• ⟡ 「 𝟏𝟎 - 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐮𝐝𝐧𝐲𝐚? 」 ⟡ •

673 107 13
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Tapp..

Tapp..

Tapp..

"Ck, kenapa kau malah mengikutiku hah?!" Bentak Halilintar kepada Lunar yang berjalan dibelakangnya.

Mendengar penuturan dari Halilintar, seketika Lunar pun mendengus kesal. Dengan cepat, ia menyamakan langkahnya dengan Halilintar.

"Oh ayolah Hali, aku kan ingin menghabiskan waktu bersamamu!"

"Ck, tapi aku tidak ingin!"

"Oh ayolah.. pliss.."

"Gk."

"Hali.. pliss.."

Halilintar seketika menghentikan langkahnya. Ia kemudian menoleh ke arah Lunar dengan wajah datar tapi gelap. Iris ruby miliknya bersinar saat menatap Lunar dengan tajam.

Lunar yang melihat tatapan itu pun langsung terdiam di tempat. Meskipun ia sudah lama tak bertemu dengan Halilintar, tapi itu bukan berarti bahwa ia tak akan mengenali tatapan itu.

Tatapan itu, itu adalah tatapan peringatan dari Halilintar. Biasanya jika ia sudah menunjukkan tatapan itu, maka itu berarti ia sudah benar-benar marah.

"Ah.. begini Hali.. tenang dulu.. aku tidak bermaksud membuatmu marah, ok?"

Lunar mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan Halilintar yang kini sudah terlihat sangat marah. Tapi bukannya membuat Halilintar semakin tenang, ia malah justru membuat Halilintar semakin marah.

"Sudah cukup! Kau.. pergilah!"

Suara dingin Halilintar yang menerobos indra pendengaran Lunar, membuat Lunar seketika terdiam di tempat. Tapi bukan Lunar namanya kalo tidak keras kepala bukan?

"Tidak, aku tidak akan pergi. Tidak sampai kau mau kembali!"

Lunar kemudian memegang erat lengan kanan Halilintar. Ia akan memastikan bahwa kali ini Halilintar akan kembali ke Tapops.

"Lunar.. aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu!"

"Hali.. aku serius.. tolong, kembalilah.. kami semua merindukanmu.."

"Tidak. kalian semua tidak merindukanku, melainkan membenciku."

"Hali, itu tidak benar! Kami tidak membencimu.. sungguh!"

Halilintar tak mendengarkan perkataan Lunar, ia dengan cepat langsung menepis kasar tangan Lunar yang memegangi lengannya. Setelah itu, Halilintar pun langsung mempercepat jalannya.

Lunar yang mulai ditinggalkan Halilintar pun tak tinggal diam. Ia langsung berlari mengejar Halilintar. Tapi baru beberapa langkah, kakinya tiba-tiba saja merasa kaku. Karena terkejut, ia pun langsung melihat ke bawah. Yang dimana ternyata sudah ada lingkaran sihir kecil yang menahan kakinya.

Melihat lingkaran sihir itu, seketika Lunar pun terdiam. Ia menengok ke arah Halilintar yang semakin menjauh.

'Sial.. apakah sebegininya kau sangat tidak ingin kembali ke Tapops, Hali?'

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟐 || 「𝘏𝘪𝘢𝘵𝘶𝘴」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang