DELAPAN BELAS

349 32 10
                                    

Hari berjalan, minggu dan bulan berganti membuat hidup Ridho berjalan seperti biasanya. Patah hatinya tidak membaik, tapi setidaknya ada rasa terbiasa hidup berdampingan dengan luka menganga didalam dadanya. Sesekali rasanya masih nyeri, tapi lelaki itu sudah lebih paham bagaimana cara mengatasinya.

Lelaki itu pernah beberapa kali mencoba menyembuhkan luka. Shafeeya -teman Marselino yang hanya bertahan tiga bulan dan Zaline -teman Ferari yang bertahan cukup lama, nyaris satu tahun. Tapi mereka berdua tidak bisa menyembuhkan patah yang Ridho alami, mereka hanya pengalih sakit saja.

"Lu jadi sign kontrak sama club di Belgia?" Tanya Witan ketika mereka berlatih untuk musim terakhir di Persija.

Merapikan sepatunya Ridho mengangguk, "Jelaaaas, anak ayah kan hebat, merantau jauh dong. Lu jadi ke Turki? Udah Hanina dibawa aja, biar sekolah disana."

"Gue masih ragu. Ntar gue obrolin lagi ama bini gue. Btw soal Zaline beneran lu putus?" Mengenakan ranselnya Witan berdiri, bersiap mengajak Ridho berjalan menuju parking area untuk kembali.

Mengangguk ringan, Ridho menerima uluran tangan Witan. "Gue ngga mau bohongin Zaline. Dia terlalu baik buat berada dibawah bayangan Vreya."

"Tapi kan lu sendiri yang bilang uda lepasin Vreya."

Menggeleng ringan Ridho menatap langit Jakarta yang penuh polusi. Mulutnya pernah berkata melepaskan, sebagian hatinya juga. Tapi sudah hampir tahun kedua, Ridho masih belum berhasil melupakan rona merah di pipi Vreya setiap dia menggodanya.

Stop Ridhoooo, Istri orang.

--

Belgia, Akhir Tahun kedua setelah pernikahan Vreya.

Cuaca dingin di penghujung musim gugur menyelimuti seluruh negeri. Membuat Ridho yang memang sensitif dengan cuaca dingin harus berjuang keras berkerja dengan kondisi hidung yang sering kali mampet. Beberapa kali bahkan hidungnya sempat mengeluarkan darah karena terlalu kering.

Lelaki itu memantau online travel agent, merencanakan liburan akhir tahun ke Edinburg bersama Nathan, Thom, Justin, Ivar, dan Rafael. Mereka akan membawa istri dan kekasihnya, tapi kata Ridho ya ngga masalah dateng sendiri.

Rafa Struick
Last ticket udah booked by me and noa ♡
Dooo, you berangkat terpisah okelah?

Mengerutkan kening membaca pesan masuk Rafa di group chatnya Ridho kembali mencocokan laga terakhir dan kapan waktu liburnya tiba.

RRidhoR
It's okela, I duluan aja deh, tanggal 15 ya, 3d lebih cepat dr klean.

JustinHubhub
Okay. Bring Adele together w you.
Masa lu sendirian?

RRidhoR
Don't play play sama anak gadis orang

Adele adalah salah satu nama baru yang dekat dengan Ridho belakangan ini. Gadis pirang Indo - Austria itu dia kenal sejak Ridho berpindah ke Belgia. Dia adalah pemilik apartemen yang Ridho sewa selama tinggak di Belgia.

Gadis itu baik, sangat. Ridho tau Adele sempat beberapa kali mendekatinya tapi karena Ridho mengabaikan gadis itu, akhirnya Adele bersikap tidak lebih dari teman yang masih memiliki darah Indonesia.

Membuka balkon kamarnya, Ridho menyesap teh hangat yang baru saja dia seduh. Tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi tokoh utama pria dalam sad romance seperti ini.

Tapi orang bilang karir itu berbanding terbalik dengan cinta. Ketika cintamu bersinar maka karirmu akan meredup, begitu pula sebaliknya.

Ah tidak, nyatanya Jay semakin bersinar dengan Mai dan Luigi disamping mereka. Jadi kata orang-orang bohong.

--

Edinburg, Scotland

Angin musim dingin berhembus cukup kencang siang ini. Entah ide siapa tiba-tiba menunjuk Edinburg sebagai tujuan wisata hanya karena belakangan sedang viral dengan pernak pernik unik menjelang Natal dan libur akhir tahun. Ridho mengetatkan jaketnya, memperbaiki letak sarung tangannya sembari berdiri di terminal kedatangan menanti travel yang akan menjemputnya.

"Mas Rizky Ridho Ramadhani?" Suara seseorang membuat Ridho mengalihkan pandangannya.

"Ya, benar. Mas Andrew?" Tanya Ridho melihat ponselnya.

Mengangguk, lelaki itu mempersilahkan Ridho masuk ke van yang membawanya ke hotel yang telah mereka pesan untuk bermalam selama berlibur.

Menatap jalanan Edinburg yang dipenuhi bangunan mirip castle-castle kerajaan justru membuat pikiran Ridho melayang jauh. Membayangkan sosok putri mahkota yang pernah menjadi bagian dari hidupnya.

Bagaimana kabarnya sekarang?
Apakah akhirnya keraton bisa memberi cinta yang tulus untuk gadis yang pernah begitu dia cintai?

Bayangan Vreya menangis dipertemuan terakhir mereka terekam jelas. Bagaimana wajah merona itu berubah menjadi sayu dengan jejak air mata dan sudut-sudut matanya yang membengkak. Bagaimana ciuman mereka berakhir karena keduanya tak mampu menahan tangis masing-masing yang begitu menyesakkan dada.

Sungguh Ridho berbohong, Vrey, ternyata Mas Ridho tidak pernah bisa melepaskanmu dari hidupnya.

Rizky Ridho - Pick The Princess UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang