LIMA

455 50 7
                                    

Jumeirah Resort, Bali

Ridho nyaris kehilangan akal sehatnya ketika dia melihat Vreya keluar dari kamar tempat Mai bersiap untuk acara pemberkatannya. Gadis dengan kulit kuning langsat itu mengenakan gaun off shoulder dengan belahan tinggi berwarna peach. Makeupnya tipis dengan rambut bergelombang tergerai indah dengan jepit di kedua sisinya. Begitu anggun dan menggemaskan.

Langkah kakinya ringan berjalan menghampiri Flynn Tjoe A On yang sudah berusia hampir tiga tahun. Vreya berjongkok diatas heelsnya terlihat menunjukkan sebuah kotak berwarna putih lalu membujuk Flynn bersama dengan Sarah. Menggeleng perlahan Ridho tak bisa menahan pesona Vreya yang begitu berterbangan.

"Halo jagoan Om Ido!" Sapa Ridho mendekati Flynn menunduk untuk mengajak anak dari Nathan itu untuk melakukan Tos!

Flynn membalas tangan Ridho, "Hai Om Ido."

Vreya masih berjongkok dihadapan mereka bersama Sarah. "Yuk, mau kan? Kemarin kata Mama, Flynn mau bawain kotak cincin buat Mommy Mai sama Daddy Jay?" Vreya kembali menarik perhatian Flynn.

"Malu.. Mama Flynn tidak mau. Onty Yaya Flynn malu." Anak itu menolak untuk membawa kotak cincin ke altar di acara pemberkatan Mai dan Jay.

Vreya memberengut menatap Sarah, "Terus siapa dong mbak kalo bukan Flynn?"

Menatap Ridho dan Vreya bergantian, Sarah tersenyum, "Kalian aja. Groomsmen sama Bridesmaid. Lucu juga kok. Cocok. Kalo aku sama Nathan baru aneh."

Vreya menatap Ridho, lelaki itu mengedikan bahunya lalu mengulurkan tangannya pada Vreya yang masih berjongkok. "Yauda ayo siap-siap."

--

"Onty Yaya! Om Ido!" Teriak Flynn saat anak itu melihat Ridho dan Vreya berjalan beriringan membawa kotak cincin, sementara Vreya menaburkan kelopak mawar berwarna peach. Diujung Altar Mai dan Jay sudah bersiap mengucap janji dengan kondisi basah kuyup setelah tragedi menjelang pemberkatan.

"Mas Ridhooo aduh serasa gladi bersih resepsi ya!" Seru Arhan cukup keras untuk didengar keduanya dan beberapa tamu lainnya.

Senyum Ridho tidak surut, pun wajah Vreya yang memerah menahan malu.

"Kita kapan Vrey kayak gini?" Ucap Ridho perlahan, membuat langkah kaki Vreya tidak seimbang dan gadis itu nyaris terpeleset. Salah tingkah.

--

Ridho duduk tenang di sofa, menatap Vreya yang asik berjoget ditengah kerumunan teman-temannya. Mereka tengah menghabiskan malam di salah satu beach club besar di Bali. Okay, sisi lain Vreya yang tidak Ridho tau, gadis itu bisa berjoget dan minum dengan sangat handal. Tidak papa, Vreya manusia biasa bukan, tidak perlu berekspektasi membayangkan Vreya sesempurna Sarah.

Justin datang dengan segelas minuman ditangannya menyorongkan kearah Ridho, "Belajar minum dooong. Vreya aja jago tuh." Goda Justin.

"Ngga lah. Jagain Vreya ya kalo lagi disana. Aku lihat dari sini." Ucap Ridho.

Tertawa ringan Justin meneguk minumannya lalu bergidik merasakan sensasi cairan kekuningan itu melewati tenggorokannya. "You really like her huh?"

Tersenyum ringan Ridho menepuk lutut Justin, "Menurut mu gimana? Those beautifull girl didiemin aja?"

"Lanjutlah, ajak kencan?"

Mengangguk, "Sudah."

"Terus?"

Mengangguk ringan mengikuti irama musik Ridho masih senantiasa mengawasi Vreya dari kejauhan memastikan tidak ada seorangpun yang menggoda gadis idamannya. "Dia sepertinya menganggap aku tidak serius."

"Maka jadilah serius. Seperti teman-teman kita mengusahakan para wanitanya." Jawab Justin ringan.

"How about you? And Laras?" Tanya Ridho pada Justin, membuat lelaki itu menenggak habis minumannya.

"Sudah banyak uang aku keluarkan untuk mencarinya, tapi belum ketemu."

--

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari ketika Vreya, Ridho dan rombongan kembali ke hotel mereka menginap. Ridho sudan setengah mati menahan kantuk, lelaki itu berjalan di belakang Vreya yang bersenandung dan berjalan sempoyongan.

"Dho kamarlu disana!" Teriak Marselino.

Menoleh Ridho menunjuk Vreya dengan dagunya. Seolah memberitahu Marsel bahwa dia akan mengantar gadis itu sampai kamarnya.

"Awas jangan kebablasan tidur disana!" Lanjut Ernando diikuti tawa yang lainnya.

Vreya masih berjalan sempoyongan, tangannya memainkan handbag mungilnya dan tangan lainnya menyentuh dinding hotel. Gadis itu berhenti didepan kamarnya, mengecek isi tasnya mencari kunci kamar.

Lima menit...

Tidak ada hasil..

Melangkah perlahan Ridho mendekat kearah Vreya, menyelipkan satu anak rambut gadis itu yang mengganggu pandangannya.

"Eh Mas Ridho." Ucap Vreya, nafasnya bau minuman, wajahnya memerah tapi menggemaskan.

"Kamu nyari apa Vreya?"

Mengangkat tasnya Vreya memberengut, "Kunci kamar aku ga ada Mas."

Ridho mengambil tas mungil milik Vreya, lalu mencari kunci kamar gadis itu. Hanya butuh dua menit menemukannya.

"Wah hebat Mas Ridho. Makasi ya Mas." Ucap Vreya yang Ridho yakin sudah setengah mabuk.

Vreya membuka pintu kamarnya bersiap masuk ketika Ridho menahan pintu kamar gadis itu.

"Vrey, tolong jangan mabuk lagi kalo ga ada aku ya." Ucap Ridho menatap Vreya.

Gadis itu mengangguk sekenanya. Menutup pintu perlahan, Ridho mengucapkan selamat malam sebelum pandangannya kepada Vreya terhalang oleh pintu kamar.

Rizky Ridho - Pick The Princess UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang