14

1.4K 155 36
                                    

Harry memandangi wajah Draco yang tertidur lalu pandangannya tertuju pada tangan sang suami yang berada di balik baju yang dikenakannya.

Ingatannya melayang pada saat dimana Draco masih belum mencintainya. Satu tahun penuh rasa sakit.

Harry meringis mengingat masa-masa yang menyakitkan itu, dimana dia selalu menangis setiap Draco mengajaknya berhubungan, Draco selalu memperlakukan nya dengan kasar, lama-kelamaan dia menjadi terbiasa. Itulah kenapa dia biasa saja setiap Draco mengikat dan mencekiknya. Untuk sekarang dia berusaha melupakan masa lalu dan memberikan Draco kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Dia tersenyum memandangi wajah Draco yang tertidur damai lalu Harry bergerak menghadap Draco dan meraih sang suami ke pelukannya.

.

Albus baru selesai mandi dan dia memakai seragam untuk siap-siap sekolah. Di ruang makan, Albus melihat menu sarapan favoritnya sudah dihidangkan yakni semangkuk susu sereal. Setelah Albus duduk, Scorpius keluar dari kamar, disusul Draco dan Harry.

"Eh, sudah berkumpul ternyata." Narcissa muncul bersama Lucius di belakangnya.

"Mari makan." Narcissa bersuara ceria.

Mereka menyantap sarapan masing-masing. Harry memperhatikan Scorpius dan Albus, dia ingin melihat dua anak itu berinteraksi. Harry diberitahu Draco soal Scorpius yang mengajak Albus makan di luar karena anak bungsunya itu khawatir padanya karena mendengar teriakannya saat berhubungan dengan Draco.

Harry senang, naluri seorang kakak tumbuh dalam diri Scorpius. Meski Scorpius masih bersikap dingin pada Albus, anak sulungnya itu tidak mau anak bungsunya sampai melihat adegan yang tidak seharusnya sang bungsu lihat.

"Mom," panggil Albus tetap fokus pada santapannya.

"Hm?" balas Harry berupa gumaman.

"Mommy kapan bertemu sama paman Cedric? Al rindu."

Deg!

Takut-takut Harry melirik Draco yang langsung menghentikan gerakannya lalu membalas, "nak, paman Cedric sibuk dengan pekerjaannya. Kenapa menanyakan paman Cedric, hm?"

Albus mengendikkan bahu, "Al rindu saja sama paman Cedric."

Mood Draco tiba-tiba menjadi buruk, tanpa pamit dia langsung berangkat tanpa menghabiskan sarapannya.

"Daddy kenapa?" Albus mengernyit.

Seusai sarapan seperti biasa dua pemuda SMP itu pamit berangkat sekolah. Di dalam mobilnya, Albus menghidupkan layar ponselnya ketika mendapatkan pesan dari Mattheo.

Kak Mattheo
Kau sekolah hari ini?

Albus
Iya

Setelah menjawab, tidak ada respon apapun lagi dari Mattheo. Mungkin sang kakak kelas hanya ingin sekedar basa-basi saja.

Hari yang dilalui Albus di sekolah berjalan seperti biasanya. Belajar, mengajari teman-temannya yang kesulitan, mendapatkan pujian dari guru-guru, dan makan di kantin.

Ada yang berbeda dari Delphini. Gadis itu terlihat lebih banyak diam, bahkan sudut bibirnya terluka. Meski Delphini tetap menjadi Delphini yang dikenal Albus sebagai teman yang ingin belajar dengannya, Albus menyadari perubahan itu.

Hugo juga menyadarinya, tapi Delphini tidak mau cerita apapun pada mereka berdua.

"Sudah aku bilang aku tidak apa-apa. Aku hanya terjatuh." Delphini bicara sedikit mendesis karena Hugo bertanya terus.

Who Is My Father? | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang