Halow all!!
Kembali lagi dengan kuh!!Mau berbagi Instagram ku, hehe
👉 queen_esciut 👈
🤍 Happy reading all 🤍***
Di siang hari, rintikan hujan turun membahasi bumi, saat itu Dyler termangu menatap makam sang istri di hadapannya, di atas makannya terdapat foto Lerrie yang tengah tersenyum lembut dibingkai dengan bahan emas juga rangkaian bunga yang bertaburan.
Semua prajurit yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan itu, menjatuhkan pedang mereka, lalu bersimpuh, memberi penghormatan terakhir untuk kepergian sang ratu, tetesan air mata terus berjatuhan bercampur dengan air hujan.
Kelima putranya masih saling menguatkan satu sama lain, teruntuk Rui, tubuhnya terasa kaku, sedari pagi dirinya menangis tanpa henti, harapan yang ia ucapkan malah membawa petaka mengerikan, Rui hanya berharap semua sandiwara di atas teater pertunjukan ini segera berakhir, tapi bukan seperti ini caranya, Rui benci! Hal menjijikkan dan menyakitkan terus datang di hidupnya.
Di saat Dyler terduduk, mengelus baru nisan milik sang istri, suara derap langkah kasar karena beceknya jalanan tanah itu mengalihkan pandangannya, menatap sepasang suami istri berjubah hitam datang, bersama ketujuh putranya yang berjalan di belakangnya.
"Aku dengar istrimu, meninggal dunia," ujar Harvey tersenyum miring.
"Lantas? Kau datang kemari ingin mengejekku?" tanya Dyler dengan tatapan bengis.
Petir terdengar kencang, jangan sampai Dyler dan Harvey hilang akal dan kendali di waktu yang tak tepat seperti ini, hujan yang sebelumnya hanya berupa rintikan kini berubah menjadi hujan deras, para rakyat daro kawasan legterna langsung pergi mencari tempat berteduh terdekat, mereka juga takut dengan petir.
"Kau yang sudah membunuh istriku, kan? Harvey!! MENGAKU KAU!!" sarkas Dyler berdiri, mata elangnya menatap musuhan kearah Harvey yang kini tertawa puas.
"Chk! Haha! Kau pikir aku ini apa? Kurang kerjaan sekali aku membunuh istrimu!" balas Harvey dengan senyuman miring.
"Aku sudah datang-datang dari jauh, untuk mengucapkan duka, tapi kedatangan ku tak di sambut dengan baik... ahh mengecewakan sekali! Tuan rumah ini benar-benar tak tau diri!!" sinis Harvey.
"Aku tidak butuh kedatangan mu!"
Harvey lagi-lagi tergelak, mendekat kearah Dyler lalu di pegangnya pundak kanan itu, mendekatkan mulutnya di kuping Dyler, "si Berta itu cantik sekali, dia bahkan multitalenta, kenapa kau tak dekati saja?" Dyler memperhatikan bertapa lembutnya Berta mengelus satu persatu pundak anaknya, senyumannya manis dan tulus,
"Wajah mu cukup tampan Dyler, kau cukup menggodanya saja, dengan begitu Berta dapat menggantikan posisi Lerrie sebagai ratu legterna!" hasut Harvey membuat Dyler naik pitam, di dorongnya tubuh tegap itu hingga mundur beberapa langkah.
Sorot matanya berapi-api, "lebih baik kau pergi dari sini!" usir Dyler menggebu-gebu, matanya memerah karena tak berhenti menangis ditambah dingin karena di guyur hujan lebat, tubuhnya menggigil karena tidak memakai jubah atau jas hujan sama sekali.
Harvey kembali tertawa puas, merangkul pinggang sang istri tepat di hadapan Dyler yang sudah mulai kehabisan kesabaran, saat tangan Dyler sudah dipenuhi oleh cahaya biru es, alias sihir es, hendak melayangkan pukulan sihir, Harvey, Bianca beserta ketujuh putranya pergi menjadi siluet api, Dyler kembali tersungkur bersimpuh di atas genangan tanah yang sudah menjadi lumpur karena guyuran hujan, "Menjengkelkan!!" gerutunya tertawa getir.
Dyler mendongak, menatap ke atas, membiarkan guyuran deras itu membahasi kembali wajahnya yang sudah sangat sembab dengan bibir membiru, "kenapa kau yang harus pergi? Kenapa?" gumam dyler.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SUDAH TERBIT]
Fantasy[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan