12

1.7K 141 5
                                    

Heeseung menjalani hari harinya dengan lemas. Bahkan hal hal kecil pun bisa membuatnya emosi. Seperti sekarang, dia memerintahkan para karyawan nya untuk mengulang laporan rapat. Padahal hasil terakhir kalinya sudah bagus bahkan nyaris sempurna.

"Apa apaan dengan laporan ini! Semuanya berantakan! Ulang dan buat dengan benar! Kalian bisa bekerja tidak!?" bentak nya pada barisan karyawan di depan nya.

Para karyawan itu tidak ada yang berani mengangkat kepalanya. Mereka tidak tau apa yang terjadi pada bos mereka akhir akhir ini. Semua hal yang di lakukan orang lain di anggap nya salah. Bahkan heeseung memilih berhenti menjadi guru saat tau sunghoon sudah tidak bersekolah disana.

Barisan para karyawan tadi mulai keluar satu persatu. Heeseung memijit pangkal hidung nya, dia bahkan tidak tau bagaimana kabar anak nya dan Sunghoon. Bahkan jake pun sudah tidak menampakan dirinya. Entah kemana jake membawa istrinya dan anaknya itu.

Heeseung menatap foto sunghoon di meja kerjanya. Senyuman cantik itu, dia sangat merindukannya. Tatapan hangat dan sifat manja bercampur tengil itu. Heeseung merindukan semua tentang pria cantik itu.

Dimana jake menyembunyikan anak dan istrinya? Heeseung ingin mengelus perut sunghoon lagi. Heeseung ingin berkomunikasi dengan anaknya lagi. Bagaimana jika anak nya itu lahir dan mengitari bahwa jake adalah ayahnya? Tidak! Heeseung tidak Terima.

Dia terus menerus mencari informasi tentang sunghoon selama sebulan penuh. Namun hasilnya nihil, jake sangat pandai menyembunyikan nya.

Heeseung menutup matanya dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi nya.

Kayu di luar sana ingin mengunjungi heeseung. Saat mendengar berita tentang jake itu, Jay rasanya ingin menertawakan Lee bodoh itu. Dia pihak atas, mengapa dia tidak bisa merasakan aura pihak atas pada jake? Mungkin karna heeseung terlalu bodoh. Bahkan Jay sudah curiga sejak lama jika jake itu bukan pihak bawah.

Saat keluar dari lift dan ingin keruangan heeseung, Jay menyerengit heran saat banyak nya karyawan yang keluar dari ruangan itu dengan wajah lelah.

Mereka membungkuk pada Jay saat dia mendatangi para karyawan itu, "Apa yang terjadi?" tanyanya.

Salah satu karyawan membungkuk sebelum menjawab, "Tuan heeseung tidak Terima dengan hasil laporan rapat yang kami buat, tuan park. Dia terus memerintahkan kami untuk mengulang. Ini sudah terjadi lima hari berturut turut."

Jay mengambil hasil laporan rapat yang berada di salah satu tangan karyawan itu dan memeriksa nya. Jay semangkin bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan otak Lee heeseung itu? Hasil laporan ini sudah benar, bahkan penataan nya sudah benar.

Jay mengembalikan kertas itu, "Ini sudah benar, kalian tidak perlu mengulang nya. Biar saya yang bicara pada heeseung."

Para karyawan itu berterimakasih pada Jay dan langsung berpamitan untuk pergi. Jay masuk ke dalam ruangan heeseung dan terlihat heeseung yang sedang menyandarkan kepalanya di kursinya sambil menutup mata.

"Apa?" tanya heeseung tetap dalam posisinya.

Jay duduk di sofa dan menatap heeseung. "Apa yang salah denganmu?"

Heeseung hanya diam tidak menjawab.

"Perlu kau ketahui heeseung. Ini semua terjadi karna kebodohan mu. Jangan melibatkan orang lain di dalamnya, aku kasihan melihat wajah lelah para karyawan mu. Kau lah yang membuat semuanya terjadi. Jangan merasa paling tersakiti. Jika kau tidak ingin terluka, maka jangan bermain api."

Heeseung mengehela nafas kasar, "Ck, tidak usah ikut campur."

Jay hanya menggeleng kan kepalanya tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. Ponsel Jay berdering, saat melihat siapa yang menelfon nya, Jay langsung mengangkatnya.

MY TEACHER IS MY HUSBAND || HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang