permen susu rasa strawberry untuk kakak tercantik

63 16 1
                                    

"Pagiii."

Sekitar lima menit yang lalu bel masuk telah berbunyi, sedangkan Kana masih berjalan-jalan di koridor mau menjemput Pak Jaya Si guru pengajar yang terlambat masuk kelas.

"Pagiii, Kakk."

Sebetulnya kelas XII IPA 2 bukan tipikal yang rajin-rajin sekali. Anak-anaknya kalau ada jamkos atau guru tak datang tanpa meninggalkan tugas pastilah hura-hura. Bahagia ria.

"Kakk, pagiii."

Punya ketua kelas disiplin soal waktu jadi alasan tersendiri. Paling gercep kalau tentang mendatangi guru telat mengajar. Kebetulan si Bu Kethu garang macam Kak Ros absen sakit hari ini (desas-desusnya demam serta radang tenggorokan).

"Pagiii, Kakakk."

Maka tanggungjawab itu diembankan pada Kana selaku wakil ketua kelas. Jabatan yang didapatkannya cuma-cuma karena pasrah ditunjuk. Muka anak-anak lainnya tak ada yang meyakinkan.

"Kakk Kanaya, pagiii."

Mau tidak mau Kana bergerak sesuai amanah, meski mood nya sedang jelek dan jujur otak Kana menolak menerima pelajaran. Berharap besar yang ia temukan di ruang guru berita Pak Jaya tak masuk dan cuma menitipkan tugas-tugas.

"Kakak cantik."

Pada panggilan terakhir Kana tak kuat lagi menahan-nahan. Ia menengok tak senang, menyaksikan murid cowok yang tadi muncul tiba-tiba dari belakang kini sibuk sekali mengintilinya, tersenyum cerah nyaris seperti matahari.

Kana mengernyit. Kata itu keluar sangat enteng seakan sudah terbiasa diucapkan.

Maksudnya, sesering apa ungkapan 'cantik' dia tunjukkan kepada perempuan? Dan, Kana urutan yang ke berapa?

"Jadi password nya itu, ya," seloroh Gale, mempertahankan posisi berlari-larian kecilnya menyamai langkah tenang Kana, "Oke, bakal diinget-inget," katanya lagi mengetuk-ngetuk kening seolah sedang menyimpan informasi sangat penting ke otak.

Tidak menggubris apa-apa, Kana malahan memperhatikan tampilannya. Tas masih tercantol di bahu, menjelaskan kenapa pada jam pelajaran ini dia berkeliaran.

Telat atau bisa jadi melipir dulu dari kantin. Dilihat-lihat sesuatu menonjol dalam saku dadanya berbordir logo OSIS. Borongan permen batang. Sebanyak itu tak yakin sanggup dihabiskan semua sendiri.

"Belum dijawab ...," Gale membalikkan arah tubuh, jadi gaya berlarinya mundur. Hal ini membuatnya bisa memandang wajah gadis itu secara keseluruhan. Raut jutek yang dua pipi Gale hangat dibuatnya.

Lagi dan lagi ia mengulang sapaan sama, sedikit lebih lengkap, "Selamat pagi, Kak Kanaya."

Sepertinya cowok ini begitu bersikeras, akan terus bertahan jika belum mendapat sesuatu yang diinginkannya.

Tidak mau berkepanjangan, Kana membalas nyaris seperti gumaman, "Pagi juga." Dia melengos ke depan tak tertarik merespons lebih.

Di situ bibir Gale sempat mencebik, kecewa, kehadirannya dicueki. Tetapi tak lama semangatnya kembali bersemarak, "Makasih udah di-folback." Yang lalu wajahnya tersemat senyum kecil tersipu-sipu.

Beruntungnya Kana tak melihat aksinya itu, sementara ujarannya cukup Kana tanggapi singkat, "Iya." Dalam relung hati bergaung macam-macam gerutuan.

Ketidaksengajaan yang betul-betul Kana sesali. Kenapa dia selalu ceroboh? Kenapa jarinya pakai ada acara kepleset?

Terlintas pemikiran membatalkan pertemanan itu langsung, namun rasa-rasanya tidak etis di saat Kana menduga pasti notifnya sudah terlihat oleh si pemilik akun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

keepyousafe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang