Bab 15. Alana Galau.

26 10 22
                                    

Happy Reading Semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°°

"Aku merasa terluka oleh orang yang seharusnya mencintaiku," ucap Alana dalam hatinya.

Alana duduk tepat depan jendela balkon dia sudah sampai di apartemen sejak beberapa menit yang lalu, dan Alana menatap tangannya dimana perban putih telah membalutnya.

"Mengapa, kau membelanya Aa sampai tega melakukan tindakan Kdrt, jika memang kau mencintaiku, kau tidak akan melukaiku, luka pada tanganku tidaklah sakit, tapi luka dalam hatiku yang terasa sakit," ucap Alana dalam hatinya.

Tampilan tangan Alana.

Alana menatap perban pada pergelangan tangannya, bunyi ponsel pun terdengar Alana melihat jika bundanya menelpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana menatap perban pada pergelangan tangannya, bunyi ponsel pun terdengar Alana melihat jika bundanya menelpon.

"Bunda memanggil,"

Alana menghembuskan nafasnya secara perlahan, lalu menekan tombol hijau untuk menjawabnya.

"Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,"

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh",

"Farlan, baru saja menghubungi papa kamu, menjelaskan apa yang terjadi padamu hari ini,"

"Bunda, Aira baik - baik saja, katakan pada papa untuk jangan memperkeruh masalah yang ada, Aira hanya berusaha menyingkirkan pelakor dari rumah tangga kami,"

"Papamu paham nak, jika dalam rumah tangga ada saja ujian yang terjadi, jadi kamu jangan berpikir jika masalah ini akan membuat hubungan kekeluargaan kita merenggang, bahkan nak Kevin langsung menelpon papamu menjelaskan mengapa bisa sampai kamu terluka, dan bunda mendukungmu harusnya kau buat wajahnya hancur, terus bagaimana dengan uang yang selama ini dia pinjam,"

"Aira sudah ikhlaskan bunda, bahkan dia bukan sahabatku lagi, semuanya bermula dari kak Bima jika dia tidak menantang Aa, hal ini tidak akan pernah terjadi tetapi Aira juga bersyukur Allah memperlihatkan tabiat asli Maura padaku,"

"Maafkan bunda sama papa memaksamu dewasa sebelum waktunya nak,"

"Bunda sama papa jangan merasa bersalah, karena kalian telah memilihkan imam terbaik untukku, walaupun Aa selalu menyeramkan jika kesal, tapi bisa menjadi imam yang baik buatku, dan bunda bisa kutanyakan hal penting padamu,"

"Soal apa nak,"

"Apa alasan bunda sama papa, menerima Aa sebagai menantu, selain Aa putra sahabat bunda, dan papa,"

Only Two Years (Open Preorder)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang