Bab 2

200 21 0
                                    

Pagi menjelang, Axel sedang menunggu seseorang yang spesial untuknya, siapa lagi kalau bukan korban bullyan nya

Keysera Aurora, yang sering dipanggil keyasa

"Hey cupu, sini Lo!" Teriak Axel pada gadis berkuncir dua yang akan masuk ke gerbang sekolah

"Iya kak shua?" Tanya gadis itu, dia adalah keyasa

"Berani Lo panggil gue shua?!"

Dengan tidak berperasaan pemuda itu menarik rambut gadis itu dengan kasar, sebuah tangan menghentikannya, dengan kasar dia menarik tangan yang sedang melakukan aksi keji tersebut

"Shua! Lo keterlaluan tau gak! Dia cewe."  Nevan memegang tangan tersebut

"Ga peduli"

.
.
.

Axel terbangun, jam masih menunjukkan pukul 03.57 dan masih terlalu pagi untuknya agar bangun, dengan tekat yang kuat dia meraih sebuah cutter dan mengarahkannya ke tangannya

"Lo mau mati ?"

Sebuah suara muncul dari kepalanya, Axel seketika terdiam, dia menoleh ke segala penjuru dan menemukan hanya dia yang ada di sana, lalu darimana suara itu berasal

"Lo bingung ya? Tidur aja, besok Lo harus ke rumah ayah Lo."

Axel memilih menuruti perintah suara yang tiba tiba muncul di pikirannya, dia meletakkan cutter tersebut, seketika dia tersadar, kenapa dia mengambil cutter untuk apa?

Pagi harinya, sesuai kesepakatan, Axel sudah berkemas untuk tinggal selama sebulan bersama AYAH nya, barang barang yang dia butuhkan sudah berada di dalam tas nya, dibantu Rina.

"Bund, shua pergi dulu, jaga kesehatan bunda." Pemuda itu melambaikan tangannya dan naik ke motornya melaju ke jalanan raya

Setelah 1 jam memakai motornya, dia sudah sampai di pelarangan rumah em sepertinya mansion karena ukurannya yang sangat besar, bahkan lebih besar dari yang dia tinggali dengan sang bunda

"Aden Axel? Akhirnya Aden datang, kang Dharna udah nungguin Aden dari tadi, Monggo masuk aja den, ditunggu sama tuan Alexander." Ucap satpam sembari membuka pagar mansion tersebut

Axel mengangguk, dia memajukan motornya menuju parkiran dan memarkirkan motornya, pemuda itu lalu berjalan ke arah sebuah pintu dan membukanya, terlihat sepi karena hari ini hari Minggu

"Berlibur mungkin." Batin Axel

Axel naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada, membuka kamar nya, lalu merapikan barang barangnya, dan soal perban, dia sudah tidak memakainya karena rasanya aneh menurutnya, sebenarnya luka itu sudah lama, sekitar satu bulan yang lalu tetapi terus terbuka karena kecerobohan Axel

Membuka ponsel yang tidak pernah dia buka selama beberapa hari, Ratusan eh tidak, ribuan chat masuk, entah dari penggemarnya yang entah dari mana mendapat nomor nya, atau pun chat dari teman temannya dan group WhatsApp sekolahnya

Lanjut menjelajah ke social media yang lain, dia memutuskan membuka Instagram, kaget? Tentu saja, followers nya mencapai 5 juta orang, dan hanya beberapa foto saja, misalnya foto dirinya yang sedang bersama seorang wanita, tunggu... Wanita?!

"Loh ini sapa anjir? Perasaan Axel gapernah Deket sama cewe manapun!" Pekik nya

Axel mencoba mengingat siapa wanita itu dan dia ingat, itu adalah wanita yang cukup spesial yang pernah berada di hati Axel, sayangnya mereka dipisahkan oleh kematian

Memutuskan untuk tidak ambil pusing, Axel merebahkan tubuhnya ke kasur empuk itu, lama kelamaan menjadi terlelap sampai tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke kamarnya dan mengusap rambutnya

"Maafin ayah ya, Axel."

Malam harinya, Axel terbangun, tubuhnya lengket karena berkeringat saat tidur, memutuskan untuk mandi, lalu keluar dari kamarnya mencari makanan

Di ruang tamu, keluarga besar Xavier sedang berkumpul, Alexander, beserta istri dan anak anaknya, ribet, kenapa dapur harus bersebelahan dengan ruang tamu, Axel malas melihat wajah mereka

"Axel, sudah bangun nak?" Tanya wanita paruh baya yang berumur 40an tahun

Axel tidak menghiraukan pertanyaan itu dan hanya terus berjalan, sampai di dapur dan menyuruh koki untuk memasak makanan untuknya

"Apa aja bi, asal gaada seafood ." Koki itu mengangguk mendengar permintaan tuan mudanya

Axel alergi terhadap seafood, pernah Axel makan seafood pas di kantin sekolah berakhir di larikan ke rumah sakit karna muntah darah dan Rina menjadi over protective padanya

"Lo kalau ditanya sama mama jawab dong, ga baik ngacangin orang tua." Entitas tidak dikenal tiba tiba saja duduk di samping Axel

Allandra, biasa di panggil Andra, anak tertua dari Alexander dari istri pertama nya, jadi sebenarnya Alexander pernah menikah lalu menikah lagi dengan Rina, dan yang sekarang istri ke tiga Alexander

Axel hanya diam menikmati makanan di depannya, Andra  mulai jengah dan mulai pergi, Andra ingin mengelus kepala Axel tetapi ditepis dengan kasar sama axel.

Keesokan paginya, Axel pergi ke sekolah, dengan motor sport nya dia membelah jalanan yang masih sepi karena masih terlalu pagi, tujuan sebenarnya Axel bukanlah sekolah melainkan pemakaman seseorang

Sesampainya di pemakaman, Axel berjongkok di salah satu nisan bertuliskan Carrie Dvonca, mengelus batu nisan itu, dan mulai adu nasib

"Onca, Lo tau ga, semenjak Lo pergi, gue udah kehilangan arah."

"Gue benci kalau orang orang liatin gue pake tatapan iba."

"Meski gue bukan Axel yang asli, gue tetep Axel kan sekarang."

Setelah puas curhat, Axel memutuskan untuk melajukan motornya, bukan ke sekolah, melainkan ke sebuah cafe yang terletak tak jauh dari sana, cave bertuliskan CV-land

Cafe ini adalah cafe yang sering didatangi Axel akhir akhir ini sebelum kejadian dia putus asa dan berakhir melompat dari balkon kamarnya sehingga jiwa nya digantikan oleh Erga

Pandangan nya terarah pada gadis berkuncir dua yang sedang berjalan bersama seorang pria, tunggu sepertinya

"Keyasa?" Tanya Axel, tunggu, sepertinya ada yang aneh, pria itu, tunggu

"Bukannya itu bapaknya Nevan?"

End____

Egra Or Axel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang