06

2K 215 32
                                    

Harry memandang Narcissa dengan ragu lalu pandangannya tertuju pada pintu kamar sang anak yang tertutup. Ibu mertuanya itu mengangguk mengisyaratkan agar dia membuatkan satu omelette lagi untuk Scorpius.

"Akan kucoba, mother." balas Harry.

Narcissa tersenyum lebar lalu dia berlalu ke kamarnya dan Lucius.

Sepeninggal Narcissa, Harry kembali ke dapur untuk membuat omelette satu lagi. Dia memasak sembari memakan omelette miliknya.

Aroma harum telur itu menyeruak ke seluruh dapur.

Harry meletakkan omelette itu ke piring, mengambil nampan, dan meletakkan piring itu di sana serta segelas air. Dia menaiki tangga dengan langkah pelan menuju kamar Scorpius.

Tok tok tok

"Sco-Scorpius." panggil Harry, berusaha menetralkan suaranya.

Pintu terbuka, menampilkan Scorpius yang memasang wajah datar. Dia hanya menaikkan sebelah alis.

"Boleh mom masuk? Mom buatkan omelette untukmu."

Scorpius memandang omelette buatan Harry. Aroma harumnya persis dengan aroma omelette milik Albus yang saat itu dia makan. Dia sudah merasakan masakan ibunya saat itu.

Tanpa menjawab ucapan Harry, Scorpius berbalik badan dan kembali duduk di kasurnya. Dia menyandarkan punggungnya di sandaran kepala kasur dan mengambil benda persegi panjang di sana untuk lanjut bermain game.

Harry memasuki kamar Scorpius. Pandangan Harry menyapu ke seluruh sudut ruangan. Scorpius menyukai warna gelap ternyata.

Harry meletakkan nampan itu di nakas samping tempat tidur Scorpius lalu duduk di pinggir kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harry meletakkan nampan itu di nakas samping tempat tidur Scorpius lalu duduk di pinggir kasur. "Scorpius, nanti dulu main gamenya. Makanlah."

Sebenarnya Harry merasa ragu, apakah Scorpius menyukai masakan sederhana atau tidak. Dilihat dari bagaimana sikap Scorpius yang angkuh, sepertinya anak sulungnya itu hanya menyukai makanan kelas atas.

"Hm." Scorpius membalas dengan gumaman.

"Scorpius." panggil Harry lagi.

Scorpius seketika berdecak kesal lalu menghentikan acara bermain game nya. Dia memandang Harry dengan tajam dan menusuk, kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya pada sang ibu. "Bisa tidak, sih, kau tidak usah sok-sok perhatian padaku? Kabur saja lagi, kau bisa, kan? Aku sudah terbiasa, terbiasa hidup seolah tidak punya seorang ibu."

"You are never in there for me."

Harry hanya mampu diam mendengar ucapan Scorpius. Dia juga tidak bisa mengelak dan mencari pembenaran. Apa yang dikatakan sang anak memang benar. Dia tidak pernah ada untuk Scorpius.

"Apa tidak pernah terpikirkan olehmu bahwa ada anakmu yang lain yang juga membutuhkan kasih sayang darimu?"

Bola mata Harry menatap wajah Scorpius, "Scorpius ..." kedua tangan Harry terangkat menangkup wajah sang anak, namun Scorpius segera menepisnya kasar.

Who Is My Father? | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang