05

2.1K 214 42
                                    

Jemari tangan itu terus menari diatas sana. Cedric bekerja sebagai manajer di salah satu hotel bintang enam. Wajahnya yang tampan dan sikapnya yang bijaksana itu membuat dirinya diincar. Salah satunya seorang staff yang bekerja di sana.

Pikiran Cedric melayang pada kejadian setelah pulang sehabis mengajak Harry dan Albus makan di restoran berberapa waktu lalu. Draco mendatanginya, pria pirang itu langsung meninju wajahnya dengan penuh amarah.

--

Flashback

Bugh!

"Selama ini kau yang membawa istriku kabur?!" Draco mendesis tajam dan memberi tinjuan lagi pada wajah Cedric.

Cedric dengan sigap menahan tangan Draco yang hendak meninjunya lagi. Dia bicara dengan datar, "iya, terus kenapa?"

Draco mengeraskan rahangnya lalu menarik tangannya paksa. Tatapan tajamnya menatap lurus pada Cedric yang memasang wajah datar. "Lebih baik dia pergi daripada tinggal bersama orang yang tidak mencintainya, datang saat sedang nafsu saja, selalu menemui orang lain di saat dia sedang membutuhkanmu." ucap Cedric.

"Karena kau, anak bungsuku hidup menderita! Jika Harry tetap tinggal, Albus akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak!" gertak Draco.

"Lebih layak katamu?" Cedric menaikkan sebelah alis, "Harry akan menderita karena kau tidak akan pernah sadar dan menyesal. Imbas penderitaannya akan ke anak, bukan?" pria bertubuh tinggi itu menjeda kalimatnya sejenak lalu melanjutkan. "Albus terdidik dengan baik. Dia anak yang pintar dan berbakti. Selama di Amerika, Harry tidak menderita memikirkan suaminya yang tidak peduli padanya sehingga dia bisa fokus mendidik Albus."

"Coba kau pikir, bagaimana jadinya Albus jika Harry tidak memilih kabur? Kau bisa melihat contohnya dari anak pertamamu." Cedric tersenyum miring ketika melihat raut wajah Draco berubah, "itulah gambaran Albus kalau Harry memilih tetap tinggal bersamamu."

Melihat Draco yang terdiam, Cedric mengusap sudut bibirnya yang berdarah karena tinjuan Draco kemudian berlalu meninggalkan pria pirang itu.

Flashback end

--

"Cedric ~"

Cedric memutar bola matanya malas. Cho Chang, wanita yang bekerja sebagai staff di hotel ini sudah dari dulu mengejarnya meski dia sudah menolak berberapa kali.

Cho memberikan kotak makanan berisi biskuit yang dia buat sendiri. Dia tidak pernah menyerah demi mendapatkan Cedric.

"Aku buatkan biskuit black forest. Dimakan, ya." ucap Cho dengan nada merayu.

"Hm." Cedric menarik bekal tersebut lalu kembali fokus pada layar laptopnya. "Kembalilah bekerja." Ujarnya datar.

Cho merubah raut wajahnya. "Tidakkah kau berpikir untuk memperhatikanku sekali saja?" ucapannya sama sekali tidak dihiraukan oleh Cedric. "Makanlah biskuit buatanku meski sedikit."

Cho berlalu dari ruangan Cedric. Wanita itu pergi ke toilet dan dia mulai menangis di depan cermin, kemudian menghidupkan keran air dan mencuci tangannya.

"Sesulit itu, kah, Cedric?" lirihnya.

Matanya menatap pantulan dirinya di cermin dengan kecewa. "Apa kau menolak ku karena Harry? Apa bagusnya dia?! Jelas aku cantik dan lebih unggul dari apapun ketimbang dia!"

"Akan kubuat kau hancur, Harry. Aku akan merenggut kebahagiaanmu!"

****

Harry pulang ke apartemen dengan pakaian berbeda. Draco menyuruh orang suruhannya membeli pakaian baru untuk Harry. Mana mungkin dia pulang ke apartemen dalam keadaan pakaian robek. Bahkan Harry berjalan agak pelan, bagian belakangnya sangat sakit.

Who Is My Father? | DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang