BAB 01 [21+]

18.9K 542 8
                                    


Yok bisa vote dulu sebelum baca.

.........................

BAGIAN 01

Empat Tahun Kemudian ......

Setelah pintu lift membuka, Agrima tidak segera keluar. Logikanya masih menolak.

Bahkan, ia menyesali keputusannya untuk datang ke tempat yang sangat asing ini.

Namun, naluri tidak sejalan dengan akal sehat, apalagi dorongan rasa ingin tahunya juga terus menggelegak minta dipenuhi.

Jika pulang sekarang, dirinya tak akan bisa mendapatkan bukti yang nyata.

Andai dilanjutkan, apakah hatinya sangat siap menghadapi kenyataan soal kekasih yang dicintainya telah berselingkuh?

Agrima bimbang bukan main.

Otak dan hati benar-benar kontras.

Namun, ia harus segera mengambil pilihan dengan segenap risiko yang mengikuti.

"Oke, aku harus memastikan sendiri."

Agrima sudah memutuskan.

Jadi, ia tak boleh meragu lagi. Pembuktian juga harus dilakukan supaya mendapatkan titik terang atas rumor yang beredar.

Dengan langkah kaki mantap, Agrima pun keluar dari lift. Disusuri koridor panjang sembari mengamati satu demi satu angka pada setiap pintu apartemen.

Dirinya harus menemukan nomor empat puluh empat, letaknya di lantai sepuluh.

"Ini," gumam Agrima saat matanya dapat menangkap angka yang dicari-cari.

Dengan segenap kemantapan hati, ia pun lekas menekan enam digit kode pintu yang diberikan oleh si anonim padanya.

Sudah sangat dihafal, sehingga tidak sulit merangkainya dalam hitungan detik.

Akses terbuka untuknya.

Agrima melangkahkan kakinya ke dalam tanpa ragu. Justru berjalan cepat agar bisa segera melihat bukti perselingkuhan.

"Aahhhh!"

"Ouuuhh!"

"Lebih keras, akkhh!"

"Ouuhhh!"

Agrima sudah begitu merinding manakala mendengarkan teriakan-teriakan erotis dari pemilik suara-suara yang sangat dikenali.

Namun, tak menyurutkan kegesitan kedua kaki Agrima dalam melangkah menuju ke tempat percintaan terlarang terjadi.

Sempat dikira sumber suara berasal dari kamar tidur utama, tapi ternyata di dapur. Tepatnya pada areal meja makan.

Mata pun dengan jelas menyaksikan sosok sang kekasih tengah berhubungan badan dengan sekretaris pribadi pria itu.

Seluruh tubuhnya langsung kaku.

Untuk berteriak dan mengumpat kasar, tak bisa dilakukan. Mulut justru terkatup rapat dengan mata masih membeliak.

"Grima? Kenapa kamu bisa di sini?"

Aryo Harianto tentu saja lekas menyadari kehadirannya, yang sudah pasti membuat si berengsek diserang rasa kaget besar.

Kekasih berengseknya langsung berhenti. Pria itu lantas gelagapan menghampirinya dengan tubuh masih telanjang.

Dan ketika Aryo ingin meraih tangannya, ia pun berhasil menepis keras. Lalu, satu tamparan kuat dilayangkan ke pipi pria itu.

"Bajingan!" Agrima bisa mengumpat kali ini. Tentu dengan segenap kemarahan.

"Aku bisa jelaskan semua me-"

"Cukup, Bajingan!" Agrima pun semakin meninggikan suara karena begitu emosi.

"Kita batalkan pernikahan."

"Kita putus mulai malam ini."Agrima beri penekanan setiap kata untuk memperkuat maksud agar pacar berengseknya paham.

"Aku jijik denganmu, Bajingan!

Agrima melangkahkan kakinya menjauh dari Aryo yang berusaha untuk menggapai dirinya lagi. Ia tak akan sudi disentuh.

"Aku minta maaf, Grima. Aku salah. Aku bajingan karena sudah berselingkuh."

"Tapi, aku mohon jangan kamu batalkan pernikahan kita. Aku sayang kamu pe-"

Plak!

Plak!

Agrima berhasil menampar keras secara beruntun pipi kekasih bajingannya.

"Nikmati perselingkuhan busukmu itu!"

Dengan langkah yang cepat, ia pun segera melenggang keluar dari apartemen. Tidak ingin menghabiskan tenaga dan waktunya menghadapi manusia hina seperti Aryo.

Baginya hubungan mereka telah berakhir. Tak akan ada ampun bagi pengkhianatan yang telah pria itu lakukan padanya.

Untungnya, mereka belum sampai terikat dalam pernikahan, walau pengiklaran janji suci akan diadakan dua bulan lagi.

Akan dibatalkan semuanya.

"Bajingan." Agrima mengumpat dengan suara bergetar kali ini. Air matanya juga mulai leleh karena sakit hati luar biasa.

Tega sekali Aryo mendua di belakangnya.

Padahal selama dua tahun mereka berdua berpacaran, ia selalu setia pada pria itu.

Dan si berengsek mengkhianatinya!

Tak akan ada ampun bagi bajingan itu. Ia tidak sudi memberikan maaf sama sekali.

Hubungan mereka sudah berakhir. Dan tak akan ada pernikahan di antara mereka.

"Jangan menangisi manusia busuk seperti dia, Grima. Tinggalkan orang itu."

Agrima pun langsung memandang lurus ke depan, tepatnya ke lift yang membuka.

Sangat dikenali pria si pemilik suara berat yang baru saja berkata dengan marah itu.

Dan tepat di depan matanya, sosok Sapta Priga Ayodya dengan peringai dingin.

Kenapa sang mantan kekasih ada di sini?

"Tinggalkan manusia busuk seperti dia."

Ketika Agrima hendak menanyakan alasan sang mantan kekasih muncul di depannya setelah empat tahun, Sapta Priga Ayodya sudah lebih dulu memeluk dirinya.

"Saya akan melindungi kamu dari manusia busuk itu. Dia tidak pantas dicintai."


Selisih 12 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang