13

1.5K 126 6
                                    

Heeseung menatap sosok yang sedari tadi mondar mandir di rumah nya, mencari perhatian. Sooha, perempuan itu kembali mengganggu heeseung saat mendengar heeseung bercerai dengan istrinya itu.

Heeseung sudah mengusir nya, bahkan tidak memperbolehkan kan nya masuk. Tetapi sooha terus memaksa dan menangis kuat. Heeseung hanya takut dikira melecehkan nya.

"Heeseung, aku buatin kopi nih." ucap nya sambil menaruh kopi tersebut di meja. Heeseung langsung mengalihkan pandangan nya ke arah samping, tidak mau menatap sooha. Karna baju nya yang sangat pendek, saat dia membungkuk belahan dadanya tentu saja terlihat. Dan heeseung tentu tau apa maksudnya itu.

"Kamu aja yang minum." ucap heeseung.

Sooha menatap tidak terima pada heeseung yang sedang fokus pada laptop nya, "Aku udah buatin kamu loh, minum dikit aja."

Heeseung hanya diam tidak menjawab. Heeseung sangat membenci wanita. Selain mulutnya yang tidak bisa diam, wanita juga senang membuat drama! Heeseung muak.

Sooha tidak menyerah, dia duduk di sebelah lelaki itu dan terus menempelinya.

"Kamu lagi sakit, hee. Jangan terlalu banyak bekerja."

Heeseung memutar bola matanya malas dan berdiri sambil menatap wanita itu, "Hey dengar, mau saya sakit ataupun engga itu bukan urusan kamu. Kamu memang tidak punya malu ya. Jangan berharap lebih! Saya masih mencintai istri saya dan selamanya akan tetap begitu. Lebih baik kamu pergi dari sini, saya tidak suka rumah saya di datangi oleh pelacur." setelah itu heeseung meninggalkan sooha di lantai bawah dan langsung masuk ke kamarnya.

Sooha hanya menatap kepergian heeseung. Apa benar heeseung sudah benar benar tidak mencintai nya? Persetan! Heeseung sudah berpisah dengan istrinya. Sooha tidak boleh menyia nyiakan hal itu. Sooha yakin heeseung akan kembali lagi dan terus berusaha mengambil hati heeseung.

Heeseung di dalam sana sedang menatap perkembangan perusahaan nya. Hingga ponselnya berbunyi, heeseung menatap penuh harap pada orang yang menelfon nya itu dan dengan sigap menjawabnya.

"Hallo? Bagaimana? Sudah ada petunjuk keberadaan sunghoon?" tanya heeseung setelah panggilan tersambung.

Orang di sebrang sana menggeleng walaupun heeseung tidak bisa melihat nya, "Masih belum ada, tuan. Terakhir kali tuan sunghoon berada itu di rumah orang tuanya. Setelah itu, tidak ada lagi jejak yang mengarah pada sunghon."

Heeseung terdiam sebentar, "Lalu bagaimana dengan jake? Sunghoon berada bersama jake, cari informasinya juga."

"Tuan jake juga sama, tuan. Dia terakhir kali berada di rumah orang tua tuan Sunghoon."

"Fuck." heeseung memutuskan sambungan telepon nya dan membanting ponsel nya ke kasur. Heeseung mengacak acak rambut nya frustasi.

Heeseung memang masih mencari Sunghoon. Karna heeseung berpikir Sunghoon itu adalah miliknya, dan dia tidak sudi miliknya di miliki orang lain. Heeseung bahkan melupakan waktu istirahat dan makannya.

Bagaimana kondisi Sunghoon sekarang? Apa dus rutin meminum susu hamil nya? Apa dia mengidam banyak hal? Heeseung ingin sekali mendengar hal yang di idamkan oleh Sunghoon saat dia sedang mengandung. Heeseung rindu mengelus perus bulat itu. Heeseung ingin merasakan tendangan anak nya untuk pertama kali nya.

Dia akan menemukan Sunghoon sebelum dia melahirkan. Heeseung lah yang akan berada di sebelah Sunghoon saat dia melahirkan, tidak jake. Heeseung berjanji untuk itu. Heeseung akan menemui Sunghoon suatu hari nanti. Dia lah yang pantas di panggil ayah, bukan jake.













































Disisi lain, jake sedang berada di toko keperluan bayi bersama Sunghoon. Sunghoon terlihat sangat ceria. Karna dia sangat menunggu hal ini, heeseung pernah berjanji akan membawanya. Namun, heeseung malah mengingkari janji nya.

"Liat deh kak, lucu ya? Kecil banget." ucapnya sambil terkirim lucu.

Jake yang sedang melihat baju bayi mendekat dan melihat apa yang Sunghoon tunjukkan. "Iya lucu, kaya kamu."

Sunghoon memutar bola matanya malas, "Buaya, jake buaya. Kebanyakan modus."

Sunghoon langsung berpindah tempat ke tempat baju bayi. Diikuti jake yang sedang mendorong keranjang. Sunghoon melihat lihat pasangan baju bayi tersebut, sebelum meletakkan nya lagi. Sunghoon akan membeli yang bisa di pakai sehari hari saja. Dia harus menghemat.

Tetapi tidak dengan jake. saat Sunghoon melanjutkan langkahnya, jake malah memasukkan semua barang yang sudah Sunghoon pegang. 'Gak boleh di tinggal, ada sidik jari si cantik. Kalau di pegang sama orang lain, nanti sidik jari Sunghoon pindah ke tangan orang.' bantin jake.

Sunghoon melihat kaos kaki bayi yang menurutnya lucu, lalu memasukkan nya ke dalam keranjang. Namun gerakannya terhenti saat melihat keranjang itu hampir penuh.

"Kenapa ini penuh?" tanya nya sambil menatap jake. Sementara jake hanya menampilkan senyumannya.

"Kakak masukkin semua yang kamu pegang." jawabnya enteng.

Sunghoon melebarkan mata nya terkejut, "Ini boros kak, kembaliin aja ya?"

Sunghoon ingin menggapai keranjang itu namun jake dengan gesit menghindari nya. "Lanjutkan saja langkahmu dan pilih sesuka mu."

Sunghoon menghela nafas kasar mendengarnya, dasar keras kepala.

"Aku rasa ini udah cukup." ucapnya setelah berkeliling.

Jake menatap Sunghoon, "yakin?"

Sunghoon hanya mengangguk dan pergi ke luar untuk menunggu Jake yang sedang membayar.

"Ini saja, tuan?" tanya kasir tersebut.

Jake berpikir sebentar, "Ah, saya mau tempat tidur bayi dan troli bayi yang ada di sana. Semua kebutuhan bayi yang belum saya beli masukkan saja."

Kasie tersebut memanggil temannya untuk segera membungkus hal hal yang di butuhkan Jake. "Baru mau punya baby ya, tuan?" tanya nya sambil meng scan belanjaan Jake.

"Iya, kalo bisa cepetan ya mbak. Kasian bumil nungguin." ucap Jake sambil menunjuk Sunghoon yang memainkan ponsel nya.

Kasir itu tersenyum, romantis sekali pasangan muda ini. "Itu istri nya ya, tuan? Cantik sekali. Ah manis juga. Kulit nya putih bersih ya, alis sama bibirnya juga cantik."

Jake hanya mengangguk setuju dengan apa yang kasir ini ucap kan. Setelah membayar Jake langsung menghampiri Sunghoon. Sunghoon sepertinya tidak sadar karna fokus pada ponsel nya.

"Sayang." panggil Jake sambil merangkul pinggang Sunghoon.

"Loh, belanjaan nya mana kak?" ucap Sunghoon, karna Jake keluar dengan tangan kosong.

"Nanti di bawain sama mereka, mau keliling lagi?"

Sunghoon hanya menggeleng, "Pulang aja, capek."

Jake tersenyum dan mengusap lembut surai Sunghoon, "Yaudah, mau di gendong."

Sunghoon menggeleng cepat, "Gak udah buat malu kak."

Jake tertawa dan langsung menggandeng tangan Sunghoon untuk pulang. Sepanjang jalan menuju parkiran, mereka terus bercanda satu sama lain. Sangat bahagia.





























"Sunghoon?" gumam seseorang.


















































TBC

Seperti biasa, janlup votmen 🤍

MY TEACHER IS MY HUSBAND || HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang