Pukul 10.00 siang...
Kegiatan di sekolah decenity academya hanya di isi jam kosong lantaran para guru yang mengajar sedang ada panggilan dari kepala academy, alias sang grand master.
Di sekolah ini tidak ada sistem kakak kelas dan adik kelas, hanya terdapat senior yang sudah lulus lalu bekerja sebagai bagian dari organisasi di dalam sekolah tersebut.
Kini ketujuh pangeran san'dluna dan kelima pangeran dari legterna berada di satu kelas yang sama, entah apa yang ada di pikiran sang grand master sampai menjadikan mereka teman satu kelas, tapi begitulah kenyataannya. Di dalam satu kelas hanya terisi 12 pangeran dan 5 putri kerajaan dari kerajaan Lunarcine.
Karena saat ini mereka jam kosong, maka jam kosong itu mereka gunakan untuk mengobrol dan memakan makanan serta minuman yang mereka bawa dari kerajaan nya, di luar sana ada pembimbing dan anggota OSIS akademi yang sibuk berkeliling, mengecek serta mencegah murid yang berniat membolos.
Jadi... Tak ada satu pun dari mereka yang kini berani keluar kelas, selain izin ke kamar mandi atau keperluan di ruang guru.
"Rui, Jangan minum itu! Itu bersoda!!" Sarkas Eugene sang kakak tertua langsung merampas minuman aneh yang Rui hendak minum, entah dari mana anak itu mendapatkannya, tapi yang jelas itu tak boleh ia konsumsi.
"Ahh~ ayolah kak, aku penasaran!" Ujar nya lesu, anak itu punya kepribadian yang cukup keras kepala dan suka bertindak gegabah tanpa memikirkan kondisinya yang kini sedang tidak enak badan.
Eugene jelas menggeleng lalu menghancurkan minuman itu dengan sihir es nya, ia menatap Rui tajam bak pisau, Rui di buat bergidik ngeri, dan pada akhirnya, adik tengah nya itu hanya membuang nafas panjang dan berakhir menurut saja, walau sebenarnya ada rasa kesal dan dongkol yang tersirat dalam hati Rui.
"Kau bisa bertambah sakit!"
"Ya~ ya~ ya~terserah kakak deh..."
"Dasar lemah..." Gumam seorang pria berahang tegas yang kini sibuk bermain-main dengan sihir darah api nya. Hal itu sontak langsung dihadiahi sebuah tatapan permusuhan dari Eugene yang tak terima. Rui memang lemah, namun Eugene tak suka ada yang menghina adik nya seperti itu.
"Jaga mulut mu itu, pangeran Jay!" Jawab Eugene dengan nada penuh penekanan. Jay saat itu hanya bisa berdecak dengan senyuman miring, ia menatap Eugene datar, "kenyataan." Jawab nya enteng.
Eugene di buat geram, tangan nya mengepal keras dengan urat-urat yang mulai menjalar di leher serta rahang nya juga ikut mengeras, tatapan nya tajam mematikan dan nafas nya menggebu-gebu, ia hendak saja menonjok kepala Jay, namun aksinya terhenti dengan penggalan tangan Rui.
"KAK! Tenanglah! Jangan membuat keributan!" Sela Rui.
Sho yang duduk di barisan belakang menatap Eugene sang kakak tertua dengan pandangan datar, Eugene langsung kicep, jika sho sudah menatap nya tanpa ekspresi sama sekali, jujur Eugene di buat ketar-ketir sendiri, mengingat kalau sho adalah ketua di dalam organisasi TROW dan putra yang paling di percaya oleh ayah mereka.
Baik ayah maupun sho, mereka berdua melarang keras para pangeran legterna membuat masalah di sekolah.
"Selamat kau!" Sarkas Eugene lalu kembali duduk di meja nya, Jay saat itu hanya terkekeh ringan dengan wajah datar.
Eugene menggerutu tak jelas, sudahlah sedang sakit gigi, di tambah lagi dengan kelakuan para pangeran san'dluna. Ini benar-benar menguji kesabaran nya.
Rui menghembuskan nafas lega, untung tak terjadi apa-apa. Ia sangat takut jika kakak nya itu hilang akal di sekolah lalu berakhir menghajar para pangeran san'dluna habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SUDAH TERBIT]
Fantasy[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan