Bab 2. Perjanjian.

57 28 48
                                    


Happy Reading Semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°°

Flashback.

Tepat pukul 19.00 WIB, tidak lebih serta kurang keluarga Baskoro minus Anisa sudah sampai dirumah keluarga Malik. Maya yang melihat sahabat main empangnya a.k.a Ratih telah tiba, karena setiap pulang sekolah pasti mereka akan ke empang milik orang kaya di desa mereka, untuk mengambil ikan lele disana walaupun pada akhirnya mereka selalu dihukum tapi tetap saja Maya serta Ratih, terus melakukannya jadilah mereka dapat julukkan di desa mereka sebagai dou gadis empang. Maya langsung memeluk sahabatnya dengan erat,
melepaskan kerinduan karena sudah lama sekali mereka tidak berjumpa.

"Lama sekali tidak jumpa sahabat empangku, berapa lama kira - kira kita tidak ketemu.?" Tanya Maya.

"Baru 1 minggu 3 hari kita tidak ketemu, sahabat gemoyku." Jawab Ratih.

Maya serta Ratih menguraikkan pelukkan mereka, bahkan mata mereka berkaca - kaca, karena sudah lama sekali ternyata mereka tidak ketemu. Hendra serta Daffin menghembuskan nafasnya dengan pelan, mengapa jika mereka ketemu selalu saja ada adegan drama dulu. Kevin yang berdiri dibelakang tahu jika kelakuan mamanya selalu absurd, tapi dia tidak menyangka akan bisa seabsurd ini.

"Ternyata sudah lama sekali kita tidak ketemu, Jeng Ratih," ucap Maya.

"Iya Jeng Maya," kata Ratih sambil tersenyum menghapus setitik air matanya, padahal tadi dia gunakan obat tetes mata agar sedihnya dapat dipenonton.

Hendra menepuk jidatnya karena melihat apa yang dilakukan Ratih sang istri, hingga suara Kevin terdengar.

"Mama, sampai kapan kita diluar.?" Tanya Kevin dia sudah tidak sabar ketemu dengan Alana.

Ratih yang mendengar hal tersebut seketika kaget, bahkan dia sampai lupa tujuannya kemari.

"Heheh maaf nak, mama sampai lupa untuk apa kita kemari." Jawab Ratih.

Kevin mendelik kesal mendengar jawaban sang mama, Ratih pun memperkenalkan Kevin pada Daffin serta Maya.

"Daffin, dan Maya, ini Kevin Alvaro putra bungsu kami, dan Kevin mereka adalah orang tua Alana, ayo cepat salim tangan mereka," ujar Ratih.

"Iya mama," kata Kevin.

Kevin menyalim tangan Daffin serta Maya secara bergantian, hingga Kevin mencium aroma terasi ditangan Maya. Maya tersenyum kikuk melihat kening Kevin berkerut.

"Hehe maaf nak, tante belum cuci tangan makanya kau mencium aroma terasi," ucap Maya.

"Terasi, kamu lagi buat emangnya Maya.?" Tanya Ratih.

"Penyetan sama nasi liwet untuk menyambut kalian, dan ayo masuk kita makan malam dulu, sebelum berbicara." Jawab Maya.

Ratih yang mendengar hal tersebut langsung menyerobot masuk, tidak lupa mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum," ucap Ratih.

"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," kata Maya, dan Daffin.

Mereka semua masuk ke dalam rumah langsung menuju meja makan, dimana makanan sudah tersedia mereka semua pun duduk, tidak lupa baca doa makan setelah itu cuci tangan dalam wadah yang disediakan, mereka pun mulai makan. Kevin sangat menikmatinya hingga dia tidak sadar jika Alana tidak ikut makan malam.

Di Ruang Tengah.

Setelah makan malam usai mereka sudah duduk diruang tengah, bahkan diatas meja telah banyak sesarahan yang telah disediakan oleh Kevin sendiri, karena dia akan menikah sudah jelas seserahan serta lainnya menggunakan uangnya sendiri, karena Kevin sudah punya penghasilan dia sering membantu sang papa dalam pekerjaannya. Jadi Hendra memberikan gaji juga pada sang putra.

Only Two Years (Open Preorder)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang