalin kedekatan yang intim dengan perempuan lain.

Walau pernikahannya dan pria itu bersifat rahasia, belum diketahui publik. Tapi tetap saja Sapta Priga Ayodya harus bisa untuk menjaga perasaannya sebagai istri.

Sekalipun ia bilang pada pria itu tak akan menerima cinta Sapta dengan mudah. Ada kecemburuan berkobar di dalam dirinya.

Agrima menjadi tambah kesal pula, ketika sadar jika sang suami tidak mengirimkan satu pun pesan ataupun menelepon.

Apakah pria itu masih bersama Gabriel?

Apa mereka benar-benar menikmati waktu bersama, sehingga Sapta Priga Ayodya tak menanyakan kabarnya malam ini?

Karena biasanya, pria itu akan mengirim pesan atau menelepon, tapi sekarang tidak.

Agrima semakin tak bisa tenang. Jika ia diam saja, informasi apa pun tidak akan diperoleh. Jadi, harus dilakukan sesuatu.

Memastikan kecurigaannya juga.

Agrima memutuskan pergi ke rumah yang dihuni oleh sang suami agar semua jelas.

Dibandingkan hanya menerka-nerka tanpa kejelasan pasti. Hatinya tak akan puas.

Agrima memutuskan mengecek langsung, dengan cara mendatangi kediaman sang suami, tentu lewat pintu rahasia.

Lorong yang panjang disusuri cukup cepat demi mempersingkat waktu. Sudah tidak sabar pula memastikan keberadaan Sapta Priga Ayodya. Apa di rumah ataukah pria itu masih berkeliaran di luaran sana.

Setelah menyusuri koridor demi koridor, hampir lima menit lamanya, ia pun tiba di tempat tujuan. Benar, kamar sang suami.

Pintu yang menjadi titik keluar dari lorong rahasia, memanglah ruang tidur utama.

Tentu, ia punya akses masuk ke dalam.

Suasana yang sunyi, lalu kamar gelap tak ada cahaya, membuat Agrima seketika jadi bergidik, walau ia tidak takut hantu.

Selisih 12 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang