BAB 24 (21+)

8K 168 1
                                    


Vote sebelum baca yok

BAGIAN 24 (21+)

==========================================

Dua Setengah Tahun Kemudian ......

Gelombang gairah semakin membuncah, saat sang suami mempercepat tempo di bawah sana. Sensasinya luar biasa.

Tubuhnya panas. Peluh terus mengucur.

Dan sudah tak bisa diimbangi pergerakan Sapta karena sudah cukup lelah. Ia pun lebih fokus untuk segera klimaks.

Desakannya sudah sangat hebat. Sedang terkumpul di pangkal paha. Sebentar lagi akan siap meledak dengan letupan hasrat seksual yang sudah tak tertahankan.

Ketika sang suami menyerangnya dengan tempo yang amat cepat. Disitulah puncak dari seluruh badai gairah seksualnya.

Klimaks datang dengan sempurna.

Akhirnya, ia bisa menyusul sang suami yang sudah merasakan orgasme lebih dulu.

Tentu, pelepasan ini adalah penutup yang indah dalam percintaan mereka.

"Mau tambah satu ronde?"

Godaan suaminya begitu terang-terangan. Tak hanya dengan kata-kata, namun juga aksi langsung lewat cumbuan panas yang disebarkan di setiap bagian lehernya.

"Ntar malam aja, Mas."

"Aku harus buat sarapan."

"Satu ronde, lima belas menit saja."

Oh, rupanya sang suami masih berhasrat.

Padahal tadi, mereka sudah bermain cukup lama dengan sama-sama meraih klimaks.

"Nggak capek, Mas?" goda Agrima balik seraya membelai-belai wajah tampan sang suami yang masih menindihnya.

"Demi menebar calon anak di dalam sini."

Perutnya diusap-usap dengan lembut.

Agrima tak kuasa tidak terkekeh. "Nggak mau dulu punya anak kedua, yah, Mas."

"Sesuai perjanjian kita, akan ada adik baru untuk Sura, saat dia sudah tiga tahun."

"Lagian aku sudah pasang IUD, nggak akan kebobolan, walau Mas Sapta sering tebar benih." Agrima berguyon santai.

Sudah pasti sang suami hanyalah akan tertawa, tanpa berkomentar atau berdebat jika sudah membahas soal rencana punya buah hati kedua. Jadi, ia akan menang.

"Tambah ronde nanti malam aja, aku a-"

Tok!

Tok!

Tok!

"Mamahhh."

"Mamahhh."

"Papaahhh ... Papahhh!"

Assura Ayodya Dewantara, si pelakunya.

Tak hanya berseru kencang, buah hatinya itu juga terus menggendor-gendor pintu.

Sang suami dengan tergesa-gesa memakai kembali semua pakaian. Lantas turun dari ranjang untuk menyapa putri mereka.

"Peri Mancung kita sudah siap beraksi."

"Padahal masih bisa satu ronde."

Celotehan sang suami tentu ditertawakan. Pria itu terlalu jujur saja berkata.

"Lanjut nanti malam saja, Sayang."

Setelah dirinya berikan komentar, barulah senyuman suami tercintanya terbit. Tanda jika jawabannya ditunggu-tunggu.

Tidak lama juga mereka saling bersitatap karena pria kesayangannya sudah selesai mengenakan pakaian secara keseluruhan.

Lalu berjalan cepat ke tempat tujuan.

Dalam hitungan detik, pintu sudah dibuka sang suami. Sosok Assura pun muncul.

Buah hati manisnya pun lekas digendong.

Tawa renyah putri cantik mereka terdengar ke telinga, membuat gemas saja. Ia ingin sekali menggendong putri kecilnya.

Namun jika sudah bersama sang suami, biasanya Assura sangat anteng dan manja.

Sekarang pun terlihat nyata. Buah hatinya itu anteng digendong sambil tertawa.

Jadi, lebih baik ia bersantai-santai ria.

Mungkin dengan berendam air hangat bisa menyegarkan kembali tubuhnya yang lengket oleh keringat percintaan panas mereka.

Selisih 12 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang