DUA PULUH SATU

564 39 11
                                    

"Jusa, just sit here. Don't go anywhere okay. Papa wanna go to toilet first." Ucap Justin mendudukkan anaknya di salah satu tikar berbahan anyaman bambu yang lembut, sebelum berdiri meninggalkannya.

Jusa melepas belangkonnya, lalu mengipas-ngipas pada lehernya karena merasa suhu udara cukup terik.

"Hai Boy, mana papa kamu?" Seorang lelaki dengan setelan beskap duduk disamping Jusa, menyodorkan sekotak susu dingin.

"Papa ke toilet Uncle. Ibu sedang mengambil sepatu untukku di mobil. Kapan sih kita boleh masuk ke venue acara? Baju nya dan cuaca nya sangat gerah." Keluh Jusa bersandar pada Ferari.

"Om Fer juga tidak tau, kita tunggu saja ya."

--

Mai menyusut air matanya yang menetes sejak pagi. Sungguh hari ini dirinya menjadi si paling cengeng. Bersandar pada bahu Jay yang sejak tadi sibuk menggendong Luigi yang kurang nyaman dengan beskapnya.

"Sudah berhentilah menangis sayang, astaga." Jay mengusap tangan Mai.

"Aku ngga bisa ngga nangis Jay." Mai mengusap air matanya dengan tisu. "Tolong pegang Luigi dulu ya Sayang."

--

Juli ini terasa begitu indah. Matahari bersinar hangat dengan cahayanya yang menembus dedaunan rindang di area keraton. Alunan musik kebo giro sudah dimainkan sejak akad nikah selesai. Rentetan tamu dengan beskap ungu tua senada dengan kebaya wanita ungu muda sudah duduk memenuhi kursi-kursi di ruang pertemuan yang disulap menjadi area resepsi yang begitu mewah.

Hanina, Flynn dan Jusa duduk berdampingan menikmati susu kotak mereka. Hanina nampak cantik dengan kebaya ungu muda dan jepit rambut senada sementara Flynn dan Jusa dengan beskap ungu tua dan belangkon.

"Ibu bilang, Aunty Yaya itu princess ya?" Tanya Jusa pada Flynn.

"Iya sepertinya, karena rumah aunty Yaya besar sekali." Jawab Flynn.

Mengibaskan rambutnya yang diikat satu, Hanina tak mau kalah. "Ayah bilang aku juga princess."

"Tapi rumah ayah kamu tidak besar seperti rumah Aunty Yaya." Sahut Jusa membuat Hanina mengerutkan hidungnya sebal.

Pintu utama ruangan terbuka. Beberapa penari muncul menari dengan lemah gemulai. Disusul dengan pengantin pria yang tampak gagah dan tersenyum bahagia. Ridho beberapa kali menaikkan alisnya ketika melewati deretan pemain timnas beserta keluarganya yang hadir mengenakan pakaian jawa senada.

Diujung jalan, Vreya sudah berdiri cantik dengan paes agengnya. Gadis itu luar biasa bahagia hari ini. Meskipun pagi tadi dia sempat menangis berdua bersama Mai namun akhirnya senyum ceria kembali terlihat.

"Mereka mau ngapain sayang?" Bisik Nathan pada Sarah.

"Nanti Ridho sama Vreya mau lempar gulungan daun Sirih. Terus Ridho injak telur. Nanti kaki Ridho dibersihkan sama Vreya." Ucap Sarah menjelaskan.

Senyum Vreya dan Ridho tak kunjung surut ketika keduanya melempar gulungan daun sirih. Kemudian Vreya berlutut di hadapan Ridho, bersiap membasuh kaki lelaki yang kini jadi suaminya itu.

--

"Ayo ayo semua maju foto!" Seru Marselino menghalau pasukan beskap dan kebaya ungu.

Ridho dan Vreya begitu bahagia melihat sahabat mereka berkumpul di keraton hari ini. Pernikahan hanya dilakukan sederhana sesuai adat. Karena ini pernikahan kedua Vreya, maka tidak ada acara kirab pengantin seperti yang pernah dilaluinya dulu.

"Aunty! Aunty yaya Princess ya? Aku mau gendong aunty yaya!" Seru Hanina.

"Aku juga mau!" Seru Jusa dan Flynn bergantian membuat sesi persiapan foto mereka menjadi sangat ramai.

Marselino bersedekap, menatap kesal rombongan mereka yang begitu susah diatur ditambah bocil kematian yang semaunya sendiri.

"Semua dengaaaaar. Pasukan ungu tua duduk saja bagaimana pose duduk kalian terserah yang penting kain jariknya jangan lepas!" Teriak Marsel, diikuti perpindahan posisi para lelaki duduk dengan berbagai keriuhan karena keluhan mereka mengenakan jarik.

"Sekarang pasukan ungu muda berdiri rapat kedekat pengantin kita!"

Melihat formasinya Maselino tersenyum "Flynn dan Jusa berada di kanan kiri onty Yaya dan Om Ridho! Jangan berebut! Hanina cantik ditengah-tengah! Oke siap anteng semua ya."

Setelah memberi kode pada fotografer Marselino naik mengambil alih Luigi, "Oke kamu anteng digendong uncle yes Luigi. Kita duduk didepan tengah. Cowok ganteng harus jadi spotlight." Bisiknya pada Luigi.

Akhirnya pemotretan berhasil. Beberapa pose diambil dengan sangat menggemaskan. Setelah beberapa pernikahan hanya dengan Jas dan gaun saja akhirnya mereka punya foto dengan baju adat.

"Selamat Om Ridho dan Onty Yaya!!" Seru mereka kompak disalah satu sesi pengambilan foto.

Ah, sungguh indah!
Satu lagi pasangan love bird hidup bahagia kali ini.

END

Rizky Ridho - Pick The Princess UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang