Tengah malam rose tiba-tiba saja terbangun dan ia menyadari satu hal bahwa kini Mingyu sudah terlelap di sampingnya. Gadis itu menyibakkan selimutnya beranjak dari kasur rosé berjalan menghampiri pintu.
Berniat untuk melepaskan dahaganya, ia merasa sangat kehausan padahal sebelum tidur ia menyempatkan waktu untuk minum—tapi anehnya ia kembali terbangun dengan rasa haus yang luar biasa tak tertahan dan ia pun memutuskan untuk melangkah ke arah dapur.
Namun langkahnya terhenti di tengah jalan, begitu menemukan sosok yoon jeonghan terlihat duduk seorang diri di salah satu meja makan.
Ini adalah kali kedua, ia mendapati jeonghan seperti itu. Lelaki itu bak kehilangan arah tujuan nya. Beberapa kali rosé menemukan jeonghan melamun dan rose juga dapat merasakan perbedaan signifikan pada tingkah laku Yoon jeonghan.
Belum lagi akhir-akhir ini rosé sering mendapati pria itu minum di malam hari seorang diri dan hal tersebut sering sekali menyebabkan rosé di ambang rasa bersalah yang teramat sangat besar.
Ya—ia sadar bahwa perubahan yang terjadi pada jeonghan ulah dirinya. Setelah ia memutuskan untuk kembali berhubungan Mingyu dan itu memberikan dampak luar biasa bagi jeonghan.
Rose mendesah, bukan kah dia harus bertanggung jawab atas semua ini? Maka langkah yang tadinya mantap untuk menuju ke arah pintu dapur kini berpindah haluan.
Gadis itu menarik kursi mendudukkan dirinya tepat di hadapan jeonghan yang sadar akan kedatangannya. "Jeonghan oppa"
"Hm?" Balas pria itu dengan gumaman sambil menggoyang kan gelas yang tengah terisi minuman. "Kenapa bangun ini masih jam 2 pagi rosé"
Rosé tidak menjawab sorot matanya menatap sendu ke arah jeonghan, sebelum menarik nafas dan bertanya. "Kenapa belum tidur?"
"Aku tidak merasa ngantuk" katanya kemudian menatap rosé dengan mata sayu nya "Kau—mau minum denganku?"
"Ini kedua kalinya aku melihatmu seperti ini oppa" Nadanya begitu lirih "Tidak mengantuk bukan berarti kau hari minum seperti ini, kau harus banyak istirahat,kau seorang idol tubuh mu harus sehat dan minuman itu tidak baik untukmu"
Yoon jeonghan menarik sudut bibirnya, ada kehangatan yang menyelusup ke dalam hati begitu mendapati wajah jelita dari gadis itu terlihat mengkhawatirkan dirinya.
"Kenapa? Kau khawatir padaku?"
"Tentu saja, kau ini—" rose tidak bisa berkata-kata lagi pandangan lelaki itu sudah mengabur entah sudah berapa botol ia minum.
Jeonghan terkekeh "Aku tidak akan mati hanya karena minum—"
"Apapun alasanmu tidak akan mengubah kenyataan, bahwa mengonsumsi alkohol berlebihan tidak akan baik, jantungmu akan terbakar Yoon jeonghan" Suara rosé hampir membentak andai dirinya tidak menahan intonasi dan volume suaranya.