Bab 1.

169 11 0
                                    

Happy Reading..
Typo bertebaran..

.

.

.

.

"Hoam... Ngantuk bet gue. " Ucap seorang pemuda sambil meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku.

"Udah gue bilang apa sama lo vin, jan terlalu banyak lembur, nanti sakit nyusahin gue aja. " Ujar seorang pemuda menggelengkan kepala nya.

"Idih! Siapa nyusahin lo njir, we bisa sendiri kali udah besar gini harus nyusahin elo gitu! Sorry-sorry yee, gue gak mau di urus sama siluman kek lo. " Ucap vino pedas.

"Serah lo deh vin, cape gue ngeladenin lo yang kewarasannya udah menipis kek tisu. " Ucap pemuda itu memutar bola mata nya malas.

"Gak ngaca nih orang padahal aslinya lebih gila dari gue. " Cibir vino menyindir pemuda di samping nya yang hanya berjarak tiga kursi tempat para pekerja.

𝘽𝙧𝙖𝙖𝙠𝙠𝙠𝙠...

"Lebih baik sekarang lo tidur sebelum gue panggilin ulat bulu untuk nempelin lo. " Ucap pemuda itu menggebrak meja kerja nya dan menutup komputer milik vino sebelum menyeret vino menuju keluar.

"Woy!! Gue belum simpen file nya. " Berontak vino dari cengkraman sahabat lucknut nya yang bernama davindra atau sering di panggil davi.

"Nanti gue simpen, sekarang lo ikut gue aja ke kontrakan biar badan lo itu gak lemah gara-gara sering begadang tiap malam. " Ucap davi tetap kekeh membawa sang sahabat menuju kontrakan yang tak jauh dari tempat mereka berada.

"Ck. Gak hanya cerewet, ternyata lo tukang maksa ternyata. " Decak vino mencebik kesal.

"Demi kesehatan lo gue jadi begini njir, lo lupa kalo gue doang yang menjadi keluarga. Ingat men, kita ini udah yatim-piatu dari orok. " Perjelas davi membuat vino yang lagi-lagi mendengar ceramah davi bak ibu-ibu jadi malas sendiri meladeni.

"Reff mulu perasaan perkataan lo dav, gak bosen apa ngomong itu mulu. " Ujar vino kesal.

"Biar lo inget makanya gue reff mulu, btw reff itu lirik lagu tengah ya kalo lo gak lupa. " Sinis davi.

"Gue tau njir, gak usah lo ingatin lagi juga kali, kek gue pikun aja. " Balas vino tak kalah sinis nya.

Kedua orang itu terus menerus adu mulut sampai masuk rumah pun masih adu mulut kayak kucing dan anjing.

"Udah sana! Lo masuk gih, nanti urusan kerjaan lo gue beresin. " Suruh davi mendorong tubuh vino ke dalam kamar milik pria itu.

"Iiisshhh iya. " Pasrah vino.

𝘽𝙧𝙖𝙖𝙠𝙠..

"Astaga." Kaget vino mengelus dada nya saat mendengar suara pintu kamarnya di tutup dengan keras terlebih di kunci pula.

"Huufff. Nasib punya sahabat posesif ya gini nih. " Decak vino merebahkan tubuh nya ke atas ranjang.

.

.

.

........

"Ssshhh... Hoam, tidur nyenyak banget gue hari ini, tapi Nape nih kasur keras bet ya. " Ucap seorang anak kecil berusia tujuh tahun sambil mengerjab kan mata nya beberapa kali.

"Bentar!! Kok suara gue jadi cempreng begini!! Mana suara membahana milik gue!. " Ucap anak kecil itu kaget sebelum meraba tubuh nya.

"Buset!! Ini napa badan gue kecil cok!! "

"Ini!! Gak mungkin!! Gue pasti mimpi, gue yakin nih!. "

"Tap tapi ini beneran njir, astaga dewa Neptunus ini kenapa nasib gue jadi begini!. "

......

Jan lupa vote and komen..

END

Nobody ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang