•••
Happy Reading
•••
Setelah kepulangan kedua orang tuanya, Ayesha masih sesenggukan. Saat ini gadis itu sedang duduk di teras ndalem bersama dengan Abah Amran, Umma Fatimah, Gus Ibrahim dan Rahman.
"Cup cup cup, udah ya nduk nangis nya. Nanti bakso mu di cancel, mau?" tanya Umma Fatimah.
Ayesha menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Umma Fatimah.
"Makanya. Berhenti nangisnya," bujuk Umma Fatimah.
"Mau beli sekarang? Sekalian Umma juga mau ke pasar kan," ujar Gus Ibrahim.
"Iya. Sekalian Umma juga mau ke pasar beli bahan masak," sahut Umma Fatimah.
Singkat waktu. Umma Fatimah, Ayesha dan Gus Ibrahim sudah berada di pasar. Sebelum membeli bakso bakar yang telah di janjikan, mereka akan pergi dahulu ke pasar.
Ayesha melihat sekeliling, banyak sekali penjual makanan dan minuman yang menarik hati. Hingga dia melihat sebuah penjual minuman yang membuat dia ingin membelinya, tetapi dia ingat tidak membawa duit.
Gus Ibrahim yang menyadari tatapan Ayesha yang selalu menatap penjual minuman tersebut pun mengerti.
"Kamu mau itu?" tanya Gus Ibrahim.
Ayesha menatap Gus Ibrahim sebentar.
"Kalo mau, ayo. Saya beliin," lanjut Gus Ibrahim.
"Beneran? Lo nggak bohong kan?" tanya Ayesha. Terlihat Gus Ibrahim menganggukkan kepalanya.
"Umma, kita kesana dulu ya," ujar Gus Ibrahim.
"Iya. Umma tunggu di tempat sayur sana," kata Umma Fatimah.
Keduanya pun berjalan menuju penjual minum itu. Ayesha berjalan lebih dulu. Tetapi Gus Ibrahim menarik lengan gadis itu, jaga-jaga agar tidak hilang.
Bilang aja mau modus, mentang-mentang istri mu
"Kamu mau rasa apa?" tanya Gus Ibrahim.
"Cokelat,"
"Mau beli makanan juga?"
Kebetulan disebelahnya ada penjual makanan. Jadi Gus Ibrahim menanyakannya.
"Mau,"
"Minuman cokelat dua,"
"Yang ini, ini, ini sama ini,"
"Saus campur kecap, pak," kata Ayesha.
Selesai membeli makanan dan minuman. Keduanya berjalan menghampiri Umma Fatimah.
"Kamu ada yang mau di beli lagi? Mumpung di pasar,"
"Nggak ada."
🌷🌷🌷
Setibanya di pesantren. Segera Ayesha membuka kantung kresek belanjaan dia. Di mulai dari berbagai macam rasa susu dikeluarkan, di susul yupi-yupian dan terakhir dua bungkus bakso bakar.
"Bagi dong mbak," celetuk Rahman.
"Eh anjir," kaget Ayesha.
"Istighfar mbak, istighfar. Astaghfirullah," tegur Rahman.
"Refleks Man,"
"Iya deh mbak,"
"Lo mau yang mana? Ambil aja," kata Ayesha sembari meminum susu rasa cokelatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ayesha
Ficção GeralAyesha Zayna Ruby Jackson, gadis cantik dengan IQ diatas rata-rata dan tingkahnya yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan dan memasukkan Ayesha ke Pesantren sebagai hukuman. Tetapi dibalik itu ada alasan lain mengapa kedua orang tuanya memasuk...