Bab 5. Telat Pulang.

32 18 22
                                    

Happy Reading Semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°°

Sepulang sekolah Alana benar - benar pergi menonton pertandingan tersebut, bersama ketiga sahabatnya. Walaupun cuma latihan saja tapi tetap menegangkan, Alana terus memberikan semangat pada Bima. Satu sekolah sudah jelas tahu jika Alana adalah fans garis keras no. 1 Bima, Nola serta Ayu, dan Maura juga tidak mau kalah dari sahabat gemoy mereka.

Pukul 17.00 sore pertandingan tersebut telah selesai, Alana sangat puas karena latihan tanding pun Bima tetap serius, walaupun kalah selisih 2 poin tetap saja membuat Alana tidak kecewa karena ini hanya latihan saja, karena pertandingan sesungguhnya Bima tidak pernah kalah.

"Sudah jam 5 aku harus pulang sekarang," ucap Alana.

"Tidak bisa kawan, kau harus traktir kami dulu, dan mana oleh - oleh kami dari Jepang," kata Ayu sambil menengadahkan tangannya.

"Besok kawan baru aku bawa, dan baiklah ayo kemana mall atau kafe.?" Tanya Alana.

"Kafe saja, weekend baru kita ke mall." Jawab Nola.

"Itu benar, dan tunggu apa lagi ayo kita jalan sekarang," ucap Maura.

Mereka berempat dengan kompak berjalan pergi, Bima yang ingin memanggil Alana tidak jadi karena melihat Alana sudah pergi bersama keempat sahabatnya. Bima ingin mengucapkan terima kasih karena Alana, sudah semangat mendukungnya serta minta maaf juga karena kalah dalam latihan tanding kali ini, soalnya Bima tidak fokus setelah  berbicara dengan Kevin sebelum dia bersama anggotanya pergi untuk latihan.

Flashback 2 jam sebelumnya.

Bima sudah berada diruang ganti saat menutup lokernya, dia terkejut melihat Kevin sudah bersandar disampingnya lalu menatapnya dengan tajam.

"Kevin," lirih Bima.

"Menjauhlah dari Alana karena dia putri dari sahabat orang tuaku, apakah menghilangkan satu nyawa gadis tidak cukup buatmu, hingga kau mencari target lagi dimana Alana sangat mirip dengan Naysila, jadi kau mendekatinya," peringat Kevin.

Bima menggepalkan kedua tangannya lalu menatap Kevin, dan berkata.

"Aku tidak pernah melakukan semuanya, itu sudah menjadi takdir Nay," kata Bima.

Kevin seketika mengeluarkan aura hitamnya lalu meninju loker tepat disamping Bima, dan Bima membulatkan matanya karena jika berhasil mengenainya maka dia bisa masuk kedalam rumah sakit.

"Takdir Nay adalah kesialan karena ketemu denganmu, hingga kau membuat gadis yang paling berarti dalam hidupku pergi dengan cara tragis, dan jika kau berani melakukan hal yang sama pada Alana, kali ini kupastikan kau berada didalam penjara, menjauh dari Alana," ujar Kevin.

Bima tentu tidak mau karena dia menyukai Alana, dia menginginkan Alana untuk jadi kekasihnya.

"Aku menyukai Alana, dan kau tidak berhak melarangku mendekatinya, apalagi Alana selalu curhat padaku, jika kau sangat menyeramkan saat menatapnya Kevin, dan aku tahu kau sengaja melakukan ini karena kau menganggap Alana adalah Naysila kan, tapi ku katakan padamu Kevin jika aku tidak akan mundur," ujar Bima.

Only Two Years (Open Preorder)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang