dia terindah di antara bunga-bunga

73 21 0
                                    

Toko bunga Oma menakjubkan dari yang terbayangkan. Pengalaman pertama Gale berada di sana setelah sekian lama hanya melihat selintas bangunan itu berdiri cantik di tepi jalan. Menerka-nerka kapan tiba harinya berani datang tanpa keraguan.

Waktu itu, bahkan sekedar mempertimbangkan untuk mampir, Gale merasa segan. Pikirannya selalu berpatok, sudah pantas atau tidak ia menampakkan diri di hadapan Oma?

Tak, biskuit stik nyam nyam yang dicocol cokelat patah masuk kunyahan. Itu yang terakhir, dua cup sudah Gale habiskan, dia sendiri duduk di depan meja kasir, berpangku tangan melihat-lihat seisi toko yang bisa dijangkau matanya.

Dan satu-satunya yang begitu mudah merebut semua perhatian Gale, bahkan ketika selangkah ia memasuki pintu toko, itu bukan seikat bunga segala jenis yang cantik dan memikat dalam pot-pot tinggi.

Melainkan dia. Sebuket mawar tidak ada apa-apanya, dia yang paling indah di antara bunga-bunga.

Kanaya Adwamaris.

Pusat dunia Gale seketika terkunci hanya padanya seorang. Seakan-akan sarafnya disetir untuk selalu terpaku ke dia.

Daripada terakhir Gale melihatnya di sekolah tadi, sekarang cewek itu lebih terlihat manis dalam ikatan rambut kepang dua. Seperti gadis kecil kalem dan suaranya lembut sekali saat berbicara.

Cantik kebangetan, sial!

Namun bayangan Gale yang dipenuhi warna cerah lucu-lucu (sewajarnya orang kasmaran), mendadak berubah suram bak rumah angker, ketika cewek itu tersadar dirinya sedang diperhatikan lalu melirik setajam pisau dapur.

Setiap kali hampir terpergok, Gale akan berpura-pura sibuk. Asal-asalan mengambil barang terdekat supaya aktingnya terlihat meyakinkan.

"Kam-bing," ejanya pada gambar kemasan susu kotak. Padahal itu gambar sapi perah New Zealand.

Lantas dirasa sudah aman, Gale kembali jatuh memandanginya diam-diam. Dibuat semakin jatuh. Jatuh sekali, sampai rasanya ingin memohon pada waktu untuk berjalan terus begini saja.

Kanaya berbeda dengan mamanya. Tante Intan tipikal ibu-ibu yang luwes, ramah, serta selalu heboh tentang apapun. Ketika Gale baru datang ke toko, Tante Intan orang pertama yang langsung menyambutnya dengan ceria.

"GALEE?!! YA AMPUN ANAK GANTENG SINI SINI! Cari Oma yaaaa, Oma di dalem!! Gale udah makan?? Ayo cobain bolu, Tante looohh yang buat, uwwenakk poll!"

Mereka cipika-cipiki berdua. Cerita-cerita banyak hal. Sampai botol Tupperware pun masuk dalam obrolan. Gale kewalahan mengimbangi lebih menjadi pendengar, tetapi kepribadian Tante Intan yang terbuka dan menyenangkan membuatnya nyaman berlama-lama bersama wanita itu. Padahal baru yang kedua kali ini mereka bertemu.

Permasalahan Gale cuma ada pada Kanaya nya sendiri. Dia lain dari yang lain, sekian perempuan yang pernah Gale kenal tidak ada yang begitu. Sulit mendekatinya, cewek itu seperti tengah membuat jarak khusus. Sehingga Gale butuh persiapan matang menyusun taktik jika ingin terlihat lebih natural memulai interaksi.

Menghadapi seorang Kanaya, Gale kehilangan kapabilitasnya. Gale seperti cowok kikuk yang seumur-umur belum pernah PDKT dengan lawan jenis. Sepak terjangnya di bidang memikat hati perempuan seakan tidak ada artinya. Gale suhu menjadi Gale cupu.

Ck, ck, ck, menyedihkan. Sahabatnya Iyaaan pasti kecewa.

Gale tidak tahu mengategorikan ke mana perasaannya ini. Yang jelas bukanlah obsesi mengerikan ala-ala pangeran psikopat gila di cerita-cerita platform oren.

Rasa ini lebih bisa diartikan seperti ... cinta masa putih abu-abu yang menggebu-gebu.

Kisah perjuangan memilikinya sebagai kekasih hati.

keepyousafe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang