EMPAT BELAS

344 37 9
                                    

Menoleh bersamaan Ridho dan Vreya terkejut ketika pintu paviliun terbuka dengan sentakan kencang. Menampilkan sosok Radita dan Pak Sumardji beserta jajaran lainnya berdiri diujung pintu.

Radita berjalan cepat menghampiri Vreya berusaha menarik adik perempuannya dari salah seorang pemain sepak bola yang harusnya menjadi tamu undangan makan malam bersama keluarga keraton dan malah berakhir berciuman berdua di paviliun kosong bersama dengan Vreya.

"Tenang saya bisa jelaskan Gusti." Ucap Ridho berdiri tegap menyembunyikan Vreya dibalik punggungnya. Satu tangannya menggenggam tangan Vreya dibalik punggungnya, satu tangan lainnya dia gunakan untuk membentuk jarak agar Radita tidak menerjang dirinya.

Menghempaskan tangan Ridho, lelaki itu mencengkram kerah kemeja batik yang Ridho kenakan. "Berani-beraninya kau mencium Putri Mahkota! Rakyat jelata seperti kau bahkan tidak layak menatap kedua matanya!"

"Aku sudah tidur dengannya jika kau ingin tahu." Menatap nyalang Radita, Ridho merasa tak gentar, kepalang basah lanjutkan saja buat masalah pikirnya.

Radita mempererat cengkraman tangannya pada kerah baju Ridho, "Apa maksudmu?"

"Kau paham maksudku Gusti. Kita sama-sama sudah dewasa untuk mengerti apa arti kata tidur yang aku maksudkan." Bisik Ridho tajam.

Dari balik punggung tegap Ridho, Vreya mengintip, menajamkan pendengarannya, Ridho mengatakan pada Radita bahwa mereka sudah tidur bersama? Seulas senyum terukir di bibir Vreya.

"Berani-beraninya, akan ku pastikan kau masuk penjara atas perbuatanmu."

"Dan membiarkan adikmu hamil anakku? Atau membiarkan dia menjadi bahan olokan masyarakat karena menikahi putra seorang Menteri dalam keadaan hamil anak dari lelaki lain?"

Tak mampu menahan emosi, Radita menghantamkan kepalan tangannya pada sisi kiri wajah Ridho. Membuat lelaki itu terpelanting menyisakan Vreya yang memekik terkejut.

Gadis itu berlutut menghampiri Ridho, merengkuh cintanya dalam pelukan sebelum akhirnya Radita menarik paksa Vreya untuk berdiri.

"Siapa yang mengajarimu menjadi perempuan murahan?" Teriak Radita dihadapan Vreya, mengabaikan dokter Al dan Soni yang menolong Ridho.

Menghempaskan tangan Radita keras, Vreya menunjuk wajah kakak lelakinya dengan penuh amarah, "Kau! Kalian semua! Kalian yang membuatku menjadi perempuan murahan yang membangkang! Kalian selalu mencoba menjodohkanku dengan manusia dari antah berantah tanpa memperdulikan bagaimana perasaanku!"

"Bawa Gusti kalian ke kamarnya, lalu kunci pintunya." Perintah Radita pada pengawalnya.

"Dan kau, bajingan sialan" pandangan Radita beralih pada Ridho. "Urusan kita belum selesai."

Radita meninggalkan paviliun setelah sebelumnya meminta maaf pada Pak Sumardji.

--

Suasana bus seketika hening ketika Ridho memasukinya dengan wajah memar akibat pukulan Radita. Membuat semua orang menghentikan aktivitasnya dan menatap Ridho penuh tanya.

"Apa yang terjadi? Kau tersesat dimana?" Tanya Sandy penasaran.

Menggeleng ringan Ridho duduk dan memejamkan matanya.

"Kau benar-benar tidur dengan Putri Mahkota? Dia itu teman istri Jay kan?" Tanya Pak Sumardji.

Ridho membuka matanya, lalu menatap orang-orang disekelilingnya. "Pertama, aku cukup waras untuk tidak meniduri anak gadis orang. Kedua ya, dia sahabat Mai."

"Terus kenapa tadi lu bilang kalian udah tidur? Kan jadi digebukin?" Teriak Soni gemas.

Ridho memejamkan matanya sambil memijat kepalanya perlahan, "Ya biar Vreya gagal dijodohin, biar gue bisa nikahin Vreya. Kalo modal jujur, rakyat jelata macam gue mana bisa ngedeketin Vreya, sementara lihat matanya aja tadi dibilang ngga boleh!"

Pak Sumardji melipat kedua tangannya. "Tolong kamu pikirkan ulang kata-kata kamu. Bagaimana jika Keluarga Keraton akhirnya benar-benar memenjarakan kamu? Jika masalah ini sampai keluar ke masyarakat juga besar kemungkinan mempengaruhi karir kamu di tim nasional.

Saya tahu kamu mungkin benar-benar serius dengan putri mahkota, tapi pikirkan cara lain untuk mendapatkannya tanpa harus membahayakan karir kamu."

--

Ridho menendang bola cukup keras, hingga merubuhkan papan rintangan berbentuk manusia yang berjarak hampir setengah lapangan dari posisinya berdiri. Pandangannya menatap jauh, memikirkan bagaimana kondisi Vreya setelah hampir satu bulan pertemuan mereka di Keraton. Akankah gadis itu mendapatkan masalah atas kelakuan mereka kemarin?

Untuk pertama kalinya, akhirnya Ridho merasakan berciuman dengan seorang gadis. Ciuman pertamanya jatuh pada Vreya. Gadis yang tidak lagi lugu tapi begitu berwibawa ketika mengenakan kebaya dan rambutnya berganti dengan sebuah gelungan. Auranya mampu menutup segala kewarasan yang Ridho tahan selama lelaki itu jatuh cinta padanya. Namun malam itu, ketika mereka berpelukan untuk menyalurkan rasa rindunya, Ridho tidak bisa menahan untuk tidak mencium Vreya yang begitu ia rindukan.

"Dho! Ada tamu nih!" Suara salah satu official tim Persija meneriakinya. Membuat Ridho menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

Seorang lelaki berbadang tegap dengan setelan formal berdiri tidak jauh dari sisi lapangan. Disampingnya seorang lelaki dengan kemeja batik berdiri menenteng tas tangan hitam.

Ah benar, urusannya dan keluarga keraton sepertinya baru saja dimulai.

Rizky Ridho - Pick The Princess UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang