20. VILLAIN

28 3 0
                                    

Chief financial officer, sebagai pewaris tunggal Kai diposisikan menjadi CFO perusahaan Alganatha, yang saat ini masih di pimpin oleh Kakek nya.

Menurut beliau, Kai masih terlalu muda untuk memimpin perusahaan. Meski kinerjanya sudah baik dalam mengelola keuangan perusahaan milik keluarganya.

“Lo bilang mau kerja keras nafkahi Eryn, sekarang aja lo malah bolos.” kata lelaki memakai pakaian formal itu pada seorang pemuda.

“Bentar, gue perlu bicara sama lo.” saut Elvan dingin dan ketus.

Kedua tangan Kai berada di dalam saku, lelaki itu terlihat menghembuskan napas.

“Soal Atharel?” tebak Kai searah yang dipikirkan Elvan.

Lelaki yang sedang duduk di atas bagian depan mobil itu, memakai topi hitam, kaos putih, jaket dan celana jeans hitam. Kedua pemuda itu sedang berada di area luar gedung pencakar langit, perusahaan Alghanata.

“Lo udah lepasin dia, Kai? Gue tau lo marah banget Eryn di dorong Atharel, gue juga lagi nahan diri buat gak bikin dia kritis.” ujar Elvan memulai pembicaraan.

Kai menatap lurus Elvan, “Kematian salah satu petinggi politik dan pendiri Manggala. Itu perbuatan lo, El?” tanya Kai tanpa basa-basi.

Selain Revan, lelaki berstatus Kakak angkat Eryn itu yang paling mengetahui latar belakang hidup Elvan.

“Lo juga tau siapa gue,” Elvan tidak bisa memanipulasi Kai.

Kai tidak akan mudah menaruh percaya pada orang yang bersedia melindungi Eryn, termasuk Elvan.

“Hati-hati, tindakan lo itu justru malah bikin Eryn celaka. Apa yang lo lakuin itu, imbasnya bukan ke lo. Tapi Eryn, perlu lo ingat El. Jangan bertindak gegabah, gue gak mau sesuatu terjadi sama adek gue. Lo udah janji bahkan bersumpah, kalo lo melanggar gue gak bakal diam.” kecam Kai menekan tiap kalimatnya.

Elvan mengangguk, menghormati penuh siapa lelaki yang berdiri di hadapannya.

“Gue cuma ngejalanin perintah, gue siap terima resikonya kalo apa yang gue lakuin bakal bertindak balik menyerang. Tapi gue gak bakal biarin Eryn nanggung dosa dari perbuatan gue,” ujar Elvan serius.

Elvan cukup menyesali tindakannya, hari itu dia malah memberikan gelang dari tangan Kenzio pada Atharel. Dari sana Atharel pasti curiga, darimana Elvan mendapatkan benda itu. Meskipun Elvan beralasan dia mendapatkannya dari sekitar kosan Atharel waktu mengecek rekaman CCTV kosan.

Padahal kenyataannya tidak, Elvan tidak pergi ke kosan Atharel. Bukan masalah flashdisk yang mengusik pikirannya, hal lainnya yaitu saat dia menawarkan sendiri untuk mencari pelaku pembunuh Kenzio.

Atharel pasti berspekulasi, mungkin dia mendapat bocoran dari saksi mata pembunuhan Ayah nya. Padahal Elvan sudah menghancurkan kamera dasboard yang ada di mobil Kenzio malam itu.

“Ada bagusnya juga lo kasih pelajaran, dia emang harus terima bayaran udah matahkan kaki cewek gue.” gumam Elvan.

Kai melonggarkan dasi di kerah kemejanya.

“Lo buruan balik, Atharel mungkin langsung masuk kelas. Bersikap biasa aja, seolah lo gak tau siapa orang yang udah matahkan tangan nya.”

Elvan menyugar rambut hitamnya, kemudian berbalik arah. “Lo gak perlu khawatir, gue ahli dalam bidang memanipulasi.”

Kai terkekeh pelan. “Yah, sama kayak bokap lo.”

°°°

“ATHAREL!” teriak heboh Reyhan di lorong koridor.

Elvano| Villain Or Bodyguard?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang