Bab 3

190 16 0
                                    

Keyasa mempersilahkan ayah Nevan untuk duduk, axel memperhatikan gerak gerik mereka berdua, dan tidak ada yang aneh, Ayah Nevan memberikan sesuatu yang terbungkus dengan rapi

"Apa itu?" Batin Axel

"Lo bakalan tau sendiri nanti."

Lagi lagi sebuah suara datang dari kepala axel, bingung? Ya jelas, Axel aja gakenal siapa pemilik suaranya eh tiba tiba aja muncul suaranya

Keyasa dan ayah Nevan pergi dari cafe tersebut, Axel juga ikut pergi, sekarang tujuan nya mungkin pergi ke basecamp?

Jangan salah, Axel merupakan ketua geng motor ternama, diberi nama Lychan, geng motor yang bergerak di balik bayangan dan sebagai pelindung dari salah satu perusahaan besar di negara ini, singkatnya mereka adalah bayangan

Basecamp mereka terletak di tengah hutan, kini Axel sudah berada di gerbang basecamp, di dalam hutan tersebut terdapat bangunan mewah yang menjulang tinggi di antara pohon pohon besar

Axel memarkirkan motornya, lalu masuk ke dalam bangunan itu, disambut beberapa orang yang masih tertidur di beberapa tempat terutama sofa dan lantai, gaya tidur mereka sangat berantakan kecuali seorang pemuda dengan rambut pirang yang tertidur anggun di sebuah kasur singel dengan selimut

"Yu, bangun." Axel menepuk pelan pipi pemuda pirang yang sedang tertidur itu

Pemuda itu menggeliak pelan, mengerjapkan matanya, lalu perlahan lahan membuka matanya, mata hitam legam terlihat, Yuan antariksa, wakil ketua dari Lychan

Yuan berusia 1 tahun di bawah Axel, keturunan setengah asing setengah Indonesia tepatnya chindo, tapi ga sipit kok, dia memiliki sifat tenang dan tidak mudah terbawa emosi, Yuan tidak pernah menunjukkan ekspresi marah

"mmmmm, kenapa?" Pemuda itu bertanya dengan mata masih setengah tertutup

"Bangun dulu, ada kerjaan." Yuan mengangguk, Axel lalu pergi ke lantai atas

Yuan mencuci muka dan pergi menyusul Axel ke lantai atas, pemuda itu pergi ke salah satu pintu bercat merah tua dan membuka, terlihat Axel yang sudah duduk di depan komputer yang menampilkan informasi

"Perusahaan mau kita bunuh nih cewe, dia keturunan ariesandy yang masih hidup sampai sekarang." Axel mengetik sesuatu lalu muncul sebuah foto gadis dengan pakaian rumahannya

Yuan mangut mangut, sepertinya dia pernah melihat gadis ini di salah satu tempat, tapi namanya manusia pasti bakalan lupa, hanya satu yang dia ingat, gadis itu mengenakan setelan jas

"Tunggu, bukannya dia cewe waktu itu?" Batin Yuan

Skip

Malam harinya, Axel pulang ke rumah ayahnya, dengan langkah lesu dia melangkah masuk ke pintu masuk mansion

Plakkk

Baru satu langkah dari pintu masuk pipinya sudah mendapat hadiah dari wanita paru baya, Axel tau wanita ini, dia mertua Alexander yang tidak menyukainya dari awal

"Anak sialan! Sudah pulang kamu? Pantas saja Alexander memilih menceraikan ibumu, sama seperti ibumu kau seorang jalang!" Wanita itu membentak Axel

"Tunggu, gue kan cowo." Batin Axel

Mendengar kegaduhan di pintu utama, keluarga xavier yang sedang makan malam segera pergi ke pintu utama untuk melihat siapa pembuat onar yang mengacau di kediaman mereka

"Apa yang ibu lakukan pada putraku?!" Alexander segera mengecek pipi remaja di depannya ini

"Hanya memberinya sedikit pelajaran agar tidak bersikap seenaknya." Wanita itu pergi naik ke lantai atas

Alexander menggeram, dia kembali mengecek pipi Axel yang sudah memerah dan bibirnya sedikit sobek, Alexander ingin memegang tangan pemuda tapi ditepis dengan cepat, Axel pergi dari sana tanpa sepakata pun menuju kamarnya

"Kapan kamu Nerima papa, shua."

Axel membuka dan menutup pintu kamarnya dengan sedikit bantingan, menatap pipinya di cermin yang masih memerah, matanya menajam tanpa sebab

"Dasar nenek tua, beraninya merusak wajahku."

Pagi harinya, seluruh penghuni keluarga Xavier sudah berada di meja makan, tanpa terkecuali, Axel pun berada di sana, entah apa yang merasuki dirimu nak

Mereka makan dengan lahap, tetapi ada yang berbeda hari ini, tidak ada keributan, tetapi masih ada tatapan sinis dari wanita yang tadi malam menampar Axel, Menyadari tatapan sinis itu, Axel tersenyum manis membalas wanita itu

"Saya berangkat." Ujar Axel

Alexander tertegun, baru kali ini Axel mengucapkan kata kata itu, meskipun terdengar dingin tetapi cukup membuat Alexander terenyuh hatinya

Axel dengan senyum nya berangkat ke sekolah, tidak menggunakan motor tetapi mobil, kali ini dia menyambar mobil Alexander yang paling mahal, ga kaleng kaleng

"Tumben bawa mobil Lo?" Tanya Nevan

Nevan memang cepat datang ke sekolah karena status nya sebagai anak OSIS oh tidak, bahkan ketua OSIS sih, Nevan harus cepat datang sebagai contoh baik!

"Gatau." Axel hanya cuek sembari turun dari mobil dan memakai earphone nya

"Tungguin babi!"

Mereka berjalan beriringan menuju kelas masing masing, tapi kelas Axel berada di lantai 2 sedangkan kelas Nevan ada di lantai 3 membuat mereka harus berpisah di tengah jalan

Mereka belajar dengan khidmat, hingga jam istirahat tiba, kembali pada Axel yang berjalan bersama Nevan ke kantin, jangan salah Nevan memang sering jemput Axel buat ke kantin soalnya kalau ga di jemput dia bakalan tidur aja di kelas sampai jam istirahat abis

"Duduk sana aja, mojok, kosong kok itu." Axel mengangguk

Mereka duduk, Nevan lalu pergi memesan sedangkan Axel duduk sembari memainkan ponselnya

Byurr

Suasana basah dan panas terasa di punggung Axel, dengan gerakan pelan dia mengenggam ponselnya erat dan-

Bugh

Dengan satu tangannya Axel melemparkan ponselnya tepat pada wajah orang itu, Ponsel itu pecah saat mengenai wajah orang itu, tunggu, rambut panjang

"Oh cewe, pantes pick me."

"Hiks, maaf kak, ga sengaja." Gadis itu mulai
menangis

Plak

"Itu juga gue ga sengaja." Axel menampar gadis itu sampai berlutut

Semua orang menyaksikan itu menjadi ngeri ngeri sedep, satu tamparan aja bisa buat roboh apalagi digebuk anjir, bisa bisa rontok sama giginya sekalian

"Apa yang Lo lakuin?" Tanya pemuda yang tiba tiba datang entah darimana

"Buta, pantes aja."

"Axel!" Pemuda itu berucap penuh penekanan

"Axel? Hahahaha siapa itu? Gue Yesa lho, masa lupa, orang yang pernah buat Lo sekarat padahal." Axel tertawa sembari menutup mulutnya

Yesa, alter ego dari Axel, seseorang yang selama ini menjaga Axel hingga tidak bunuh diri btw kejadian balkon itu ga di itung pas itu Yesa lagi males, Yesa ini baik orangnya kok

"Gio, Gio Fernanda Axandar , keponakan dari Alexander Lemos Xavier, kalau gasalah Lo punya adek baru ya? Keysera, kapan kapan gue berkunjung ke kediaman Axandar ya sekalian ketemu sepupu baru."

Yesa tersenyum lalu melambaikan tangannya pada pemuda yang dipanggil gio itu, Axel yang sedang berada di dalam kendali Yesa itu pergi dari kantin tersebut dengan baju yang masih basah

"Saatnya bersenang senang."

( Rabu, 11 September 2024 )

Egra Or Axel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang