01. Sirkuit Balap

235 15 0
                                    

•••

Happy Reading

•••

Disebuah kamar berwarna merah muda terlihat seorang gadis cantik dengan pakaian bak anak berandal sedang menggerutu. Wajahnya tercetak jelas bahwa gadis itu sedang kesal.

Gadis itu ada Ayesha. Gadis berwajah cantik Indonesia-Inggris dengan campuran Arab itu kesal karena dilarang keluar oleh papa nya.

Well, dia ini sudah berjanji dengan para teman-temannya loh. Sudah pasti sekarang mereka sedang menunggunya.

Hingga sebuah ide brilian terlintas di otaknya. Emang pinter dia ini. Nggak salah, si juara ni boss.

Balkon!

"Yeah. Balkon,"

Ayesha segera mengambil semua selimut yang ada di lemari dan menyambungnya hingga menjadi panjang.

Tap!

Dia berhasil turun. Segera dia menghubungi temannya untuk menjemput dirinya.

"Hukuman? Itu urusan belakang. Yang penting sekarang bisa ke sirkuit. Gue mau nonton si Niel sama Bima," ucapnya sembari berjalan menuju pintu rahasia.

Tak berapa lama kemudian sebuah mobil Lamborghini berhenti didepannya. Tanpa sepatah kata yang keluar segera dia memasukinya mobil itu.

"Lo nggak takut kena hukum sama emak Lo?" tanya gadis disebelahnya. Dia adalah Anggi.

Jelas Anggi bertanya seperti itu. Karena kerap sekali Ayesha ini terkena hukuman karena dilarang keluar tetapi tetep ngeyel.

"Enggak," jawab Ayesha enteng. Wajahnya pun santai luar biasa. Tanpa ada beban di sana.

"Disuruh ngapalin surah Al-Baqarah baru tau rasa Lo," cibir Anggi.

"Gue bisa nego dong, milih surah yang pendek," balas Ayesha dengan menaik turunkan kedua alisnya. Jangan lupakan senyuman bangganya. Cih.

"Kalo gue inget-inget semua surah pendek udah Lo hapal deh, saking banyaknya Lo kena hukum sama mamah Lo," celetuk gadis yang sedang mengemudi itu. Dia adalah Amber. Si ember tapi nggak ember.

"Jangan sampe Lo disuruh ngapalin surah Ar-Rahman deh. Auto keliling desa pas ngapalin nya," sahut gadis disebelah Amber, dia adalah Zakia atau bisa dipanggil Gotik.

"Kan gue bisa nego," balas Ayesha dengan menaikkan dagunya sombong.

Sombong aja dulu. Nunduknya nanti.

"Gue yakin pasti nggak akan lagi dah," ucap gadis disebelahnya dengan melemparkan senyum remeh, Anggi.

"Gue dulu hampir mau dimasukin ke pesantren njir, sama umi gue." Zakia mengerucutkan bibirnya saat mengingat dimana dia akan dimasukkan ke pesantren oleh umi nya.

"Tapi untung gue nego, ngapalin surah aja," lanjutnya.

"Terus Lo dikasih surah apaan sama umi Lo?" tanya Anggi.

"Surah Ar-Rahman. Gue ngapalin tu surah ada sih dua mingguan," jawab Zakia.

"Nasib dah punya emak yang agamis," sahut Anggi.

"Tapi bagus loh. Gue aja yang kristen mau kalo disuruh ngehapal." Dari mereka berempat yang berbeda keyakinan hanyalah Amber. Tapi karena toleransi mereka yang sangat pekat jadi mereka berteman. Bahkan terkadang Amber ikut sholat di masjid dan belajar ngaji bareng umi Asiyah, ibu dari Zakia.

"Login aja deh, Am," sahut Anggi. Sebenarnya sedari dulu Anggi sudah meracuni Amber.

"Gue belum bilang sama ortu gue. Nanti kalo boleh gue login," balas Amber.

Untuk Ayesha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang