Hallow semua!!
Kembali lagi dengan saya, ESciut!!Sebelumnya aku mau meminta maaf, di bab kali ini ada ucapan yang kurang sopan! Jadi bijak-bijak dalam menilai yah 😔
Happy reading all 🤍
***
Sudah lebih dari 3 bulan berlalu, memang tak ada apa-apa, tak ada kejadian menyakitkan yang datang pada mereka, namun Rui masih merasakan keanehan itu.
Sang ibu Lerrie lebih tegas dan pendiam dari biasanya, kedua kakak dan kedua adiknya lebih sibuk dari biasanya, Dyler jarang berkomunikasi dengan Rui atau mungkin keempat anaknya yang lain, keadaan para pelayan di legterna berubah menjadi datar ditambah lagi, ditambah lagi akhir-akhir ini Rui sering mendengarkan cibiran kurang mengenakkan dari orang lain.
"Lihat itu, aib kerajaan!" ledek seorang siswi cantik berambut blonde indah, berbisik pada temannya yang tak kalah cantik.
"Memang, aku heran kenapa dia selalu dilindungi oleh kakak dan adiknya,"
"Ck, ada apa ini?" gumam Rui merasa gelisah, kakinya berjalan cepat hingga tubuhnya menabrak seorang remaja berkulit seputih salju ketika berjalan di sebuah belokan lorong academy, Rui mengelus batang hidungnya yang terasa sakit akibat terkena perhiasan besi yang tertempel pada baju remaja itu.
"Ah maaf pangeran Samuel, aku tidak sengaja menabrakmu," ujar Rui menunduk sambil sesekali mengelus tengkuknya yang tak gatal.
Samuel kala itu hanya diam, dingin dan santai seperti biasanya, dagunya terangkat kembali lalu berjalan ke depan menabrak bahu Rui, membuat pangeran berambut agak panjang itu reflek menoleh kearahnya.
"Dan jangan lupakan kalau dia juga aneh," gerutu Rui lalu melangkah kembali berjalan-jalan di area sekolah tersebut, sendiri.
.
.
.Csssttt...!
AHHHKKK!!!
Gadis berambut blonde itu kini merintih kesakitan memegangi lehernya yang terdapat luka bakar karena sihir api.
Sementara temannya hanya terduduk dengan darah di area pergelangan tangannya, saat remaja itu menatap ke arahnya, temannya lantas menunduk, bersimpuh seperti seorang pecundang, "a-aku mohon lepaskan aku! A-aku berjanji tak akan mengganggunya lagi! Kalau aku tau dia itu temanmu, a-aku tak akan berani menggangunya-" belum sempat menyudahi perkataannya, gadis cantik berambut hitam panjang itu berjengit kaget akan teriakan lelaki itu.
"DIA BUKAN TEMANKU! JAGA MULUT MU!"
Gadis tadi masih menunduk, air matanya kini mulai menetes berjatuhan membahasi lantai bersih di sebuah gudang sekolah.
"Kau membuat mood ku hancur,"
"A-aku benar-benar minta maaf, pangeran-"
"Kau mau ku p*rkosa? Atau mau ku bunuh?" bisik lelaki itu dengan nada tajam, tepat di kuping gadis yang tengah terduduk itu.
Degh...
Jantung nya berdegup kencang, pilihan yang begitu mematikan, jikalau dirinya di p*rkosa maka sudah jelas kalau orang-orang di kerajaannya akan membenci juga mengusirnya, tapi jikalau tidak maka maut akan segera menjemputnya.
Gadis itu meneguk liurnya susah payah, keringatnya bercucuran tanpa henti, "kumohon jangan bunuh aku..." mohon gadis itu menangis tersedu-sedu.
Lelaki itu lantas menyeringai tajam, meremas bahu gadis bodoh yang masih sujud dengan Isak tangis yang tak kunjung berhenti, sementara yang berambut blonde? Dia tak sadarkan diri akibat luka bakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SUDAH TERBIT]
Fantasía[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan