Episode 13. Eksekusi mati...

187 14 14
                                    

Enjoy

*




"




*

Kini terlihat Sasuke yang sedang mengerjakan tugas-tugas istana yang menunduk bak seperti sebuah gunung, tapi bukannya kesal dengan pekerjaan yang tak ada habisnya itu, dia malah terlihat tersenyum-senyum sendiri, dengan suasana hatinya yang merasa puas, dan juga sangat bahagia.
Itu terjadi karena ia bisa menuntaskan hasrat biologisnya dengan sang mate-nya.

Ya, walaupun diakhiri dengan pukulan dan tendangan yang bertubi-tubi oleh si pemuda pirang terhadap dirinya, karena dirinya ternyata bermain terlalu kasar selama seminggu penuh, gak seperti yang ke dua.
Dan lagi-lagi, si pirang langsung meninggalkan kamarnya tanpa mengatakan apa-apa, setelah dirinya meminum beberapa botol ramuan sihir untuk memulihkan tenaganya dan juga ramuan penyembuh, untuk mengurangi rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Namun tiba-tiba...

"Yang mulia."_panggil seorang pelayan tiba-tiba, bersamaan dengan bunyi ketukan pintu dari luar ruangan kerjanya.

"Masuk."_perintah sasuke kepada pelayan tersebut.
Dia pun langsung mencelupkan ujung kuas yang dipegangnya tadi ke dalam bak tinta kecil yang ada di atas mejanya, sebelum melanjutkan tulisannya pada dokumen penting yang sedang ia kerjakan.

Pintu masuk ruangan itu pun terbuka, mempersilahkan seorang pelayan untuk masuk kedalam.
Sang pelayan itu pun langsung menunduk hormat pada sang putra mahkota di depannya, sebelum berkata lagi.
"Yang Mulia Raja menginginkan kehadiran anda.
Eksekusi akan segera dimulai."_ucapnya langsung ke intinya, dengan nada berhati-hati.

"Eksekusi...?
-
Ah. Soal itu, ya..."_gumam sasuke dengan sangat pelan, sambil mengangguk pelan pula.

"Saya mengerti, saya akan segera kesana.
Pergilah..."_balas sasuke yang menyuruh si pelayan tersebut untuk segera pergi, dan meninggalkan ruangan kerjanya.

Setelah sosok si pelayan tersebut sudah tak keluar dan tak terlihat lagi, dia pun langsung menghentikan garapannya, dan meletakkan kuas dan tinta miliknya ke tempat semula, untuk menyimpannya dengan aman agar tak mengotori dokumen penting kerajaan yang sedang ia garap tadi.

Dia pun langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandinya, untuk mencuci kedua tangannya.
Setelah sampai pada wastafel yang ada didalam kamar mandinya, dia pun langsung membuka keran, dan mencuci kedua tangannya dengan perlahan.
Dia mematikan keran air tersebut, setelah merasa tangannya sudah cukup bersih, dan mengusapnya pada handuk yang tergantung di sampingnya.
Kepalanya pun mendongak untuk melihat pantulan wajahnya dari balik cermin wastafel.
Mata beriris kan onix miliknya itu pun bertemu dengan onix lainnya, dengan menatap satu sama lain dengan tatapan sangat tajam.

Tanpa membuang waktu, Sasuke pun langsung berbalik badan, dan bergegas pulang menuju lapangan utama, tempat berlangsungnya eksekusi yang akan diadakan itu.
Perjalanan ke sana tidaklah memakan waktu yang panjang.
Setelah sampai ditempat tujuan, para
Penjaga pintu pun langsung menundukkan kepala mereka dengan sangat hormat, dan langsung membukakan pintu gerbang untuk sang Putra Mahkota, saat mereka melihatnya mendekat.
Sasuke hanya melewati pintu gerbang itu tanpa mengatakan apapun, dan tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari pandangan lurus ke depannya.

Sorak sorai yang bergemuruh dengan sangat kerasnya langsung terdengar dari gendang telinganya, begitu ia masuk kedalam lapangan luas yang menjadi tempat eksekusi, dan ia pun langsung naik ke atas sebuah panggung besar yang letaknya paling ujung didalam lapangan tersebut, dimana terdapat sebuah kursi singgasananya yang diletakkan di samping sang Baginda Raja.
Sasuke pun langsung memberi hormat kepada sosok sang raja Madara, sebelum ia duduk di kursinya sendiri.

ALPHA X ALPHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang